Senin, 6 Oktober 2025

Menko AHY: Infrastruktur Berkelanjutan jadi Jangkar Transisi Energi di Indonesia 

Menko AHY mengatakan pembangunan infrastruktur menjadi jangkar transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia. 

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Endra Kurniawan
Tribunnews.com/Istimewa
INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat menyampaikan keynote speech, pada pembukaan PYC International Energy Conference 2025, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Sabtu (23/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan pembangunan infrastruktur menjadi jangkar transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia. 

Menurut AHY, program pemerintah untuk mewujudkan transisi energi dan ekonomi hijau tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

"Untuk mewujudkan transisi energi dan green economy, maka semua harus kita bangun dari sekarang, terutama dari sisi infrastruktur berkelanjutan," kata AHY saat menyampaikan keynote speech, pada pembukaan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) International Energy Conference 2025, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).

PYC adalah organisasi nirlaba independen yang didirikan oleh Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D. sebagai wujud nyata dedikasi dan kontribusi bagi bangsa Indonesia.

Melalui berbagai peran strategis yang beliau emban selama berada di pemerintahan, visi tentang pentingnya sumber daya alam, energi, keamanan nasional, dan pengembangan sosial sebagai pilar pembangunan bangsa semakin kokoh.

PYC didirikan 16 Juni 2016 dengan semangat menjawab tantangan masa kini dan masa depan untuk mewujudkan kemajuan yang berkelanjutan dan berdaya saing global bagi bangsa Indonesia.

Berbagai kegiatan dilakukan termasuk yang terbaru, konferensi yang mengusung tema "Towards Indonesia Emas 2025: Aligning Energy, Security Economic Growth, and Environmental Sustainability,” juga dihadiri kalangan birokrat, ahli, akademisi, bahkan perwakilan negara-negara sahabat. 

Baca juga: Akselerasi Ekonomi Hijau, Pasar Mobil Listrik Indonesia Sangat Seksi Bagi VinFast

AHY mengungkapkan masa depan Indonesia harus dibangun di atas infrastruktur yang berkelanjutan, yang juga rendah karbon, tahan iklim, dan inklusif. 

"Pada akhirnya, infrastruktur berkelanjutan bukan hanya menjadi jangkar transisi energi dan ekonomi hijau, tetapi juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi," ujar AHY.

Dia menilai, transisi energi dan ekonomi hijau menjadi tantangan mendesak bagi Indonesia. 

Pada tahun 2024, pangsa energi terbarukan Indonesia baru mencapai 14 persen, masih kurang dari target 23 persen untuk tahun 2025.

Ketahanan energi juga menjadi salah satu tantangan. Pasalnya, sekitar 99,83 persen penduduk Indonesia kini memiliki akses listrik, tapi kualitasnya masih belum merata.

“Banyak rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik lebih dari lima jam setiap tahun dan beberapa kali gangguan layanan, dan masih ada daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh listrik,” ujar dia.

Di sisi lain, produktivitas listrik masih rendah, berkontribusi kurang dari 2 persen terhadap pertumbuhan PDB. Sementara subsidi energi (juga) memberikan tekanan pada APBN. 

"Angka-angka ini bukan sekadar data, melainkan ajakan untuk bertindak, karena transisi energi bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan ekonomi, sosial dan geopolitik," kata dia. 

Pada kesempatan itu, Penasihat Presiden Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan PYC International Energy Conference 2025 mengangkat tema yang merupakan keprihatinan bersama, yaitu menyelaraskan ketahanan energi, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan.

"Seminar ini penting karena berangkat dari keprihatinan yang sama mengenai isu lingkungan dan perubahan iklim. Kita percaya bahwa dengan bersinergi, semua yang kita targetkan dalam transisi energi dan ekonomi hijau dapat tercapai," ungkap Purnomo.

Baca juga: Penerapan Ekonomi Hijau di RI Perlu Didorong dengan Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor

Dia mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu penyumbang besar untuk mengurangi emisi karbon dunia lewat hutan yang sangat luas, namun di sisi lain juga diperhadapkan dengan produksi emisi karbon yang tinggi.  

Pemerintah, kata Purnomo, mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), untuk meningkatkan penggunaan energi bersih, sekaligus mewujudkan ketahanan energi. 

Purnomo yang juga pendiri PYC, menyampaikan bahwa pemerintah konsen mengembangkan berbagai sumber EBT, baik biofuel, energi surya, energi angin, hingga baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), dan masih banyak lagi. 

"Kami yakin jika kita bersama-sama bersinergi, maka bukan hanya transisi energi yang dapat kita wujudkan, tetapi suatu saat Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki ketahanan energi, bahkan menjadi penyuplai energi bersih," tutur Purnomo. 

Sementara itu Menaker Yassierli menyampaikan transisi energi dan ekonomi hijau membawa tantangan bagi ketenagakerjaan. Kemajuan teknologi mendorong penggunaan mesin yang ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi pekerja. 

Kemenaker fokus menghadapi tantangan tersebut dengan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga kerja hijau, yang bisa berevolusi dengan perkembangan teknologi. 

"Salah satu misi saya adalah transisi advokasi melalui training center dan workshop untuk menyiapkan tenaga kerja yang sadar dan ramah lingkungan. Kami juga fokus mendorong adaptasi green productivity, dimana industri dapat menghasilkan industri yang bisa menciptakan green job," ujar Yassierli. 

Sementara itu, Ketua Umum Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Filda Citra Yusgiantoro PhD, dalam sambutannya menyampaikan Indonesia wajib menjaga keseimbangan tiga pilar utama, ketahanan energi, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045

“Tiga pilar utama ini menjadi faktor penting dan kunci dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” kata Filda. 

Terakhir dia menegaskan, melalui forum PYC International Energy Conference, pihaknya juga menyoroti tentang pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung ketiga pilar tersebut. 

(Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved