Menko AHY: Infrastruktur Berkelanjutan jadi Jangkar Transisi Energi di Indonesia
Menko AHY mengatakan pembangunan infrastruktur menjadi jangkar transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Penasihat Presiden Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan PYC International Energy Conference 2025 mengangkat tema yang merupakan keprihatinan bersama, yaitu menyelaraskan ketahanan energi, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan.
"Seminar ini penting karena berangkat dari keprihatinan yang sama mengenai isu lingkungan dan perubahan iklim. Kita percaya bahwa dengan bersinergi, semua yang kita targetkan dalam transisi energi dan ekonomi hijau dapat tercapai," ungkap Purnomo.
Baca juga: Penerapan Ekonomi Hijau di RI Perlu Didorong dengan Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Dia mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu penyumbang besar untuk mengurangi emisi karbon dunia lewat hutan yang sangat luas, namun di sisi lain juga diperhadapkan dengan produksi emisi karbon yang tinggi.
Pemerintah, kata Purnomo, mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), untuk meningkatkan penggunaan energi bersih, sekaligus mewujudkan ketahanan energi.
Purnomo yang juga pendiri PYC, menyampaikan bahwa pemerintah konsen mengembangkan berbagai sumber EBT, baik biofuel, energi surya, energi angin, hingga baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), dan masih banyak lagi.
"Kami yakin jika kita bersama-sama bersinergi, maka bukan hanya transisi energi yang dapat kita wujudkan, tetapi suatu saat Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki ketahanan energi, bahkan menjadi penyuplai energi bersih," tutur Purnomo.
Sementara itu Menaker Yassierli menyampaikan transisi energi dan ekonomi hijau membawa tantangan bagi ketenagakerjaan. Kemajuan teknologi mendorong penggunaan mesin yang ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi pekerja.
Kemenaker fokus menghadapi tantangan tersebut dengan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga kerja hijau, yang bisa berevolusi dengan perkembangan teknologi.
"Salah satu misi saya adalah transisi advokasi melalui training center dan workshop untuk menyiapkan tenaga kerja yang sadar dan ramah lingkungan. Kami juga fokus mendorong adaptasi green productivity, dimana industri dapat menghasilkan industri yang bisa menciptakan green job," ujar Yassierli.
Sementara itu, Ketua Umum Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Filda Citra Yusgiantoro PhD, dalam sambutannya menyampaikan Indonesia wajib menjaga keseimbangan tiga pilar utama, ketahanan energi, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Tiga pilar utama ini menjadi faktor penting dan kunci dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” kata Filda.
Terakhir dia menegaskan, melalui forum PYC International Energy Conference, pihaknya juga menyoroti tentang pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung ketiga pilar tersebut.
(Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.