Senin, 29 September 2025

Soal Merger dengan Pelita Air, Bos Garuda Indonesia: Masih Penjajakan Awal

Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy, sehingga membuka peluang merger.

HO
MERGER GARUDA PELITA - Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani. Pelita Air dan Garuda Indonesia akan digabung menjadi satu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Wamildan Tsani buka suara mengenai rencana merger dengan Pelita Air.

Dalam surat resmi bernomor GARUDA/JKTDZ/20738/2025 yang dikirimkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Wamildan mengatakan saat ini Perseroan sedang berfokus pada penyehatan kinerja.

Penyehatan kinerja dilakukan melalui perbaikan ekuitas, optimalisasi aksi strategis seperti restorasi armada, pemulihan ekosistem usaha, serta peningkatan trafik penumpang.

Terkait dengan perkembangan proses merger, hingga saat ini ia menyebut masih dalam proses diskusi tahap awal bersama pihak-pihak terkait.

Baca juga: Erick Thohir Serahkan Urusan Merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia ke Danantara

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan di bawah satu kepemilikan.

"Sementara itu terkait dengan wacana konsolidasi BUMN sektor penerbangan hingga saat ini masih berada di tahap awal penjajakan," kata Wamildan dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (16/9/2025).

"Terkait hal tersebut, Perseroan masih terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait," sambungnya.

Wamildan belum bisa menyampaikan target waktu yang direncanakan dari proses merger ini.

Progres dari rencana merger ini akan ia sampaikan lebih lanjut apabila terdapat perkembangan signifikan.

"Dampak dari aksi korporasi ini akan Perseroan ketahui setelah dilakukannya kajian yang komprehensif mengenai hal tersebut, yang dapat dilakukan oleh Perseroan bersama pihak-pihak terkait lainnya di fase selanjutnya dari tahap penjajakan," ujar Wamildan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan anak usahanya di sektor penerbangan, Pelita Air, akan digabung dengan Garuda Indonesia.

Keputusan tersebut diambil karena Pertamina ingin lebih fokus pada bisnis inti mereka di bidang minyak dan gas serta energi terbarukan.

"Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy," katanya saat rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Pelita Air akan di-spin off dan digabung dengan perusahaan lainnya yang sejenis.

"Dengan demikian, untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ujar Simon.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan