Persaingan Ketat Bisnis Bakpia: Menjaga Tradisi Legendaris di Tengah Gempuran Inovasi
Di tengah ketatnya persaingan bisnis kuliner terutama bakpia di Yogyakarta, produsen dituntut harus mau berinovasi mempertahankan tradisi legendaris
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya yang kaya akan kuliner khas, salah satunya adalah bakpia. Namun, seiring berkembangnya industri kuliner, bisnis bakpia menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Tidak hanya dari sesama produsen lokal, tetapi juga dari inovasi-inovasi baru yang mengubah wajah bakpia tradisional.
Di tengah kondisi ini, Joni Purwantoro (52), pemilik Bakpia Fadila yang berlokasi di Pathuk, Ngampilan, Yogyakarta, tetap teguh menjaga kualitas dan keaslian produknya.
Beberapa tahun terakhir, muncul berbagai varian bakpia yang berbeda dari versi tradisionalnya.
Bakpia kukus, bakpia dengan isian keju, cokelat, hingga bakpia dengan kulit lebih lembut mulai mendominasi pasar.
Inovasi ini menarik perhatian pelanggan baru, terutama generasi muda yang menyukai variasi rasa yang lebih modern.
Bahkan diakuinya, kedatangan kue yang menyerupai bakpia ini membuat pasar produsen bakpia tradisional sempat tergerus.
Di gang-gang, toko oleh-oleh dan sudut kota wisata di Kota Pelajar ini pun telah banyak yang menjual pesaing bakpia tradisional.
Namun, bagi Joni, menjaga tradisi adalah prioritas utama.
“Bakpia khas Yogyakarta punya cita rasa tersendiri, terutama dari tekstur kulitnya yang kering dan isian kacang hijaunya yang lembut. Kalau terlalu banyak modifikasi, nanti identitas aslinya hilang,” ungkapnya ketika diwawancarai Kamis (13/2/2025).
Satu dari berbagai tantangan terbesar dalam industri ini adalah persaingan harga.
Banyak produk bakpia baru yang dijual dengan harga lebih murah, meskipun kualitas bahan bakunya dipertanyakan.
Joni lebih memilih untuk fokus pada kualitas dibandingkan mengikuti tren perang harga.

“Banyak yang menjual bakpia dengan harga sangat rendah, tapi saya yakin kalau kita jaga kualitas, pelanggan akan tetap datang. Kami pakai bahan baku terbaik, tanpa mengurangi takaran isian atau mengganti bahan dengan yang lebih murah,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.