Kamis, 2 Oktober 2025

Di Tengah Badai PHK, Pelatihan Soft Skill Dinilai Mampu Tingkatkan Kinerja Karyawan

Seiring meningkatnya tekanan di dunia kerja, pelatihan keterampilan non-teknis seperti komunikasi, empati, hingga profesionalisme menjadi prioritas

Penulis: Reynas Abdila
Tribunnews.com/HO
PELATIHAN SOFT SKILL - Kegiatan pelatihan soft skill dalam mendukung kinerja karyawan, di Jakarta, belum lama ini. Pelatihan keterampilan non-teknis seperti komunikasi, empati, hingga profesionalisme.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ketidakstabilan geopolitik global mendorong lonjakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sejumlah sektor industri, terutama yang bergantung pada pasar ekspor. Dalam situasi ini, pelatihan soft skill dinilai menjadi strategi mitigasi yang penting untuk meningkatkan daya saing dan ketahanan karyawan.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan bahwa pelemahan kondisi geopolitik dunia berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi global dan akan memengaruhi banyak sektor industri dalam negeri.

“Jadi ini tentu harus kita monitor. Prediksi saya pribadi, ini tentu akan berdampak kepada industri-industri yang ekspor ke luar negeri. Kondisi geopolitik itu akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi secara global,” ujar Yassierli dalam konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mengantisipasi dampak tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan telah menyiapkan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah melalui program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), yang dirancang untuk memberi perlindungan bagi pekerja terdampak PHK.

Seiring meningkatnya tekanan di dunia kerja, pelatihan keterampilan non-teknis seperti komunikasi, empati, hingga profesionalisme menjadi prioritas dalam pengembangan sumber daya manusia. Soft skill dinilai berperan besar dalam menjaga performa individu dan memperkuat kolaborasi tim.

Berbagai perusahaan dan lembaga mulai menerapkan pendekatan pelatihan berbasis praktik, termasuk simulasi layanan dan roleplay yang memungkinkan peserta berlatih menghadapi situasi kerja nyata, seperti menangani tamu penting atau acara formal.

Baca juga: Indonesia Kena Tarif hingga 32 Persen, Ini Penjelasan Tarif Resiprokal yang Diberlakukan Trump

Salah satu program pelatihan bertajuk Hospitality & Butler dirancang untuk membekali karyawan dengan pemahaman tentang etika pelayanan, tata krama formal, hingga penampilan profesional. Program ini disusun oleh unit pengembangan SDM bekerja sama dengan penyedia pelatihan profesional.

Zaky Muhammad Syah, CEO dibimbing ID, menyampaikan bahwa penyusunan silabus program dilakukan berdasarkan asesmen kebutuhan bersama perusahaan mitra.

“Kami memiliki silabus yang sangat terperinci dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan setelah melakukan asesmen awal, dan dibimbing untuk memastikan materi pelatihan benar-benar relevan,” jelas Zaky dalam keterangan tertulis, Jumat (11/7/2025).

Baca juga: 10 Negara dengan Utang Publik Tertinggi di Dunia, Jepang Teratas Disusul Singapura

Ia menambahkan bahwa program ini menggunakan pendekatan pelatihan yang dirancang untuk efisiensi dan efektivitas, baik dari sisi hasil maupun pembiayaan.

“Program ini menggunakan metode pelatihan yang inovatif dan efektif, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan, tetapi juga mengoptimalkan biaya pelatihan sehingga perusahaan dapat mencapai hasil maksimal dengan investasi yang minimal,” ujarnya.

Untuk mendukung pelaksanaan pelatihan, sistem ini juga ditunjang oleh Learning Management System (LMS) yang memungkinkan proses pembelajaran berlangsung fleksibel dan terpantau secara real-time.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved