Strategi Bank Woori Saudara Jaga Kinerja Keuangan di Semester I 2025
BWS mencatatkan penyaluran kredit kepada pihak ketiga senilai Rp46,88 triliun pada akhir Juni 2025.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah tantangan ekonomi nasional dan global, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS) mencatatkan kinerja operasional yang relatif stabil sepanjang semester I 2025.
Perseroan mampu menjaga momentum pertumbuhan pada sisi pendapatan inti dan efisiensi biaya.
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2025, pendapatan bunga bersih BWS tercatat sebesar Rp871,02 miliar, naik 4,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp836,36 miliar.
Hal ini ditopang keberhasilan perseroan memangkas beban bunga sebesar 4,86% menjadi Rp1,11 triliun. Adapun pendapatan bunga relatif setara yaitu Rp1,98 triliun pada periode Januari–Juni 2025.
Baca juga: Bank Neo Commerce Raup Laba Bersih Rp 276 Miliar di Semester I 2025
Sementara itu pendapatan non bunga tercatat senilai Rp111,91 miliar, yang merupakan hasil dari fee based income, keuntungan transaksi spot dan derivatif, dan pendapatan lainnya. Bank Woori Saudara juga tercatat memperbesar pencadangan (CKPN) menjadi Rp130,74 miliar.
Dengan kinerja ini, laba operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) BWS tercatat Rp240,85 miliar. Adapun laba tahun berjalan BWS sebesar Rp82,67 miliar.
Analis Ajaib Sekuritas, Rizal Rafly menilai bahwa Bank Woori Saudara memiliki keunggulan komparatif yang relatif tidak dimiliki oleh banyaknya bank lain di Indonesia. Keunggulan ini adalah dukungan dari induk usaha dalam rangka penguatan modal sehingga BWS bisa memiliki sumber dana dengan biaya yang relatif lebih murah.
"Saat ini, relatif industri perbankan sedang fokus pada perebutan dana pihak ketiga (DPK). Hasilnya biaya dana perbankan akan naik dan menggerus pada sisi pendapatan bunga bersih. Bank yang memiliki induk usaha yang kuat seperti Bank Woori Saudara bisa mendapatkan dana yang lebih murah di era saat ini," ujarnya.
BWS mencatatkan penyaluran kredit kepada pihak ketiga senilai Rp46,88 triliun pada akhir Juni 2025, hampir stagnan dibandingkan setahun sebelumnya. Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp26,83 triliun pada akhir Juni 2025. DPK tersebut masih didukung oleh dukungan likuiditas dari induk usaha.
Menurut Rafly, perbankan saat ini memiliki pilihan untuk tetap menggenjot kredit atau menjaga profitabilitas tetap sehat. Namun, bila makro ekonomi pada waktunya sudah rebound, keduanya bukan lagi menjadi pilihan, tetapi bisa dicapai berbarengan.
"Saat ini tidak bijak untuk Bank jor-joran dalam penyaluran kredit karena memang secara makro ekonomi saat ini sedang melambat. Ada risiko kenaikan rasio kredit bermasalah apabila jor-joran dalam menyalurkan kredit," ujarnya.
Rafly juga menyoroti perbankan mulai meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi perubahan kualitas aset pada masa depan. Menurut dia, hal ini merupakan langkah prudent yang umum dilakukan oleh perbankan ketika situasi ekonomi menunjukan sinyal ketidakpastian.
"Jadi peningkatan pencadangan itu belum tentu negatif, tetapi lebih kepada langkah mitigasi. Pada akhirnya, kalau ternyata ekonomi membaik, pencadangan tersebut bisa dilepas kembali menjadi laba," ujarnya.
Tingkat kesehatan BWS pada akhir Juni 2025 terlihat terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) bruto pada level 2,39?n NPL neto 1,57%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kesehatan bank menurut ketentuan OJK sebesar 5%. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) cukup solid di 31,11%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata perbankan nasional. Total aset BWS pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp58,28 triliun.
Komunitas Kripto Dorong Inovasi Sosial Demi Keberlanjutan Industri |
![]() |
---|
Perkuat Komitmen ESG, Bank Woori Saudara Fokus Literasi Keuangan di 2025, Ini Kata Analis |
![]() |
---|
Batik Biru-Cokelat Ciri Khas Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Kerap Dipakai di Beberapa Acara Penting |
![]() |
---|
Pegadaian Awards 2025 Dukung Literasi Keuangan dan Citizen Journalism untuk MengEMASkan Indonesia |
![]() |
---|
Habib Idrus Salim Aljufri Soroti Penyaluran Kredit dan Likuiditas Perbankan, Minta OJK Awasi Himbara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.