Minggu, 5 Oktober 2025

RI Ekspor Listrik EBT ke Singapura, DPR Minta Pemerintah Pastikan Dampak Ekonomi Jangka Panjang

Kerja sama strategis ini diharapkan tidak hanya menguntungkan Singapura sebagai pasar, tapi juga memperkuat fondasi energi hijau Indonesia di tengah

|
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas melintasi deretan panel surya saat melakukan perawatan rutin di area gedung PAMA Head Office, Jakarta Timur, Senin (31/7/2023). PT Pamapersada Nusantara (PAMA) telah memasang panel surya dengan kapasitas 200Kwp untuk area tersebut. Program ini guna mendukung pemerintah penuhi target pencapaian Energi Baru Terbarukan (EBT) 23 persen di tahun 2025. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat menyediakan pasokan listrik yang ramah lingkungan di area kantor. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah resmi meneken kerja sama ekspor listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura.

Ketua Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun, mendukung penuh langkah ini namun mengingatkan agar pemerintah memastikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi nasional.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan antara Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi, Sains & Teknologi Singapura, Tan See Leng, pada Jumat (13/6/2025) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

“MoU ini dilangsungkan pada momen yang sangat tepat, ketika dunia sedang beralih ke sektor energi baru terbarukan,” ujar Misbakhun.

Kesepakatan ini memuat tiga komitmen utama.

Pertama, pengembangan Zona Industri Berkelanjutan berbasis teknologi rendah emisi. Kedua, interkoneksi dan perdagangan listrik lintas negara, termasuk pengembangan energi surya, angin, serta sistem penyimpanan energi berbasis baterai (Battery Energy Storage System/BESS). Dan ketiga, kolaborasi dalam penangkapan dan penyimpanan karbon lintas batas.

Pemerintah memproyeksikan kerja sama ini akan mendatangkan tambahan devisa sebesar US$4 hingga 6 miliar per tahun.

Selain itu, penerimaan negara ditaksir mencapai US$210–600 juta per tahun dan membuka lebih dari 418.000 lapangan kerja baru di sektor manufaktur, konstruksi, dan infrastruktur energi hijau.

“Ini momentum untuk mempercepat transisi energi sekaligus menunjukkan kesiapan Indonesia menjadi pemain kunci dalam pasar EBT global,” jelas Misbakhun, politikus Partai Golkar.

Baca juga: Prabowo Dijadwalkan Melawat ke Singapura Senin Pekan Depan, Bahas Isu Regional hingga Investasi

Namun, ia menekankan perlunya perencanaan menyeluruh agar kerja sama ini benar-benar menciptakan skema win-win solution.

Misbakhun menyebut proyek ini harus memperkuat komitmen Indonesia terhadap target Net Zero Emission dan pelaksanaan Paris Agreement.

"Pemerintah harus memastikan adanya dukungan regulasi dan insentif agar investasi dan transfer teknologi berjalan optimal, serta membawa manfaat jangka panjang bagi ekonomi nasional,” katanya.

Kerja sama strategis ini diharapkan tidak hanya menguntungkan Singapura sebagai pasar, tapi juga memperkuat fondasi energi hijau Indonesia di tengah tren global yang terus bergerak menuju keberlanjutan.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved