Senin, 29 September 2025

Aksi Ojek Online

Pro-kontra Aksi 205: Ojol Gelar Aksi Protes Besok, Organisasi Angkutan Sewa Menolak Turun ke Jalan

Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI) menyatakan secara tegas tidak akan ikut turun ke jalan dalam aksi demonstrasi driver ojol besok.

|
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/JEPRIMA
DRIVER OJEK ONLINE - Pengemudi ojek online menunggu orderan calon penumpang melalui aplikasi di smartphone di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024). Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI) menyatakan secara tegas tidak akan ikut turun ke jalan dalam aksi demonstrasi yang akan digelar driver ojek dan taksi online pada 20 Mei 2025. 

Fahmi berpendapat, berkurangnya potongan aplikasi tidak akan membawa maslahat bagi pengemudi transportasi online.

Berkurangnya potongan aplikasi malah akan membebankan konsumen karena mereka akan dikenakan tarif yang tinggi.

Fahmi menilai peningkatan tarif bagi konsumen dapat menyebabkan penurunan pendapatan para pengemudi karena jumlah pengguna aplikasi akan menurun.

"Jika DPR memaksakan untuk tetap masuk mengintervensi dengan menetapkan regulasi yang sebeneranya bukan kewenangannya, kami khawatir ini justru akan mengakibatkan seluruh aplikator gulung tikar," ujar Fahmi.

Aksi 500.000 Orang

Aksi 205 yang digelar driver ojol pada Selasa, 20 Mei 2025 esok diperkirakan akan diikuti 500.000 driver online gabungan roda dua dan roda empat di Jakarta.

Aksi unjuk rasa ini juga akan diwarnai dengan aksi serentak mematikan aplikasi transportasi online di smartphone mereka atau aksi offbid di seluruh wilayah Jabodetabek selama satu hari penuh.

Aksi offbid ini akan mereka jalankan Selasa 20 Mei 2025 mulai pukul 00.00 dinihari sampai pukul 23.59 WIB.

Aksi serentak ini merupakan bentuk protes atas kebijakan perusahaan aplikasi yang melakukan pemotongan jasa aplikasi lebih dari 20 persen.

Sebanyak 500.000 orang peserta aksi ini mencakup mereka yang turut turun ke jalan maupun yang melakukannya via offbid.

Target utamanya adalah kota Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Manado dan Ambon.

Baca juga: Driver Ojol Resah Rumor GOTO Diakuisisi Grab, Minta Presiden Prabowo Taruh Perhatian

Ketua Umum Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono menjelaskan, Aksi 205 dengan mematikan aplikasi dan turun ke jalan ini merupakan bentuk protes pengemudi atas kebijakan perusahaan aplikator melakukan pemotongan jasa apikasi hingga mencapai 50 persen.

Menurut dia, hal tersebut melanggar Kepmenhub KP No.1001 tahun 2022 yang mengatur pembatasan potongan biaya aplikasi maksimal 20 persen.

Para pengemudi transportasi online menuntut ketegasan pemerintah dalam menegakkan regulasi dengan menerapkan potongan biaya aplikasi maksimal 20 persen.

Garda berharap, pemerintah tidak berdiam diri atas kekecewaan para pengemudi online roda dua dan roda empat yang selama ini mendiamkan pelanggaran regulasi yang dilakukan oleh aplikator.

Igun mengatakan, Aksi 205 akan dipusatkan aksi di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan DPR RI.

Dia tak menampik aksi ini akan menyebabkan kemacetan di sejumlah wilayah Jakarta. "Masyarakat Jakarta dan Indonesia agar memaklumi aksi offbid ini sebagai pembelajaran kami kepada pihak aplikator-aplikator pelanggar regulasi,” kata Igun. 

Laporan: Endrapta Pramudiaz/Mario Christian Sumampow

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan