Sabtu, 4 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Kementerian UMKM Pantau E-Commerce, Antisipasi Serbuan Produk China

Pemerintah akan memperketat pengawasan aktivitas perdagangan digital terutama e-commerce untuk mengantisipasi serbuan produk China.

Tribunnews/Endrapta
ANTISIPASI SERBUAN PRODUK CHINA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman  di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Pemerintah akan memperketat pengawasan aktivitas perdagangan digital terutama e-commerce untuk mengantisipasi serbuan produk impor dari China pasca kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan memperketat pengawasan aktivitas perdagangan digital terutama e-commerce untuk mengantisipasi serbuan produk impor dari China pasca kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, memastikan, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi potensi dampak perang dagang.

"Kita benar-benar mengantisipasi hal ini. Salah satu langkah yang kami ambil adalah melakukan pemantauan terhadap e-commerce, agar lebih mengutamakan pemasaran dan penjualan produk-produk lokal,” ujar Maman di Jakarta, Selasa (15/4/2025).

Menurut Maman, tujuannya untuk menekan masuknya produk impor, terutama dari China, melalui platform e-commerce.

Pemerintah juga akan menciptakan ekosistem usaha yang lebih efisien.

"Harga dan barang yang dijual bisa bersaing dengan produk-produk dari luar. Saya pikir itu tetap jalan dan monitoring kepada e-commerce pun kita lakukan terus," kata Maman

Pemerintah tengah berkoordinasi secara intensif agar kebijakan tarif baru dari AS tidak memberikan dampak langsung terhadap industri nasional. 


Kementerian UMKM telah menyampaikan sejumlah solusi yang disampaikan ke Kementerian Perekonomian dan Kementerian Keuangan.

"Mengingat mereka yang memiliki mandat langsung untuk melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat," kata Maman.

Sebelumnya, banyak pihak khawatir produk China akan membanjiri Indonesia imbas dari kebijakan Presiden AS Donald Trump, serta perang dagang antar kedua negara tersebut.

Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (Indonesia Iron and Steel Industry Association/ IISIA) mengaku khawatir kebijakan pemerintah yang menghapus kuota impor dan melonggarkan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) berpotensi membuat industri lokal kebanjiran produk China.

Baca juga: Siasati Tarif Impor Trump, China Rayu Konsumen AS Lewat TikTok Shop

Ini lantaran jumlah produksi besi dan baja China yang cukup tinggi sementara di sisi lain adanya pemberlakuan tarif impor yang tinggi dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menyampaikan Indonesia disebut dapat kebanjiran barang-barang impor tekstil dari China, India, juga Vietnam akibat kebijakan resiprokal yang diterapkan oleh Presiden ASDonald Trump.

AS mengenakan tarif produk impor dari Indonesia sebesar 32 persen

Jemmy menilai, kebijakan ini akan mengubah peta perdagangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dunia. Negara-negara produsen ditengarai akan mencari alternatif pasar lain.

Baca juga: Kamar Dagang Detroit Minta Trump Batalkan Tarif Impor Mobil 25 Persen

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved