Pasokan Gas Berkurang, Industri Pengecoran Logam di Tangerang Terancam Berhenti Produksi
industri pengecoran logam di wilayah Tangerang melaporkan terjadinya penurunan drastis tekanan gas sejak Selasa (15/8/2025) malam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah industri pengecoran logam di wilayah Tangerang melaporkan terjadinya penurunan drastis tekanan gas sejak Selasa (15/8/2025) malam. Kondisi ini memaksa sejumlah pabrik mulai menghentikan produksinya.
Hal itu disampaikan Pengurus Harian Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (Aplindo) Rudy Ramadhan. Menurutnya, gangguan pasokan gas tidak hanya melumpuhkan industri pengecoran logam, tetapi juga berdampak pada sektor lain.
Baca juga: Asaki: Kinerja Industri Keramik Masih di Bawah Target Akibat Pasokan Gas Terganggu
“Industri keramik sudah menghentikan operasi kiln karena gas tidak masuk. Di wilayah lain, meski masih ada pasokan, hanya 48 persen. Akibatnya utilisasi produksi turun hingga 60 persen,” kata Rudy, dikutip Sabtu (16/8/2025).
Kiln adalah tungku atau alat pemanas industri yang digunakan untuk memanaskan, membakar, atau mengeringkan bahan pada suhu tinggi. Kiln sangat penting dalam berbagai sektor seperti industri semen, keramik, logam, dan kaca.
Rudy menjelaskan, industri pengecoran logam yang tetap memproduksi untuk memenuhi pesanan konsumen terpaksa menanggung biaya tinggi. Mereka dikenakan denda (surcharge) 120 persen dengan harga gas sebesar 14,89 dolar AS per MMBTU bila penggunaan melewati kuota.
Baca juga: Kemenperin Ungkap Pengetatan Pasokan HGBT Ancam 134.000 Pekerja Industri
“Khusus di Tangerang, dengan tidak adanya suplai gas, pabrik terancam berhenti total dan memicu ancaman pemutusan hubungan kerja,” ujarnya.
Ia menegaskan, sektor pengecoran logam merupakan industri hulu yang menopang banyak sektor strategis lain, seperti otomotif, alat berat, pertambangan, dan perkebunan sawit.
“Kami mohon pemerintah segera mengambil kebijakan yang tepat demi keberlangsungan industri,” tutur Rudy.
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyatakan saat ini terjadi kondisi penurunan volume gas yang disalurkan pada bulan Agustus 2025 oleh pemasok gas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas, yang berdampak pada pengaliran gas untuk sementara waktu kepada sebagian pelanggan gas PGN di wilayah Jawa Barat.
Baca juga: Pengusaha Galvanis Teriak Pasokan Gas ke Industri Dibatasi, Nasib 6.000 Karyawan Terancam
Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman mengungkapkan, kondisi ini disebabkan adanya pemeliharaan operasional tak terencana (unplanned) di beberapa pemasok gas serta beberapa rencana tambahan pasokan gas yang masih dalam progres.
"Mengingat PGN saat ini belum mendapatkan tambahan kargo LNG domestik untuk periode Agustus 2025 sebagai sumber alternatif lainnya, karenanya kami telah menyampaikan kepada pelanggan terdampak untuk melakukan pengaturan pemakaian gas, dan bagi pelanggan dengan sistem dual fuel untuk sementara mempersiapkan bahan bakar lainnya sebagai energi pengganti," kata Fajriyah, Rabu (13/8).
PGN bersama pemangku kepentingan terkait tengah melakukan langkah percepatan untuk memperoleh tambahan alokasi pasokan, termasuk LNG, dan menyalurkannya kembali kepada pelanggan secepat mungkin.
Pengakuan 5 Warga soal Ledakan di Pamulang, Dengar Suara dari Langit hingga Rasakan Getaran |
![]() |
---|
Agus Alami 99 Persen Luka Bakar Terdampak Ledakan Pamulang, Warga Panik Mengungsi ke Musala |
![]() |
---|
Detik-detik Ledakan di Pamulang, Ada Suara Aneh di Plafon Rumah Warga |
![]() |
---|
Kondisi Korban Ledakan Pamulang: Kulit Terkelupas dan Baju Sobek, Digendong ke Ambulans |
![]() |
---|
Polisi Sterilkan Radius 10 Meter dari TKP Ledakan Misterius di Pamulang Tangsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.