Senin, 29 September 2025

Setelah Peru, Indonesia Incar Perjanjian Dagang dengan Afrika

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, pemerintah tidak hanya ingin mengandalkan pasar Eropa dan Amerika Selatan.

Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com
INCAR PASAR AFRIKA - Menteri Perdagangan Budi Santoso ketika ditemui di Balai Kartini, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025). Ia mengungkap pemerintah berencana menjajaki perjanjian dagang dengan Afrika. Dok: Endrapta Pramudhiaz 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berencana menjajaki perjanjian dagang dengan negara di benua Afrika setelah merampungkan perjanjian dengan Peru, Amerika Selatan dan Uni Eropa.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, pemerintah tidak hanya ingin mengandalkan pasar Eropa dan Amerika Selatan.

Afrika pun dipilih untuk rencana penjajakan perjanjian dagang yang baru. 

Namun, kata dia, negara-negara di benua itu menginginkan kesepakatan dagang dilakukan melalui organisasi yang menaungi mereka.

Baca juga: Resmikan Export Center Balikpapan Mendag Busan Yakin UMKM Indonesia Mendunia

"Kita sudah mulai sekarang menjajaki perundingan dengan (negara di) Afrika. Tapi, Afrika itu maunya (melalui) kawasan," kata Budi ketika ditemui di Balai Kartini, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025).

Kendala dalam menjalin perdagangan dengan organisasi di tingkat benua adalah proses mencapai kesepakatan yang memakan waktu lama, karena harus mendapat persetujuan dari seluruh anggotanya.

Maka dari itu, Budi mengatakan pemerintah akan mencoba melakukan penjajakan dengan Afrika Selatan terlebih dahulu karena mereka sudah menyatakan siap memulai perundingan dagang.

"Nah, kami ingin mencoba melakukan bilateral. Kemarin Afrika Selatan sudah menyatakan siap untuk melakukan perundingan bilateral," ujar Budi.

Sebelumnya pada Senin (11/8/2025), Indonesia dan Peru telah menandatangani Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA).

IP-CEPA akan fokus pada akses pasar untuk perdagangan barang, fasilitas bea cukai dan perdagangan, dan solusi untuk mengatasi hambatan perdagangan secara keseluruhan.

Melalui perjanjian ini, Indonesia menghapuskan tarif sekitar 85 persen pos tarif untuk lebih dari 9.700 produk Peru.

Baca juga: Mendag Budi Sebut Penurunan Tarif Resiprokal AS Bikin Indonesia Untung, Apa Saja?

IP-CEPA akan memberikan tarif nol untuk produk-produk Peru yang akan masuk ke Indonesia, seperti cokelat, anggur, dan tara (Caesalpinia spinosa).

Sementara, Peru menghapus sekitar 87 persen pos tarif untuk lebih dari 6.900 produk Indonesia.

Pengusaha Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor untuk produk alas kaki, tekstil, lemak nabati dan minyak, serta sel primer mangan dioksida dan baterai primer.

Sebagai informasi, total perdagangan Indonesia-Peru pada 2024 tercatat sebesar 480,7 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan