ANTAM Pastikan Bekerja Sesuai Roadmap Dekarbonisasi Saat Jalankan Operasional Pertambangan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam menjalankan praktik operasional pertambangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) selalu berdasarkan roadmap atau peta jalan dekarbonisasi serta penguatan operasional berbasis prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG).

Baca juga: Pilot Project Dekarbonisasi Petrokimia Gresik dan Kemenperin Jadi Terobosan Baru Industri Hijau

"Perusahaan memastikan pelaksanaan kebijakan, prosedur, dan standar keberlanjutan di seluruh unit bisnis," ujar Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie dalam pernyataannya saat sosialisasi MediaMIND 2025 di Jakarta, Kamis(11/9/2025).

Diketahui dekarbonisasi adalah proses sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan emisi karbon dioksida (CO2) dan efek gas rumah kaca dari aktivitas manusia dengan tujuan utama memperlambat perubahan iklim global.

Proses ini dilakukan dengan beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi rendah karbon atau nol karbon, seperti energi terbarukan, serta mengimplementasikan strategi efisiensi energi dan teknologi penangkapan karbon. 

Sementara ESG (Environmental, Social, and Governance) adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk menilai seberapa berkelanjutan dan bertanggung jawab suatu perusahaan dalam operasinya, dengan fokus pada tiga pilar utama: Lingkungan (Environmental) terkait dampak terhadap alam, Sosial (Social) terkait hubungan perusahaan dengan karyawan dan masyarakat, serta Tata Kelola (Governance) terkait praktik manajemen dan etika perusahaan. 

Menurut Syarif peta jalan dekarbonisasi terbagi dalam tiga fase.  Yakni fase pertama pada tahun 2025-2026 yang berfokus pada implementasi awal, termasuk pemanfaatan energi terbarukan di Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Kolaka, Sulawesi Tenggara, rehabilitasi ekosistem sungai, reklamasi pascatambang, serta verifikasi inventarisasi efek gas rumah kaca (GRK).

Baca juga: Hari Pelanggan Nasional, Antam Perkuat Keamanan Konsumen

Kemudian, fase kedua pada tahun 2027-2028 ditujukan untuk perbaikan berkelanjutan. Sedangkan fase ketiga pada tahun 2029-2030 menargetkan pengurangan emisi cakupan 1 dan 2 sebesar 15,8 persen dari baseline 2023, serta peningkatan bauran energi terbarukan 10 persen.

Syarif menjelaskan pihaknya juga menargetkan tingkat keberhasilan rehabilitasi lahan di atas 75 persen dan peningkatan ESG rating. Seiring semuanya, kata Syarif, ANTAM menjalankan operasional berbasis kerangka kerja ESG di berbagai unit.

Di Kolaka, kata dia, perusahaan mengoptimalkan sistem pemanasan melalui program FIRE-UP yang mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Sementara di Kalimantan Barat, metode shaft diterapkan untuk efisiensi energi dan produktivitas tambang.

ANTAM tambah Syarif juga melibatkan masyarakat sekitar dalam reklamasi, seperti pemanfaatan limbah kopra menjadi coconet untuk rehabilitasi lahan serta limbah sawit menjadi pupuk.  Atas komitmen ini, ANTAM mempertahankan peringkat PROPER Emas, Hijau, dan Biru pada 2023-2024.

Sementara itu Sekretaris Perusahaan MIND ID Pria Utama menambahkan seluruh anggota holding MIND ID menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan berfokus pada pendidikan, UMK, dan lingkungan.

Program itu kata dia antara lain penyaluran beasiswa kepada 4.069 siswa, penanaman 42.000 mangrove, serta fasilitasi promosi bagi 300 UMK. "Prinsip keberlanjutan kami junjung dengan integritas penuh agar pengelolaan minerba memberi manfaat berkelanjutan," kata Utama.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 'Antam Siapkan Roadmap Dekarbonisasi dan Komitmen Perkuat ESG'