Brownies Ater-ater Syukuran, Ide Kreatif UMKM Brounis Paris yang Lahir di Tengah Pandemi
Simak kisah UMKM Brounis Paris asal Bantul, Yogyakarta yang memproduksi brownies untuk sajian ater-ater. Brounis Paris lahir saat pandemi.
Brounis Paris pun telah mengantongi sertifikat izin edar untuk produk pangan (PIRT HKI) dan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pria kelahiran Bandung, 11 Februari 1984 ini lantas mencoba untuk memaksimalkan semua peluang.
"Karena masih trial moment ya, jadi semua pasar kami 'tembak'. Kami coba tawarkan ke arisan, marketplace, konsinyasi, bahkan oleh-oleh, tapi terlalu banyak pesaing," ujar Trisno.
Pada 2023, Trisno akhirnya menemukan 'aha' moment yang secara tak langsung mengubah arah bisnis Brounis Paris. Momen itu datang saat ia melaksanakan acara syukuran khitanan untuk anak pertamanya.

Sang istri meminta agar Trisno menyiapkan brownies sebagai ater-ater untuk saudara, teman, dan tamu undangan lainnya. Dalam sepaket ater-ater itu, ia juga menyelipkan suvenir berupa sajadah travel dan kartu ucapan.
Proses 'pemesanan' brownies sebagai ater-ater lantas dibuat konten oleh Trisno. Tak dinyana, banyak yang mengapresiasi dan menjadi terinspirasi.
"Nah, dari situlah inovasi menjadikan brownies sebagai ater-ater muncul. Lalu kami buatkan paket bundling dengan menambah suvenir seperti pouch dan sajadah travel," kata dia.
Dalam penyediaan suvenir, Trisno juga bekerjasama dengan pelaku UMKM lain yang telah lolos kurasi.
Ada empat paket ater-ater yang ditawarkan Brounis Paris dengan harga relatif terjangkau mulai Rp 58 ribu hingga yang termahal Rp 86 ribu.
Di setiap paketnya, customer akan mendapatkan sekotak kue brownies, kartu ucapan custom, dan tas spunbond eksklusif serta pilihan suvenir.
Melalui Brounis Paris, Trisno memberikan solusi bagi keluarga yang hendak melangsungkan acara syukuran. Mereka tak perlu lagi kerepotan menyiapkan ater-ater.
"Dengan minimum order hanya 30 set, paket ater-ater jadi kelihatan premium dan wangun untuk dibagikan kepada keluarga dan kerabat. Customer hanya perlu terima beres," ujar Trisno.
Sejak menggarap paket ater-ater, lanjut Trisno, nama Brounis Paris kian dikenal. Bahkan julukan brownies ater-ater syukuran telah melekat kuat pada Brounis Paris.
Meski 90 persen komposisi penjualan Brounis Paris saat ini untuk pasar ater-ater, tapi Brounis Paris tetap mempersilakan jika ada customer yang ingin membeli satu-dua kotak saja.
Demi kepuasan dan keleluasaan customer, Brounis Paris juga membuka ruang konsultasi. Termasuk jika ada customer yang menghendaki desain paket ater-ater tersendiri.
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kiprah Rumah BUMN Berdayakan UMKM dan Tangani Stunting Dapat Apresiasi Pemkab Karawang |
![]() |
---|
Prabowo Siapkan Kebijakan Baru Sektor Perumahan, Anggaran Rp 130 Triliun Terbesar Sepanjang Sejarah |
![]() |
---|
Makam Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan Diacak-acak, Amplop Misterius Muncul di Rumah Duka |
![]() |
---|
UMKM Beromzet di Bawah Rp4,8 Miliar Dapat Insentif Pajak Hingga 2029 |
![]() |
---|
Pertamina Lewat Pertapreneur Aggregator Sukses Bina UMKM Nanas-Qu di Desa Siwarak, Berdayakan Petani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.