Jumat, 3 Oktober 2025

Wilayah Terpencil di Kawasan Timur Indonesia Simpan Potensi Besar Gas Bumi

Wilayah terpencil di kawasan timur Indonesia menyimpan potensi besar gas bumi yang besar dan bisa dikembangkan.

handout
POTENSI GAS BUMI - Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Rachmat Hidajat di acara Forum Group Discussion (FGD) membahas Strategi Penguatan Sektor Gas Bumi di Indonesia. Acara ini digelar Energy & Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Jumat (16/5/2025). 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Rachmat Hidajat mengatakan, wilayah terpencil di kawasan timur Indonesia menyimpan potensi besar gas bumi yang besar.

Potensi besar tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi PHE untuk membentuk pasarnya.

"Pekerjaan rumah kita saat ini adalah pasar domestik gas belum terbentuk di wilayah Indonesia bagian timur," katanya di Forum Group Discussion (FGD) mengenai Strategi Penguatan Sektor Gas Bumi di Indonesia yang digelar Energy & Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Rachmat mengatakan, kegiatan eksplorasi dan produksi gas nasional perlu didorong melalui dukungan kebijakan fiskal yang atraktif terutama di Lapangan Stranded/Marginal.

Selain itu, eksplorasi dan produksi gas nasional juga membutuhkan kemudahan perizinan dan regulasi serta dukungan infrastruktur dan pasar.

Ia juga menyoroti bagaimana dibutuhkannya dukungan pengembangan skema komersialisasi yang fleksibel.

Saat ini PHE berkontribusi 69 persen terhadap produksi minyak nasional dan 37 persen terhadap produksi gas nasional.

Rachmat mengatakan PHE saat ini tengah fokus pada pengembangan dan monetisasi dengan melakukan akselerasi resources to reserves.

"Pertamina sangat aktif melakukan pengeboran dan mencari proyek-proyek baru untuk mendorong produksi dan mempertahankan performance," ujar Rachmat.

Untuk mendorong pertumbuhan energi nasional, PHE menyiapkan tiga strategi pengembangan gas berdasarkan prioritas terhadap pembangunan nasional.

Baca juga: Tambah Produksi 20 Ribu Barel Minyak, Prabowo Resmikan Lapangan Migas Forel dan Terubuk di Natuna

Pertama, memprioritaskan pemenuhan pasar domestik. Kedua, optimalisasi proyek-proyek besar.

Ketiga, pengembangan potensi lapangan stranded dan marginal melalui sinergi, infrastruktur terintegrasi, dan pemanfaatan teknologi maju.

Rachmat memastikan PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Baca juga: Diresmikan Hari Ini, Lifting Minyak di Lapangan Migas Natuna 20 Ribu Barel Per Hari

Subholding Upstream Pertamina ini juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan.

Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.

"PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance," ucap Rachmat.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved