Pelatihan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Menjadi Sumber Pemberdayaan Ekonomi
Hingga 2024, program Desa Impian telah menjangkau 80 penerima manfaat dengan omzet kolektif mencapai Rp3,05 miliar per tahun.
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG- Local heroes (pahlawan lokal) yang terdiri dari mantan pelaku Penambangan Tanpa Izin (PETI), masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera menjadi sumber pemberdayaan ekonomi.
Pemberdayaan ekonomi lokal melalui pendekatan local heroes dalam program Desa Impian menjadi fondasi penting dalam memastikan manfaat jangka panjang, baik secara sosial maupun ekonomi, di wilayah operasional perseroan.
Kepala Divisi Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Dedy Saptaria Rosa, menegaskan bahwa local heroes bukan sekadar penerima bantuan, melainkan agen perubahan yang dibekali kemampuan teknis, keterampilan kewirausahaan, serta akses pasar melalui kelembagaan koperasi.
“Local Heroes terbukti meningkatkan keberlanjutan program karena mampu mentransfer pengetahuan, membangun unit usaha lokal, dan menghubungkan komunitas ke rantai pasok yang lebih luas,” ujarnya dalam Sosialisasi Media MIND di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (28/8/2025).
Baca juga: Pemberdayaan UMKM, Perempuan Penyandang Disabilitas di Medan Dilatih Pemasaran
Para Local Heroes difasilitasi melalui pelatihan, pendampingan, dan kelembagaan koperasi agar dapat mandiri secara ekonomi.
Perseroan pun melibatkan tokoh masyarakat dari beragam latar belakang, termasuk mantan pelaku Penambangan Tanpa Izin (PETI), masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan daerah.
Dedy menjelaskan, dampak program terlihat nyata. Sebelum intervensi, banyak lahan nonproduktif berpotensi menjadi lokasi tambang ilegal, sementara praktik agrikultur masih manual dan tidak efisien.
Setelah program berjalan, lahan tersebut berubah menjadi pusat agrikultur terpadu berbasis eco-agrotomation, memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk irigasi, serta limbah belt conveyor sebagai infrastruktur pertanian.
Transformasi ini meningkatkan produktivitas, menekan biaya, dan mengurangi tekanan terhadap praktik ilegal.
Hingga 2024, program Desa Impian telah menjangkau 80 penerima manfaat dengan omzet kolektif mencapai Rp3,05 miliar per tahun.
Pendapatan rumah tangga meningkat menjadi Rp3–10 juta per bulan, sementara 50 mantan pelaku PETI berhasil beralih ke mata pencaharian legal.
Program juga memanfaatkan 12,5 ton limbah belt conveyor pada 2024 dengan efisiensi biaya Rp70,7 juta, serta menerapkan PLTS yang menurunkan emisi karbon sebesar 2,28 ton CO₂ per tahun.
Adapun, kisah nyata juga hadir dari para Local Heroes. Andi Sofyan, misalnya, memimpin KTH Bina Jaya Lestari yang kini memasok bibit reklamasi dan sayuran organik; kas koperasi kelompoknya telah menopang kegiatan sosial desa.
Sementara Fathul Huda mengembangkan paket ekowisata berbasis digital, meningkatkan kunjungan edukasi sekaligus membuka pendapatan baru bagi UMKM setempat.
PT Bukit Asam menegaskan komitmennya memperluas cakupan Desa Impian, memperkuat kapabilitas Local Heroes, serta mengintegrasikan produk komunitas ke rantai nilai yang lebih luas.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Dukung Ekonomi Lokal, Pertamina Tambah Pasokan LPG ke Nusa Tenggara Barat |
![]() |
---|
Lestari Summit 2025: Indonesia di Lima Besar G20 dengan Kemajuan SDGs Tercepat |
![]() |
---|
Kunci Jawaban PINTAR Kemenag: 3.2 Pendekatan Numerasi Lintas Kurikulum |
![]() |
---|
Jika Dikelola Serius, Indonesia Berpeluang Masuk 10 Besar Destinasi MICE Dunia |
![]() |
---|
Mantan Dubes Jepang di Indonesia Prediksi Indonesia Masuk Top 5 Negara Besar Dunia pada 2045 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.