Selama 2024, Kondisi Jalan Tambang Sumbang Sekitar 6,25 Persen Kasus Kecelakaan
Salah satu tantangan utama adalah pengelolaan jalan hauling, yaitu jalan angkut tambang yang vital untuk mobilitas alat berat dan material tambang.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya mineral dan batubara yang sangat besar.
Potensi ini tersebar di hampir seluruh wilayah tanah air, dengan karakteristik geografis dan iklim yang beragam.
Pemerintah terus berupaya mendorong pengelolaan sumber daya ini secara berkelanjutan, mengingat sektor pertambangan masih menjadi pilar penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, di balik potensi besar tersebut, sektor ini juga menyimpan risiko tinggi, khususnya dalam aspek keselamatan kerja dan infrastruktur.
Baca juga: Anggota DPR Gandung Pardiman Dukung Kebijakan RKAB Pertambangan 1 Tahun
Salah satu tantangan utama adalah pengelolaan jalan hauling, yaitu jalan angkut tambang yang vital untuk mobilitas alat berat dan material tambang.
Kondisi jalan tambang yang tidak memadai tercatat menyumbang sekitar 6,25 persen kecelakaan tambang sepanjang tahun 2024, menjadikannya perhatian serius bagi seluruh pelaku industri.
“Jalan tambang yang dirancang dan dibangun dengan baik akan meningkatkan efisiensi operasional, keselamatan kerja, serta ketahanan infrastruktur,” ujar Hendra Gunawan, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM yang dibacakan Koordinator Pengawasan Teknik Mineral dan Batubara, Tias Nur Cahyani, dalam Seminar Teknologi Perkerasan Infrastruktur Jalan Hauling di Jakarta, Selasa (9/7/2025).
Seminar ini menjadi forum diskusi strategis yang mempertemukan pemangku kebijakan, pelaku industri, akademisi, dan praktisi untuk membahas tantangan dan solusi dalam pengembangan jalan hauling — mulai dari aspek desain, pembangunan, hingga pemeliharaan jalan tambang.
Tias menambahkan, penguatan infrastruktur jalan hauling sangat penting untuk menjamin kelangsungan investasi di sektor pertambangan yang terus menunjukkan tren positif.
Data Kementerian ESDM mencatat, nilai investasi di sektor pertambangan meningkat 44 persen dalam lima tahun terakhir, mencapai 7,65 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Gaya Makmur Tractors, Rachmansyah, menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi modern dalam membangun jalan hauling yang efisien, aman, dan berkelanjutan.
“Kolaborasi antara teknologi mutakhir dan kebutuhan lapangan akan menghasilkan solusi jalan hauling yang lebih tahan lama, aman, dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Ia menegaskan, seiring meningkatnya kebutuhan transportasi alat berat, jalan hauling kini menjadi tulang punggung operasional pertambangan.
Infrastruktur jalan yang andal tidak hanya memperlancar distribusi material, tetapi juga berdampak langsung pada keselamatan kerja, pelestarian lingkungan, serta daya saing industri nasional.
Dalam forum ini, Wirtgen Group — perusahaan asal Jerman yang dikenal sebagai pemimpin global dalam teknologi perkerasan jalan — turut memamerkan sejumlah teknologi unggulan seperti soil stabilizer, cold recycler, vibro compactor, dan asphalt paver, yang telah terbukti meningkatkan daya tahan jalan hauling di berbagai proyek tambang.
Dikira Tewas Akibat Kecelakaan, Nenek 71 Tahun di Denpasar Ini Ternyata Korban Penjambretan |
![]() |
---|
Bahlil Lahadalia Ungkap Sulitnya Penyelamatan 7 Pekerja Freeport: Harus Gali Lumpur di Bawah Tanah |
![]() |
---|
Truk dan Bus TransJakarta Tabrakan di Jakarta Pusat: Kendaraan Rusak Parah |
![]() |
---|
Peran 3 Tersangka Tambang Ilegal di Asahan Sumut, 3 Pekerja Tewas Tertimbun Longsor |
![]() |
---|
Pelaku Usaha Jawab Tantangan Berat di Sektor Pertambangan dan Migas di Mining Indonesia 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.