Senin, 29 September 2025

Pemerintah Alokasikan Rp 20 Triliun dari Target KUR 2025 untuk UMKM Tekstil

Pemerintah mengalokasikan Rp 20 triliun dari total target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2025 sebesar Rp 300 triliun untuk U sektor tekstil.

|
Tribunnews/Endrapta
KUR UNTUK UMKM - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman  di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Pemerintah mengalokasikan Rp 20 triliun dari total target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2025 sebesar Rp 300 triliun untuk UMKM di sektor tekstil. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengalokasikan Rp 20 triliun dari total target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2025 sebesar Rp 300 triliun untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor tekstil agar dapat membeli peralatan baru.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengungkapkan bahwa alokasi Rp 20 triliun tersebut akan digunakan untuk mendukung UMKM tekstil dalam mengembangkan infrastruktur dan peralatan mereka.

"Jadi itu sebetulnya sudah kami alokasikan dalam Rp 300 triliun itu, ada kurang lebih Rp 20 triliun, yang dialokasikan untuk KUR investasi peralatan industri," katanya ketika ditemui di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, Selasa (25/3/2025).

Menurut Maman, belakangan ini sektor tekstil menghadapi berbagai tantangan, sehingga pemerintah perlu fokus mendorong pertumbuhannya.

Maka dari itu, dari alokasi KUR yang sebelumnya lebih banyak difokuskan untuk sektor pertanian dan perikanan, pemerintah kini berusaha untuk memberikan perhatian lebih pada UMKM tekstil.

"Dulu kan mungkin lebih banyak fokus di pertanian dan perikanan. Nah karena memang kami lagi mau coba ada isu tekstil ini, didorong ke situ [alokasi Rp 20 triliun]," ujar Maman.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 triliun melalui skema kredit investasi padat karya.

“Pemerintah sudah menyediakan Rp 20 triliun untuk subsidi investasi. Karena kalau mesinnya tidak diperbaiki, daya saing baik dari penggunaan energi maupun kecepatan produksi akan lebih lambat,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers di Istana Negara, Rabu (19/3/2025) seperti dikutip Kontan.

Baca juga: Sritex Bangkrut, DPR Desak Permendag 8/2024 Direvisi, Disebut Jadi Penyebab Industri Tekstil Kolaps

Airlangga mengatakan, skema kredit investasi ini ditujukan bagi sektor padat karya, termasuk industri tekstil, produk tekstil, sepatu, makanan dan minuman, furniture, serta kulit.

Kredit investasi ini memiliki tenor delapan tahun dengan bunga yang disubsidi sebesar 5 persen oleh pemerintah. "Jadi berapapun kredit investasi perbankan, pemerintah potong bunganya sebesar 5 persen," tambahnya.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan