Senin, 29 September 2025

Fasilitas Daur Ulang Sampah Plastik PET Berkapasitas 3.900 Ton/Tahun Beroperasi di Sukabumi

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kini memiliki fasilitas daur ulang sampah plastik PET dengan kapasitas pemrosesan hingga 1.500 ton per tahun

|
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
HO
DAUR ULANG SAMPAH - Peresmian fasilitas pengolahan/daur ulang sampah plastik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Fasilitas ini memiliki kapasitas pemrosesan hingga 3.900 ton per tahun, atau setara dengan 15 ton per hari. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kini memiliki fasilitas daur ulang sampah plastik PET dengan kapasitas pemrosesan hingga 3.900 ton per tahun, atau setara dengan 15 ton per hari.

Fasilitas daur ulang Aggregation Centre Sukabumi ini untuk memperkuat rantai pasok plastik PET daur ulang dengan hasil produksi flakes dan mengedepankan prinsip keberlanjutan serta inklusi sosial melibatkan 29 pekerja lokal laki-laki dan perempuan dengan sistem penggajian standar UMR Sukabumi.

Baca juga: Belajar dari Jepang, CEO Rekosistem Ajak Masyarakat Indonesia Disiplin Daur Ulang Sampah

Pendirian fasilitas ini menjadi bagian dari komitmen POPSEA dalam memperluas infrastruktur pengumpulan dan pemilahan sampah plastik yang terstandarisasi dan berdaya guna tinggi. Selain mendukung pencapaian target pengurangan sampah plastik nasional, fasilitas ini juga berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi sirkular di tingkat nasional.

Pusat pengumpulan sampah plastik ini akan dibangun dengan standar tinggi seperti fasilitas lain yang telah lebih dulu beroperasi, termasuk penyortiran manual, pemisahan kontaminan, dan produksi bal PET berkualitas tinggi.

“Dampak dari apa yang kami lakukan ini tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat secara luas,” ujar Direktur Utama Prevented Ocean Plastic Southeast Asia (POPSEA) Daniel Lawrence Angelo Law.

“Melalui pembangunan aggregation centre ini, kami menciptakan infrastruktur pengelolaan sampah plastik yang layak dan sesuai standar. Tujuan kami adalah memastikan plastik tidak berakhir di laut sekaligus membangun sistem yang mendukung ekonomi sirkular," ujarnya.

Fasilitas ini juga membuka peluang kerja yang berkelanjutan, memperkuat rantai pasok lokal, dan memberikan nilai tambah bagi para pengumpul botol plastik di lapangan hingga ke tingkat industri daur ulang.

Prevented Ocean Plastic merupakan program global yang didukung oleh Bantam Materials UK Ltd. Sejak 2019, program ini telah mencegah lebih dari 2,5 miliar botol plastik memasuki ekosistem laut, menciptakan 500 ribu hari kerja bagi para pengumpul botol, serta membuka lebih dari 2.000 pekerjaan langsung. 

Hingga hari ini, produk dari Prevented Ocean Plastic telah digunakan di lebih dari 600 produk oleh 60 merek ternama dunia, termasuk Louis Vuitton, Lidl, Patagonia, hingga NHS.

Di Asia Tenggara, POPSEA hadir melalui kolaborasi antara PT Polindo Utama, Bantam Materials UK, dan Circulate Capital, sebagai upaya membangun infrastruktur daur ulang yang unggul di Indonesia.

Baca juga: BRI Dorong Aksi Nyata Atasi Sampah Plastik Lewat Program Zero Waste to Landfill

Sebelumnya, POPSEA membangun fasilitas pengolahan sampah di Samarinda, yang merupakan yang pertama di Kalimantan dan menandai ekspansi strategis POPSEA dalam menjangkau wilayah-wilayah rawan pencemaran laut. Langkah ini juga mendukung target pemerintah Indonesia untuk mengurangi 30 persen sampah plastik dan mengelola 70 persen sisanya pada tahun-tahun mendatang.

Pendiri Prevented Ocean Plastic Raffi Schieir, menyatakan kegembiraannya atas kemajuan ini. 

Menurutnya, membangun sistem pengumpulan dan pemilahan plastik yang lebih baik di Sukabumi adalah keputusan penting yang harus diambil.

“Saya sangat bahagia bisa menjadi bagian dari tim yang terus mendorong model waralaba Prevented Ocean Plastic, menghadirkan sistem pengumpulan yang terkendali serta menciptakan lapangan pekerjaan di komunitas seperti Sukabumi. Kami bermimpi suatu hari nanti setiap komunitas di pulau-pulau di Indonesia punya akses ke infrastruktur seperti ini,” katanya.

Dengan tambahan fasilitas di Sukabumi, POPSEA kini mengoperasikan 17 pusat pengumpulan dan agregasi di berbagai wilayah Indonesia antara lain di Jakarta, Tangerang, Semarang, Makassar, Medan, hingga Jambi. Mereka menargetkan pembukaan 25 pusat baru hingga akhir 2025, dengan target pengumpulan 50.000 ton sampah plastik per tahun, mencegah 100.000 sampah plastik masuk ke laut, dan penciptaan hampir 1.000 pekerjaan langsung. (tribunnews/fin)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan