Selasa, 7 Oktober 2025

Persaingan Ketat Bisnis Bakpia: Menjaga Tradisi Legendaris di Tengah Gempuran Inovasi

Di tengah ketatnya persaingan bisnis kuliner terutama bakpia di Yogyakarta, produsen dituntut harus mau berinovasi mempertahankan tradisi legendaris

Tribunnews.com/Chrysnha Pradipha
BAKPIA PATHUK - Joni Purwantoro produsen bakpia dan pemilik toko Bakpia Fadila menunjukkan produknya, Kamis (13/2/2025). Di tengah ketatnya persaingan bisnis kuliner terutama bakpia di Yogyakarta, produsen dituntut harus mau berinovasi mempertahankan tradisi legendaris 

Diakuinya, pembayaran dengan QRIS begitu efektif dan efisien untuk pedagang sepertinya.

Juga untuk para pembeli yang justru sering meminta dan menanyakan kode QRIS untuk membayar produk bakpia.

"QRIS ini banyak yang cari, sekarang hampir semua pembayaran pakai QRIS kalau langsung beli di sini. Kecuali yang pesan antar ya, lewat aplikasi atau transfer biasanya," ujarnya. 

Dukungan KUR BRI dan Perkembangan Usaha

Pinjaman ini benar-benar menjadi titik balik dalam usahanya. 

Produksi menjadi lebih cepat, tenaga yang dibutuhkan juga lebih sedikit. 

"Kalau dulu kami cuma bisa produksi 50 dus sehari, setelah ada mesin, bisa naik dua kali lipat," ujarnya. 

Mesin penggiling adonan bakpia
Mesin penggiling adonan bakpia (Instagram @bakpiafadila)

Tak hanya itu, dengan keuntungan yang didapat, Joni mulai melebarkan sayap ke bisnis lain. 

Ia membangun beberapa unit homestay untuk menampung wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

Peluang itu menjadi peluang yang nekat diambil Joni saat kembali mengajukan permodalan lewat KUR BRI.

Pesanan yang meningkat membuatnya untung besar dan perlahan bisa membantunya untuk membeli lahan rumah sebelah.

Kini terdapat sekitar tiga petak rumah yang ia siapkan untuk penginapan wisatawan. Satu kamarnya bisa menampung antara 4-8 orang.

Lantas jika libur sekolah atau libur akhir tahun, bukan kepalang dirinya harus mengatur waktu antara pelayanan jasa homestay dengan jualan bakpia.

Namun sebenarnya dua usahanya ini selalu berkaitan. Tak sedikit wisatawan yang menginap di homestay-nya turut membawa pulang oleh-oleh bakpia.

“Katakanlah per orang 2-5 dus, kalau dikalikan kan lumayan,” paparnya kemudian tersenyum.

Bakpia juga menjadi pemanis para tamu homestay milik Joni. Setiap tamu yang menginap akan disajikan gratis bakpia sebagai bentuk pelayanan plus-plus pria berusia 52 tahun itu.

Pandemi COVID-19: Pukulan dan Strategi Bertahan

Namun, tak selamanya usaha Joni berjalan mulus. Saat pandemi COVID-19 melanda, bisnisnya terkena dampak yang cukup besar.

 Pariwisata Yogyakarta terpuruk, toko-toko sepi, dan penjualan bakpia anjlok drastis. 

"Biasanya jelang Lebaran, pesanan bisa sampai ratusan dus, tapi waktu pandemi, sehari laku 10 dus saja sudah bagus," tuturnya.

Tidak mau menyerah, Joni segera beradaptasi dengan situasi. Ia mulai memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pelanggan di luar kota. 

"Saya tawarkan bakpia lewat WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Alhamdulillah, ada pelanggan dari Jakarta yang pesan sampai 100 dus," katanya. 

Ia juga mengikuti berbagai pelatihan digitalisasi usaha dari BRI, termasuk penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran agar lebih praktis.

Kini, setelah melewati masa sulit pandemi, usaha Joni kembali stabil. 

Rata-rata, ia bisa menjual hingga 50 dus bakpia per hari pada hari biasa, dan dua kali lipat saat musim liburan. 

Bahkan, dalam satu pesanan besar, pernah ada pelanggan yang memesan hingga 400 dus sekaligus.

Joni pun semakin fokus menjaga kualitas produknya. 

"Yang penting itu kualitas dan pelayanan. Kalau pelanggan puas, mereka pasti kembali," tegasnya. 

Dengan inovasi, kerja keras, dan dukungan permodalan yang tepat, Joni telah membuktikan bahwa usaha kecil yang dimulai dari sekadar jualan sampingan di kantor bisa berkembang menjadi bisnis yang besar dan bertahan di tengah tantangan. 

Adapun produk Bakpia Fadila dijual di rumah Joni yang berlokasi di RT41 RW08 Pathuk, Ngampilan, Kecamatan Purwodiningratan, Yogyakarta.

Bakpia Fadila juga melayani pengiriman pesanan, informasi lebih lanjut bisa mengakses di akun Instagram @bakpiafadila. 

Harga bakpia bervariasi, untuk bakpia dus kecil dibanderol Rp10 ribu, dan ukuran reguler Rp20 ribu.

KUR BRI

Grafis Pengajuan KUR BRI
Grafis Pengajuan KUR BRI

BRI telah menyalurkan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2024 sebesar Rp 184,98 triliun.

Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 184,98 triliun.

Demikian menjadikan BRI sebagai perbankan dengan penyaluran KUR terbesar dibanding perbankan nasional lainnya.

Penyaluran KUR BRI itu pun menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Keberhasilan penyaluran KUR BRI tersebut juga diikuti dengan kualitas kreditnya yang terjaga.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, strategi pengelolaan KUR yang diterapkan BRI berhasil menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, yaitu di level 2 persen. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM.

“KUR itu 100 persennya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi kredit macet, 70 persen risiko dibayar oleh asuransi, dan 30 persen ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2 persen,” ujar Sunarso dalam siaran pers, Kamis (23/1/2025).

Sunarso menambahkan bahwa tingkat NPL sebesar 3 persen pada kredit di segmen UMKM masih dianggap ideal, mengingat karakteristik segmen tersebut berbeda dengan kredit korporasi.

Menurutnya, pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah baru tanpa proses seleksi yang terlalu ketat. 

Kemudian, pada tahap mid-end dilakukan maintenance.

Apabila terjadi kredit macet, tahap back-end berperan untuk mengelola risiko, mencakup penagihan yang diwujudkan dalam recovery rate untuk menjaga kualitas kredit.

Strategi ini memungkinkan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM dengan tetap menjaga kesehatan portofolio kredit.

Upaya BRI tersebut sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja.

Dalam hal ini Asta Cita ketiga yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan juga Asta Cita keenam khususnya dalam hal mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Sementara itu, Kementerian BUMN RI berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut.

Menteri BUMN RI Erick Thohir menjabarkan bahwa inisiasi tersebut mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

Baginya, kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks.

"Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan," pungkas Erick Thohir.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved