Senin, 29 September 2025

Indonesia akan Ekspor 120 Ribu Ton Baja ke Hanoi Vietnam

Ekspor besi dan baja tumbuh rata-rata 22,18?lam lima tahun terakhir, sementara konsumsi domestik meningkat dari 18,3 juta ton .

Istimewa
INDUSTRI BAJA NASIONAL - Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dengan Vietnam Steel Corporation dalam rangkaian acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025. Dalam kerja sama ini, Krakatau Steel akan kirim Rolled Coil (HRC) sebanyak 120.000 ton selama satu tahun ke depan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia akan mengekspor ratusan ribu ton baja ke Hanoi, Vietnam.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU)PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dengan Vietnam Steel Corporation dalam rangkaian acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025.

Dalam kerja sama ini, Krakatau Steel akan kirim Rolled Coil (HRC) sebanyak 120.000 ton selama satu tahun ke depan.

Baca juga: Saleh Husin: Perlu Keberpihakan Pemerintah agar Industri Baja Nasional Tidak Mati Digerus Baja Impor

“Krakatau Steel suplai baja HRC hingga 120.000 ton kepada Vietnam Steel Corporation," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan dalam keterangannya, Minggu (25/5/2025).

Menurut laporan Reuters pada Februari 2025, Asosiasi Baja Vietnam mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk memberlakukan tarif pada baja galvanis impor dari China dan Korea Selatan guna melindungi produksi domestik.

Hal ini mencerminkan tekanan yang dihadapi industri baja Vietnam akibat lonjakan impor dari kedua negara tersebut.

Dalam konteks ini, kerja sama dengan Krakatau Steel dapat memberikan alternatif pasokan baja yang lebih stabil dan terpercaya bagi Vietnam Steel Corporation, sekaligus memperkuat posisi Krakatau Steel di pasar regional.

Langkah Krakatau Steel ini selaras dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang membuka ISSEI 2025.

Airlangga menekankan pentingnya sinergi antarnegara ASEAN untuk menjaga daya saing industri baja di tengah tekanan global, termasuk tarif internasional dan perubahan lanskap logistik.

“Sudah saatnya ASEAN, sebagai salah satu produsen baja terbesar di dunia, untuk bekerja sama,” ujar Airlangga.

Ia menambahkan, ekspor besi dan baja tumbuh rata-rata 22,18 persen dalam lima tahun terakhir, sementara konsumsi domestik meningkat dari 18,3 juta ton pada 2024 menuju proyeksi 47 juta ton pada 2035.

Akbar menyampaikan, Krakatau Steel tidak hanya ingin memasok kebutuhan Vietnam, tetapi juga menjajaki potensi pertukaran material dan komponen baja yang bisa memperkuat basis produksi Indonesia.

Ia menyampaikan, sinergi ini juga membuka peluang harmonisasi spesifikasi produk di antara negara ASEAN.

“Kami ingin menunjukkan bahwa transformasi Krakatau Steel adalah nyata dari sisi efisiensi, teknologi, dan daya saing regional,” ujar Akbar.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan