Senin, 29 September 2025

Pak Prabowo, Tolongin Rakyatnya Rela Jual Data Mata Demi Rp200.000, Ada 21 Ribu Pekerja Sudah di-PHK

Data biometrik nantinya kemudian diubah menjadi kode terenkripsi yang tidak dapat dikembalikan menjadi gambar iris (zero-knowledge proof).

Tangkap Layar YouTube/Sekretariat Kabinet
SULIT CARI KERJA - Presiden Prabowo Subianto. Sepanjang Februari 2025 pekerja yang terkena PHK mencapai 18.610 orang, naik lima kali lipat dari Januari sebanyak 3.325 orang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sulitnya mencari kerja membuat masyarakat mudah tergiur oleh iming-iming mendapatkan uang.

Satu di antaranya, Siti (20), warga Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengaku tergiur dengan imbalan uang Rp 200.000 jika melakukan pemindaian data retina mata ke WorldID

"Saya daftar di World App katanya biar dapat uang. Katanya dapat Rp 200.000-an," kata Siti saat ditemui di gerai WorldID Jalan Ir H Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (8/4/2025).

World ID adalah identitas digital global dan terenkripsi yang dikembangkan sebagai bukti keunikan manusia. 

Baca juga: Heboh Scan Retina Mata di Jabar, Menteri Komdigi Meutya Hafid Panggil Worldcoin Pekan Depan

World ID bertindak sebagai paspor digital yang dapat digunakan secara online.

Untuk mendapatkan World ID, pengguna harus menjalani pemindaian biometrik iris mata melalui Orb. 

Data biometrik ini kemudian diubah menjadi kode terenkripsi yang tidak dapat dikembalikan menjadi gambar iris (zero-knowledge proof).

Ia mengaku mendapatkan informasi layanan WorldID dari seorang teman yang lebih dulu mengikuti pemindaian data dan mengantongi uang ratusan ribu rupiah.  

Siti kemudian tertarik lantaran ia membutuhkan uang. Apalagi, Siti hingga kini masih kesulitan mencari pekerjaan. 

"Sekarang lagi nyari kerja, lumayan sulit," ucap dia.

Tanpa pikir panjang, Siti mengunduh aplikasi World App sebagai tahapan awal sebelum memverifikasi data retina mata langsung ke gerai WorldID Setelah mengunduh aplikasi, Siti langsung mengisi data diri, seperti nama lengkap, alamat tempat tinggal, hingga nomor identitas kependudukan. 

Tak lama, ia mendapat jadwal pemindaian data mata pada Selasa (6/5/2025) dengan lokasi gerai di Jalan Ir H Juanda.
 
Siti lantas mendatangi gerai dengan maksud menyerahkan data retina matanya tanpa mengetahui akan digunakan untuk apa. 

Setibanya di lokasi, Siti baru tahu bahwa gerai sudah tutup setelah layanan dibekukan pemerintah karena belum mengantongi izin operasional. 

"Enggak tahu, tapi dibekukan sudah tahu. Tadi baca-baca. Tapi tetap penasaran mau ke sini," ujar Siti. 

Siti mengaku curiga dengan layanan WorldID karena belakangan dibekukan oleh pemerintah. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan