Senin, 6 Oktober 2025

Tantangan Global Masih Tinggi, Pemerintah Siapkan Stimulus untuk Industri Manufaktur

Neraca Perdagangan Indonesia tetap solid dengan mencatatkan surplus sebesar 4,10 miliar dolar AS bulan Juni 2025.

dok. Kompas/Akhdi Martin Pratama
STIMULUS EKONOMI - Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. PMI Manufaktur tercatat di 49,2 meningkat dari 46,9 pada bulan sebelumnya seiring meredanya pelemahan aktivitas produksi dan permintaan baru. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menyiapkan stimulus bagi industri manufaktur pada semester II tahun ini.

Kebijakan yang ditempuh meliputi fasilitas pembiayaan bagi industri padat karya, optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta percepatan deregulasi untuk memperbaiki iklim usaha.

Menurut Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, respons kebijakan terkait perdagangan global perlu disiapkan dengan mengantisipasi munculnya berbagai risiko tekanan.

"Implementasi kebijakan yang tepat sasaran diyakini mampu menjaga stabilitas produksi, memperkuat daya saing ekspor, serta mendukung kesinambungan pemulihan dan ketahanan ekonomi nasional,” kata Febrio dikutip dari siaran pers pada Senin (4/8/2025).

Baca juga: Indeks Manufaktur Indonesia Juli 2025 Tetap Kontraksi, Penurunan Produksi Jadi Pemicu

Aktivitas manufaktur nasional pada Juli 2025 menunjukkan adanya perbaikan.

PMI Manufaktur tercatat di 49,2 meningkat dari 46,9 pada bulan sebelumnya seiring meredanya pelemahan aktivitas produksi dan permintaan baru.

Sementara itu, PMI Manufaktur masih terjadi pelemahan di beberapa negara kawasan, contohnya Jepang kembali terkontraksi dengan indeks turun ke level 48,9 dari Juni sebesar 50,1.

Lalu, ada PMI Manufaktur Korea Selatan terkontraksi lebih dalam ke level 48,0 dari bulan Juni sebesar 48,7.

"Perkembangan ini mencerminkan tantangan pemulihan sektor manufaktur global masih berlangsung," ujar Febrio.

Adapun kinerja ekspor Indonesia disebut terus memberikan dukungan positif terhadap perekonomian.

Neraca Perdagangan Indonesia tetap solid dengan mencatatkan surplus sebesar 4,10 miliar dolar AS bulan Juni 2025, naik dibanding Juni 2024 sebesar 2,52 miliar dolar AS.

Kinerja positif ini didukung oleh ekspor yang tumbuh sebesar 11,29 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), didorong oleh didorong sektor industri pengolahan dan pertanian.

Sementara itu, impor tumbuh moderat sebesar 4,28 persen (yoy), terutama pada barang modal seiring perbaikan kinerja manufaktur nasional.

Tarif AS untuk Indonesia

Febrio kemudian mengatakan, penurunan tarif Amerika Serikat (AS) atas produk ekspor Indonesia meredakan risiko tekanan bagi sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved