ADUPI Desak Regulasi Baru untuk Daur Ulang, Soroti Urgensi Inovasi dan Ekonomi Sirkular
Justin Wiganda, menegaskan bahwa regulasi yang berlaku saat ini sudah terlalu usang dan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan industri.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri daur ulang plastik di Indonesia menghadapi tantangan besar, bukan hanya dari sisi teknis dan operasional, tetapi juga karena belum adanya regulasi yang relevan dengan perkembangan zaman.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Justin Wiganda, menegaskan bahwa regulasi yang berlaku saat ini sudah terlalu usang dan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan industri.
“Industri daur ulang membutuhkan regulasi yang sesuai dengan kondisi saat ini, bukan yang dibuat 20 hingga 30 tahun lalu," kata Justin Wiganda saat temu media memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Baca juga: Dorong Ekonomi Sirkular, Sampah Plastik di Maluku Utara Jadi Sumber Penghasilan Masyarakat
Dikatakannya, saat ini situasi ekonomi sudah berubah dibanding masa lalu, cara manusia mengonsumsi barang sudah berubah, dan perdagangan internasional kini sangat dinamis.
"Kita membutuhkan regulasi yang sangat spesifik untuk mendukung industri daur ulang,” kata Justin.
Justin menambahkan, saat ini industri daur ulang plastik memegang peranan penting dalam upaya pengurangan volume sampah plastik yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Di tengah kekhawatiran global terhadap pencemaran lingkungan akibat plastik, sektor ini justru berkontribusi besar dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular.
Baca juga: Implementasi Aspal Plastik di Garut Tingkatkan Stabilitas Jalan dan Dukung Ekonomi Sirkular
“Pelaku industri daur ulang bukan sekadar pemulung atau pengumpul sampah. Mereka adalah bagian penting dalam menciptakan nilai ekonomi dari limbah plastik pascakonsumsi, dan berkontribusi dalam pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Meski demikian, saat ini tantangan terbesar, adalah pengelolaan sampah plastik bernilai rendah (low value), seperti kemasan multilapis, plastik sachet, atau sampah kecil lainnya yang sulit diolah kembali karena bentuk dan ukurannya yang tidak ekonomis.
“Ini menjadi masalah utama dalam industri daur ulang. Karena sulit didaur ulang, sampah jenis ini cenderung berakhir di TPA atau bahkan mencemari lingkungan,” imbuhnya.
Justin mengapresiasi munculnya inovasi seperti CIRCLO®, produk plastik daur ulang dari Chandra Asri, yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
"Ini jadi solusi untuk menciptakan rantai pasok yang kuat dan terintegrasi, mulai dari pengumpulan hingga pengolahan," katanya.
Ia menekankan bahwa inovasi produk daur ulang tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan kolaborasi erat antara pelaku industri di hulu dan hilir, mulai dari pengumpul, pemilah, hingga produsen dan regulator.
“Inovasi Circlo jadi contoh nyata bahwa daur ulang plastik bisa menjadi industri yang berkelanjutan jika didukung oleh ekosistem yang baik. Kolaborasi adalah kuncinya,” jelas Justin.
Menurutnya, dengan regulasi yang lebih modern, insentif yang tepat, serta peran aktif semua pihak, industri daur ulang plastik di Indonesia dapat tumbuh pesat dan memainkan peran sentral dalam pencapaian target nasional pengurangan sampah plastik.
Dalam kesempatan yang sama, Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, Nicko Setyabudi mengatakan, produk Circlo tidak hanya menciptakan dampak ekonomi dalam sistem daur ulang plastik, tetapi juga menitikberatkan solusi untuk mengelola sampah plastik.
"Kami melihat potensi besar dalam mengubah sampah bernilai rendah menjadi sumber daya sekaligus memperkuat ekosistem daur ulang," katanya.
Dengan menciptakan kebutuhan akan sampah plastik yang bernilai rendah, kata dia maka akan meningkatkan kolektivitas yang dapat memberikan manfaat lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor industri daur ulang.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Permintaan Dunia Melonjak, Industri Daur Ulang Plastik Tambah Kapasitas Produksi |
![]() |
---|
Lewat Looping for Life, Bank Mandiri Sukses Akselerasi Gerakan Hijau di Mandiri Jogja Marathon 2025 |
![]() |
---|
Fasilitas Daur Ulang Sampah Plastik PET Berkapasitas 3.900 Ton/Tahun Beroperasi di Sukabumi |
![]() |
---|
Kolaborasi Baru Dorong Pengembangan Resin Daur Ulang di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.