Sabtu, 4 Oktober 2025

Top Rank

7 Kereta Api di Indonesia yang Pernah Berganti Nama, Ada Argo Bromo Anggrek hingga Parahyangan

Sejumlah kereta api di Indonesia tercatat pernah berganti nama karena sejumlah faktor seperti peristiwa kecelakaan hingga perubahan rute.

dok. PT KAI
PERGANTIAN NAMA KERETA - Sejumlah kereta api di Indonesia tercatat pernah berganti nama. Pergantian nama tersebut dilakukan karena sejumlah faktor, seperti Peristiwa Luar Biasa (PLH) hingga perubahan rute dan sarana. 

TRIBUNNEWS.COM – Kereta api merupakan salah satu moda transportasi favorit masyarakat Indonesia.

Moda transportasi ini memiliki sejumlah keunggulan, yakni ketepatan waktu sampai di tujuan, bebas panas dan macet, hingga fasilitasnya yang lengkap.

Namun tahukah Anda, terdapat sejumlah kereta api yang pernah berganti nama.

Pergantian nama ini dikarenakan adanya kejadian atau Peristiwa Luar Biasa (PLH) hingga perubahan rute kereta api, kelas layanan atau menjadi penerus kereta sebelumnya yang pernah ada.

Lantas, kereta apa saja yang dulu pernah berganti nama?

Baca juga: Penyesuaian Tarif Kereta Api Pangrango Mulai 1 Agustus 2025, Ini Rincian Harga Tiket Terbarunya

Daftar Kereta Api

Dikutip dari Instagram @kai121, berikut tujuh kereta api di Indonesia yang pernah berganti nama:

1. Kereta api Suryajaya cikal bakal Argo Bromo Anggrek

Pada tahun 1995, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau saat itu bernama Perumka melakukan tes pasar dengan mengoperasikan layanan kereta api rute Surabaya tujuan Jakarta.

Karena mendapat antusiasme yang tinggi oleh masyarakat, akhirnya KAI meluncurkan kereta api Suryajaya pada 1994.

Setahun berselang, KAI juga memperkenalkan kereta eksekutif yang bernama Argo Bromo Anggrek dan pada 17 Agustus 1995 kereta api Suryajaya berhenti beroperasi.

Mulai 1 Juni 2025, KA Argo Bromo Anggrek hadir dengan layanan Kereta Suites Class Compartment dan menggunakan sarana Kereta Eksekutif New Generation buatan PT INKA (Persero).

2. Kereta api Badrasurya sebagai pendahulu KA Pasundan

KAI resmi mengoperasikan kereta api Badrasurya pada tahun 1970-an untuk mengisi jalur antara Surabaya dan Bandung.

Badrasurya sendiri memiliki arti Bandung Raya Surabaya. Kereta ini melayani kelas ekonomi pada saat itu.

Namun pada 1997, kereta api Badrasurya resmi berhenti beroperasi dan digantikan oleh kereta api Pasundan (Surabaya Gubeng-Kiaracondong PP) hingga saat ini.

Baca juga: Mulai 1 Agustus 2025, KA Pasundan Berganti Kereta Ekonomi New Generation Versi Modifikasi

3. Kereta api Mutiara Utara sebelum jadi KA Sembrani

Tahun 1971 silam, KAI mengoperasikan kereta api Mutiara Utara dengan membawa kelas eksekutif pada saat itu.

Karena terus berkembang dan melakukan penyesuaian rute, kereta api Mutiara Utara kemudian berganti nama menjadi KA Sembrani.

Perjalanan perdana KA Sembrani dilakukan pada 1 Oktober 1995 dan saat ini melayani kelas eksekutif dan luxury.

Adapun sarana yang digunakan kereta api Sembrani yakni Kereta berjenis Stainless Steel Generasi Pertama.

4. Fajar Padjajaran dan Senja Mataram pendahulu KA Lodaya

KAI juga pernah mengoperasikan kereta api Fajar Padjajaran dan Senja Mataram untuk melayani rute Bandung-Yogyakarta.

Namun, per 1 September 1992, kereta api Fajar Padjajaran dan Senja Mataram rutenya diperpanjang hingga Solo Balapan.

Dan pada 20 Mei 2000, KAI mengubah nama Fajar Padjajaran dan Senja Mataram menjadi kereta api Lodaya.

Saat ini, KA Lodaya melayani kelas Eksekutif dan Ekonomi dengan sarana Kereta Stainless Steel New Generation.

5. Kereta api Gaya Baru Malam Utara pelopor KA Kertajaya

KAI pertama kali mengoperasikan kereta api Gaya Baru Malam Utara pada 1976.

Kereta api ini mengalami puncak keemasan dengan okupansi mencapai 114 persen pada tahun 1980-an.

Kemudian KAI menghapus kereta api Gaya Baru Malam Utara dan menggantinya dengan kereta api Kertajaya.

KA Kertajaya saat ini melayani rute Surabaya Pasar Turi tujuan Jakarta Pasar Senen PP.

Kereta ini memiliki kelas full Ekonomi dengan menggunakan sarana Kereta Ekonomi Premium Stainless Steel Generasi pertama.

KA Kertajaya juga termasuk kereta api terpanjang yang ada di Pulau Jawa, selain KA Jayakarta.

6. KA Argo Cheribon Pelopor Kereta Api Cakrabuana dan Gunungjati

Kemudian terdapat kereta api Cakrabuana dan Gunungjati sebagai kereta pengganti dari Argo Cheribon.

Pergantian nama tersebut dilakukan bertepatan dengan peluncuran GAPEKA 2025.

Argo Cheribon sendiri melayani rute Cirebon-Gambir PP dan Tegal-Cirebon-Gambir PP.

Namun, pada masa pemberlakuan GAPEKA 2025, KA Argo Cheribon berganti nama menjadi KA Cakrabuana dan Gunungjati.

KA Cakrabuana saat ini melayani rute Cirebon-Gambir PP dan Purwokerto-Cirebon-Gambir PP. Sedangkan untuk KA Gunungjati melayani rute Cirebon-Gambir PP.

Dalam sekali perjalanan, KA Cakrabuana dan Gunungjati membawa dua kelas layanan, yakni Eksekutif dan Ekonomi.

Adapun rangkaian yang digunakan yakni Kereta Eksekutif dan Ekonomi New Image.

Baca juga: KAI Tebar Diskon Tiket Kereta Api Cakrabuana dan Gunungjati, Ini Syarat dan Cara Reservasinya

7. KA Argo Gede Pendahulu Kereta Api Parahyangan

Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan nama kereta satu ini.

Kereta Api Parahyangan merupakan kereta api penumpang yang melayani rute Bandung-Gambir PP.

Sebelum perubahan Grafik Perjalanan Kereta (GAPEKA) pada Februari 2025, KA Parahyangan sempat menyandang status sebagai kereta argo yakni Argo Parahyangan.

KA Argo Parahyangan sendiri dahulu memiliki nama sebagai Argo Gede.

Kereta api Argo Gede beroperasi mulai 31 Juli 1995. Nama "Argo Gede" diambil dari Gunung Gede, salah satu gunung di Jawa Barat.

Saat ini, KA Parahyangan melayani dua kelas layanan, yakni Eksekutif dan Ekonomi Premium dengan sarana Kereta Stainless Steel Generasi Pertama.

Sementara untuk KA Parahyangan Tambahan hanya melayani satu kelas yakni Eksekutif dan biasanya membawa kereta Panoramic.

Sekilas Tentang Jenis Kereta Api

*) Kereta Api New Image

Dikutip dari Wikipedia, Kereta New Image adalah rangkaian kereta api penumpang buatan PT Industri Kereta Api (INKA) yang memiliki desain baru dan beberapa peningkatan fasilitas dibandingkan dengan kereta api sebelumnya. 

Kereta ini tersedia dalam dua kelas layanan, yaitu Eksekutif dan Ekonomi, dan diproduksi mulai tahun 2016 hingga 2017.

Adapun kereta yang menggunakan sarana Kereta New Image di antaranya, KA Purwojaya, KA Jayakarta, KA Cakrabuana dan Gunungjati.

*) Kereta Stainless Steel Generasi Pertama

Kereta Stainless Steel Generasi Pertama merujuk pada rangkaian kereta api yang menggunakan bodi dari baja tahan karat (stainless steel) yang diproduksi oleh PT INKA.

Rangkaian kereta ini merupakan bagian dari program transformasi layanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan tampilan layanan kereta api

Kereta Stainless Steel Generasi Pertama diproduksi oleh PT INKA dari tahun 2018 hingga 2019.

Adapun kereta yang menggunakan sarana Kereta Stainless Steel Generasi Pertama yakni KA Manahan, KA Fajar dan Senja Utama Yogya, KA Gajahwong, KA Gajayana, KA Kertajaya, KA Sembrani.

*) Kereta Stainless Steel New Generation

Kereta Stainless Steel New Generation adalah rangkaian kereta api generasi terbaru yang diproduksi oleh PT INKA, dengan eksterior dari baja nirkarat dan interior yang lebih modern serta nyaman. 

Kereta ini menawarkan peningkatan fasilitas dan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi penumpang.

Adapun kereta jenis ini telah diproduksi sejak 2023 hingga 2026 mendatang

Kereta yang telah menggunakan sarana Stainless Steel New Generation, yakni Argo Lawu dan Dwipangga, Lodaya, Taksaka, Argo Bromo Anggrek.

 

(Tribunnews.com/David Adi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved