Senin, 29 September 2025

Belajar dari Jepang, CEO Rekosistem Ajak Masyarakat Indonesia Disiplin Daur Ulang Sampah

Kesadaran masyarakat dalam memilah dan mendaur ulang sampah dinilai masih rendah, berbeda jauh dengan kebiasaan masyarakat Jepang yang sangat disiplin

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Richard Susilo
PENGELOLAAN SAMPAH - Ernest C. Layman, Co-Founder dan CEO Rekosistem menyatakan, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Kesadaran masyarakat dalam memilah dan mendaur ulang sampah dinilai masih rendah, berbeda jauh dengan kebiasaan masyarakat Jepang yang sangat disiplin 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Kesadaran masyarakat dalam memilah dan mendaur ulang sampah dinilai masih rendah, berbeda jauh dengan kebiasaan masyarakat Jepang yang sangat disiplin.

Hal ini disampaikan oleh Ernest C Layman, CEO dan Co-Founder Rekosistem, dalam wawancara khusus dengan Tribunnews.com, Minggu (11/5/2025).

“Kalau kita lihat Jepang, masyarakatnya sangat disiplin dalam memilah sampah—mulai dari plastik, logam, kertas, beling, hingga organik. Indonesia perlu belajar lebih dalam mengenai tata kelola sampah, khususnya sampah rumah tangga yang masih belum terpilah dengan baik hingga saat ini,” ungkap Ernest.

Menurutnya, permasalahan utama bukan hanya pada sistem pengelolaan, tetapi juga minimnya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat.

Solusi Digital: Aplikasi Rekosistem Permudah Daur Ulang

Sebagai langkah nyata, Ernest bersama timnya menciptakan aplikasi digital bernama Rekosistem, yang bisa diunduh secara gratis.

Aplikasi ini mempermudah masyarakat untuk memilah dan membuang sampah daur ulang ke lokasi yang telah ditentukan.

“Untuk jenis sampah tertentu seperti botol plastik, minyak jelantah, kardus, hingga barang elektronik dalam jumlah besar, kami juga menyediakan layanan jemput langsung,” tambahnya.

Aplikasi ini juga mengedukasi pengguna mengenai jenis-jenis sampah dan tempat pembuangan yang sesuai.

Sampah yang disetor oleh masyarakat akan dipilah kembali oleh tim Rekosistem untuk didaur ulang secara optimal.

Masyarakat Bisa Dapat Uang dari Sampah

Tak hanya itu, masyarakat yang menyetorkan sampahnya ke lokasi Waste Station akan mendapatkan insentif berupa uang tunai sesuai dengan jenis dan volume sampah yang diserahkan.

Ernest menyebut, program ini juga selaras dengan skema Extended Producer Responsibility (EPR) yang kini didorong oleh pemerintah Indonesia.

“Kami juga bekerja sama dengan perusahaan besar dalam mendukung program EPR, sehingga semua pihak bisa mendapatkan manfaat. Masyarakat dapat uang, perusahaan terbantu kelola limbahnya, dan lingkungan pun menjadi lebih bersih.”

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan