Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Tetapkan Tarif 32 Persen, Ekspor Minyak Atsiri ke AS Dipastikan Kena Imbas
Industri minyak atsiri Indonesia menyumbang ekspor 259,54 juta dolar AS, dengan minyak nilam sebagai komoditas utama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki basis tanaman minyak atsiri terbesar dunia. Dari 97 jenis tanaman atsiri yang dikenal di dunia, sekitar 40 jenis tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Industri minyak atsiri Indonesia menyumbang ekspor 259,54 juta dolar AS, dengan minyak nilam sebagai komoditas utama atau 54 persen dari total ekspor atsiri Indonesia dengan nilai perdagangan sebesar 141,32 juta dolar AS.
Khusus ke Amerika Serikat, Indonesia mampu mengekspor minyak atsiri sebesar 59,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 963 miliar sepanjang 2024, menurut data Kementerian Perdagangan.
Baca juga: Sektor-Sektor Apa Saja yang Terdampak Tarif Impor 32 Persen dari Trump
Produk minyak atsiri yang paling banyak di ekspor adalah minyak nilam, minyak pala, minyak cengkeh hingga minyak kayu putih.
Dengan kenaikan pajak impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap barang yang datang dari Indonesia sebesar 32 persen, produk minyak atsiri juga dipastikan akan terkena dampak.
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Krisna Septiningrum menyampaikan, tantangan kenaikan tarif impor dari AS semakin memperberat industri minyak atsiri.
"Tantangannya memang cukup berat. Tapi kami dari Kementerian Perindustrian akan berusaha menegosiasikan dan berkoordinasi mengenai hal tersebut," tutur Krisna kepada Wartawan dalam acara pameran Aromatika Indofest, Gedung Kementerian Perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (8/7/2025).
Ekspor Produk Hutan dan Perkebunan ke AS
Selain minyak atsiri, Indonesia juta mengekspor produk hutan dan perkebunan. Nilai ekspor produk hasil hutan hingga Agustus 2024 mencapai 8,22 miliar dolar AS, menurut data Satu Data PHL KLHK.
Produk-produk tersebut meliputi kayu olahan, furnitur, kertas dan produk hasil hutan lainnya, serta komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit dan turunannya.
Mengantisipasi kenaikan tarif impor Trump, Kementerian Perindustrian terus melakukan koordinasi untuk mendapatkan solusi terbaik ke depannya.
"Kami masih rapat saat ini. Kami masih berusaha. Nanti berarti akan ada negosiasi-negosiasi yang terjadi untuk produk hutan dan perkebunan," ungkap Krisna.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Merasa 'Ditampar' saat India, Rusia, dan China Lakukan Pertemuan, Langsung Beri Peringatan |
---|
Trump Tolak Tawaran Manis India: Tarif Nol Persen Tak Lagi Berarti, Sudah Terlambat! |
---|
Industri Otomotif Kehilangan 51.500 Lapangan Kerja Akibat Tekanan Tarif Dagang |
---|
Trump Murka, Siap Gugat ke Mahkamah Agung Usai Tarif Dagang Andalannya Dinyatakan Ilegal |
---|
Acuhkan Ancaman Tarif Trump, India Tingkatkan Ekspor Minyak dari Rusia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.