Senin, 29 September 2025

Tambang Nikel di Raja Ampat

Saham Antam Ambruk, Operasi Anak Usahanya yang Menambang Nikel di Raja Ampat Dihentikan Bahlil

Pada 2 Juni saham Antam meroket 6,75 persen ke posisi Rp3.320 dan pada 4 Juni kembali melonjak 5,65 persen ke level Rp3.550 per saham.

|
Kolase Tribunnews/Greenpeace Indonesia
EKOLOGI RUSAK - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. PT GAG Nikel merupakan satu-satunya perusahaan yang saat ini berproduksi di wilayah tersebut.  Kontrak Karya (KK) perusahaan anak usaha PT Antam Tbk itu terbit pada 2017 dan mulai beroperasi setahun kemudian setelah mengantongi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berakhir anjlok pada penutupan perdagangan Kamis (5/6/2025).

Tercatat, saham Antam ambruk 100 poin atau 2,82 persen ke level Rp3.450.

Sepanjang perdagangan saat itu, saham Antam bergerak pada kisaran Rp3.430 hingga Rp3.620.

Sebanyak 193,55 juta saham Antam ditransaksikan, frekuensi 39.345 kali, dan nilai transaksi Rp 676,31 miliar.

Baca juga: Merusak Ekologi, Komisi VII DPR Minta Kajian Ulang Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Padahal pada perdagangan sebelumnya, pada 28 Mei hingga 4 Juni 2025, saham Antam ditutup selalu menguat.

Bahkan, pada 2 Juni meroket 6,75 persen ke posisi Rp3.320 dan pada 4 Juni kembali melonjak 5,65 persen ke level Rp3.550 per saham.

Diketahui, pada Kamis (5/6/2025), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menghentikan sementara kegiatan operasi PT GAG Nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait dampak pertambangan terhadap kawasan wisata di Raja Ampat.

Menurut Bahlil, PT GAG Nikel merupakan satu-satunya perusahaan yang saat ini berproduksi di wilayah tersebut. 

Kontrak Karya (KK) perusahaan anak usaha PT Antam Tbk itu terbit pada 2017 dan mulai beroperasi setahun kemudian setelah mengantongi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 

Namun, guna memastikan seluruh prosedur dipatuhi tim inspeksi Kementerian ESDM telah diturunkan ke lapangan.

"Izin pertambangan di Raja Ampat itu ada beberapa, mungkin ada 5. Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu yaitu PT GAG. GAG Nikel ini yang punya adalah Antam, BUMN", jelas Bahlil dikutip dari Website Kementerian ESDM.

Bahlil juga mejelaskan, pulau-pulau di Raja Ampat memiliki beragam fungsi, sebagian besar sebagai kawasan konservasi dan pariwisata, sebagian lagi tersimpan potensi mineral. 

Ia menyatakan, lokasi tambang tersebut tidak berada di destinasi pariwisata di Piaynemo, Raja Ampat

Lokasi tambang nikel tersebut berada kurang lebih 30-40 kilometer (km) dari destinasi wisata.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan