Sabtu, 4 Oktober 2025

Ekonomi RI Bisa Tumbuh Lebih Tinggi, Ini 3 'Kartu As' yang Bisa Jadi Mesin Pendorong

Jika gagal dimanfaatkan, Indonesia bisa terjebak dalam jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Penulis: Glery Lazuardi
Tribunnews.com/Irwan Rismawan
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA - Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Kamis (12/10/2023). Analis ekonomi Dendi Ramdani mengatakan, dengan strategi yang tepat, target ambisius pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto bukanlah hal yang mustahil.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah dinamika global dan persaingan kawasan yang makin ketat, Indonesia ternyata menyimpan potensi pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dari pencapaian saat ini. 

Analis ekonomi Dendi Ramdani mengatakan, dengan strategi yang tepat, target ambisius pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto bukanlah hal yang mustahil.

Ia menyoroti tiga faktor utama yang bisa menjadi mesin pendorong utama ekonomi nasional, sebagai berikut:

1. Bonus Demografi: Tenaga Produktif, Kunci Utama Perekonomian

Indonesia saat ini berada di puncak bonus demografi—populasi usia produktif (15–64 tahun) mencapai lebih dari 70 persen total penduduk. Ini menjadi modal luar biasa bagi percepatan pertumbuhan ekonomi.

“Penduduk usia produktif ini adalah kekuatan yang sangat potensial mendorong pertumbuhan ekonomi, dikombinasikan dengan kekuatan modal dan teknologi,” kata dia dalam keterangannya pada Rabu (23/4/2025).

Baca juga: Semringahnya Prabowo Terbangkan Drone Penebar Benih: Indonesia Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia!

Baca juga: LG Batal Investasi di Indonesia, Prabowo Pastikan Gandeng Investor Baru

Untuk itu, kebijakan yang mendukung pendapatan dan konsumsi masyarakat usia produktif akan menjadi katalis pertumbuhan sektor riil dan mendorong ekspansi bisnis.

Jika kekuatan ini bisa digerakkan, ekonomi Indonesia bisa melonjak jauh di atas 5 persen.

2. Sumber Daya Alam yang Belum Tergarap Maksimal

Dendi menyebut sumber daya alam (SDA) Indonesia – dari tambang, perkebunan, pertanian hingga perikanan – masih menyimpan potensi luar biasa, namun belum dimaksimalkan secara optimal.

Kebijakan hilirisasi nikel dan investasi di sektor energi terbarukan juga membuka ruang bagi peningkatan ekspor, penyerapan tenaga kerja, dan pendapatan negara.

“Sumber daya alam adalah kekuatan untuk menjadi sumber daya pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

3. Tata Kelola Pemerintahan: Ruang Besar Perbaikan Iklim Investasi

Ilustrasi investasi
Ilustrasi investasi (Shutterstock)

Faktor ketiga, kata Dendi, adalah perbaikan dalam governance dan kualitas institusi.

Ini menjadi elemen vital untuk memperkuat kepercayaan investor dan menciptakan iklim bisnis yang sehat.

“Dalam situasi kualitas institusi dan governance yang belum baik saja Indonesia bisa tumbuh 5 persenan,” jelas Dendi yang juga Department Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri.

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintahan Prabowo Subianto mendorong digitalisasi layanan publik, penyederhanaan regulasi, dan transparansi birokrasi.

Baca juga: Tarif Impor 32 Persen AS ke Indonesia, Prabowo Tunggu Hasil Negosiasi Airlangga

 

15 Tahun Kunci: Menuju Negara Maju atau Terjebak Middle Income Trap?

Dendi menegaskan, masa pemerintahan Prabowo dan 15–20 tahun ke depan akan menjadi periode emas atau krusial bagi Indonesia. Jika gagal dimanfaatkan, Indonesia bisa terjebak dalam jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).

“Dalam periode 15-20 tahun ke depan, Indonesia perlu mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonomi, percepatan peningkatan kualitas SDM, kualitas adopsi dan pengembangan teknologi, dan peningkatan kualitas institusi,” tuturnya.

Dengan strategi terintegrasi dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia berpeluang besar tidak hanya keluar dari jebakan pendapatan menengah, tapi juga naik kelas menjadi kekuatan ekonomi utama di Asia.

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved