Jumat, 3 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Ekspor Produk Hutan dan Perkebunan ke AS Moncer, Kemenperin Siapkan Langkah Atasi Tarif Impor Trump

Negara tujuan utama ekspor produk hutan dan perkebunan Indonesia ialah Cina, Amerika Serikat, Uni Eropa hingga Korea Selatan.

Lita Febriani/Tribunnews.com
TARIF RESIPROKAL - Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Krisna Septiningrum dalam acara pameran Aromatika Indofest, Gedung Kementerian Perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (8/7/2025). Kementerian Perindustrian masih melakukan koordinasi untuk penetapan tarif impor baru dari AS. (Tribunnews.com/Lita Febriani). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia termasuk ke dalam negera eksportir terbesar produk hutan dan perkebunan

Nilai ekspor produk kayu sepanjang kuartal pertama 2025 tumbuh sebesar 8 persen, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai ekspor produk kayu Januari - Maret 2025 tercatat sebesar 3,23 miliar dolar dengan volume mencapai 4,32 juta ton. Secara volume, pertumbuhan ekspor produk kayu mencapai 6 persen.

Sementara pada periode yang sama tahun lalu, ekspor hanya sebesar 2,98 miliar dolar AS dengan volume sebesar 4,07 juta ton. 

Baca juga: Trump Tetapkan Tarif 32 Persen, Ekspor Minyak Atsiri ke AS Dipastikan Kena Imbas

Produk dengan kontribusi ekspor terbesar ialah kertas dengan 1,05 miliar dolar AS, pulp 890,9 juta dolar AS, panel kayu 567,06 juta dolar AS dan furnitur 423,5 juta dolar AS. Keseluruhan data menurut Satu Data PHL KLHK.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Krisna Septiningrum mengatakan, negara tujuan utama ekspor produk hutan dan perkebunan Indonesia ialah Cina, Amerika Serikat, Uni Eropa hingga Korea Selatan.

Selama Januari-Maret 2025, ekspor produk kayu Indonesia naik 20 persen ke pasar AS, dengan total transaksi 540,3 juta dolar AS, dilansir dari data yang sama.

Produk-produk yang menjadi andalan ekspor meliputi kayu olahan, furnitur, kertas dan produk hasil hutan lainnya, serta komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit dan turunannya.

Mengantisipasi kenaikan tarif impor Trump 32 persen, Kementerian Perindustrian terus melakukan koordinasi untuk mendapatkan solusi terbaik ke depannya.

"Kami masih rapat saat ini. Kami masih berusaha. Nanti berarti akan ada negosiasi-negosiasi yang terjadi untuk produk hutan dan perkebunan," ungkap Krisna, dalam acara pameran Aromatika Indofest, Gedung Kementerian Perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (8/7/2025).

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved