Brownies Ater-ater Syukuran, Ide Kreatif UMKM Brounis Paris yang Lahir di Tengah Pandemi
Simak kisah UMKM Brounis Paris asal Bantul, Yogyakarta yang memproduksi brownies untuk sajian ater-ater. Brounis Paris lahir saat pandemi.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Ater-ater merupakan sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Jawa.
Tradisi membagikan makanan atau bingkisan kepada saudara dan tetangga setelah mengadakan acara ini rupanya telah ada sejak abad IX, menurut kitab Sutasoma dalam kakawin Ramayana.
Istilah ater-ater juga tercantum dalam beberapa karya sastra abad XI Masehi, yaitu Udyogaparwa dan susatra-susastra yang lebih muda, seperti Gatotakacarsaya dan Smaradhana.
Ater-ater dapat berupa nasi, roti, atau kue. Nah, di tangan pasangan asal Sewon, Bantul, Yogyakarta yaitu Sutrisno dan Frida, ada inovasi lain yaitu brownies.
Usaha memproduksi kue panggang cokelat sebagai ater-ater dengan nama Brounis Paris ini sudah dijalani Sutrisno dan Frida sejak tahun 2020. Bisa dibilang, Brounis Paris lahir saat pandemi.

Namun sebenarnya, jauh sebelum pandemi, usaha tersebut sudah berjalan meski sekadar sampingan. Sebab saat itu, Sutrisno masih bekerja di bidang perhotelan. Customer-nya terbatas para kerabat dan teman.
"Istri hobi masak dan sering bikin kue, salah satunya brownies yang ternyata rasanya mirip seperti kue brownies favorit saya saat SMA," tutur Sutrisno kepada Tribunnews.com pada April 2025.
Hingga akhirnya pagebluk Covid-19 melanda Tanah Air dan mempengaruhi banyak sektor usaha. Termasuk hotel tempat Sutrisno bekerja.
"Saat hotel tutup, kami mencoba untuk lebih serius mengembangkan usaha brownies. Resepnya diperbaiki, peralatan baking seperti oven di-upgrade agar dari sisi kapasitas produksi juga bertambah," kata pria yang karib disapa Trisno ini.
Ia juga merekrut tim untuk membantu di dapur serta branding di media sosial. Dari hanya dua orang yang mengawali yaitu Trisno dan istri, kini karyawan Brounis Paris berjumlah 6 orang.
Baca juga: Diberdayakan BRI, UMKM Kopi Asal Toraja Ini Bisa Ekspor dan Jadi Pemasok Coffee Shop di 5 Negara
Setiap hari, UMKM binaan Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) ini dapat memproduksi hampir 300 box di workshop Brounis Paris yang berada di Diro RT 57, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.
Ada 6 varian brownies produksi Brounis Paris berdasarkan topping yaitu almond, cheese, choco chip, peanut butter, dan mixed nuts yang dijual dengan harga mulai Rp 63 ribu hingga Rp 153 ribu.
Segmen Ater-ater
Saat mulai memasarkan produknya, Trisno merasakan betul jatuh bangun membangun usaha. Tak mudah mencari pelanggan. Nama brand-nya pun belum dikenal banyak orang.
Terlebih saat itu masih pandemi sehingga sangat mempengaruhi penjualan. Ada kalanya penjualan laris manis, tapi tak jarang Trisno harus tombok.
Dengan kondisi tersebut, Trisno tak memungkiri ada keraguan yang terselip. Namun, ia tak menyerah karena yakin kualitas produknya sangat baik dan tak kalah dengan brand lain.
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kiprah Rumah BUMN Berdayakan UMKM dan Tangani Stunting Dapat Apresiasi Pemkab Karawang |
![]() |
---|
Prabowo Siapkan Kebijakan Baru Sektor Perumahan, Anggaran Rp 130 Triliun Terbesar Sepanjang Sejarah |
![]() |
---|
Makam Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan Diacak-acak, Amplop Misterius Muncul di Rumah Duka |
![]() |
---|
UMKM Beromzet di Bawah Rp4,8 Miliar Dapat Insentif Pajak Hingga 2029 |
![]() |
---|
Pertamina Lewat Pertapreneur Aggregator Sukses Bina UMKM Nanas-Qu di Desa Siwarak, Berdayakan Petani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.