Senin, 6 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Hadapi Tarif 32 Persen AS, Indonesia Harus Perkuat Hilirisasi dan Pasar Domestik

Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris, mendorong lima kebijakan progresif untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional.

Editor: Sanusi
Handout/IST
LIMA KEBIJAKAN - Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris, mendorong lima kebijakan progresif untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia mulai 1 Agustus 2025 dinilai sebagai tantangan serius bagi hubungan dagang kedua negara.

Menanggapi hal ini, Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris, mendorong lima kebijakan progresif untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional.

“Tarif ini jelas memberi tekanan nyata terhadap sektor ekspor Indonesia, terutama industri padat karya seperti tekstil, alas kaki, furnitur, elektronik, perikanan, dan kayu,” kata Fahira dikutip Kamis (10/7/2026). 

Baca juga: Fahira Idris: Sekolah Rakyat Perlu Standar Mutu Nasional dan Kurikulum Kontekstual

“Namun, alih-alih defensif, kita justru perlu menjadikan tekanan ini sebagai momentum transformasi ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.”

Fahira mengusulkan lima langkah strategis yang perlu segera diambil pemerintah.

Hal yang pertama diusulkan adalah diversifikasi pasar dan perluasan perjanjian dagang.

Menurut Fahira, proteksionisme AS memperkuat urgensi memperluas mitra dagang. Indonesia perlu mempercepat penyelesaian perjanjian dagang seperti Indonesia-EU CEPA dan memaksimalkan skema yang sudah ada seperti RCEP, ASEAN-China, dan ASEAN-Korea, serta membuka peluang dengan negara-negara BRICS.

Baca juga: Fahira Idris: Kepulauan Seribu Bisa Jadi Model Nasional Pelaksanaan MBG Berbasis Komunitas Lokal

Langkah kedua, usul dia, adalah hilirisasi dan peningkatan nilai tambah.

Menurutnya, ketergantungan pada ekspor bahan mentah menjadikan Indonesia rentan terhadap guncangan eksternal. Hilirisasi industri harus dipercepat di sektor pertanian, perikanan, tekstil, hingga manufaktur.

“Investasi pada teknologi, SDM, dan logistik akan menjadikan produk kita lebih kompetitif,” tegas Fahira.

Penguatan pasar domestik dan konsumsi nasional, tambah Fahira, adalah langkah berikut yang dia usulkan.

Menurutnya, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia memiliki pasar dalam negeri yang besar.

Baca juga: Senator Fahira Idris Dorong Percepatan Peraturan Daerah Sistem Pangan Jakarta

"Pemerintah diminta memberikan stimulus konsumsi dan insentif bagi produk lokal agar industri terdampak tetap hidup di pasar domestik. Insentif seperti diskon listrik dan program substitusi impor juga dinilai krusial," kata dia.

Adapun usulan berikutnya adalah deregulasi dan reformasi struktural.

Dia menjelaskan, hambatan nontarif seperti birokrasi ekspor dan logistik masih menjadi perhatian AS.

Reformasi regulasi menjadi hal mendesak untuk meningkatkan daya saing dan mendorong investasi baru.

Langkah lain yang dia gaungkan adalah aliansi ekonomi kawasan.

Fahira mendorong Indonesia membangun posisi kolektif bersama negara ASEAN dalam merespons tarif AS.

Lewat forum seperti ASEAN Geoeconomic Task Force, Indonesia bisa memperkuat diplomasi ekonomi kawasan dan menyusun strategi bersama, termasuk terkait rantai pasok regional.

“Kuncinya ada pada sinergi antara diplomasi aktif, reformasi domestik yang konsisten, dan kemitraan internasional yang strategis,” kata Fahira.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved