Selasa, 7 Oktober 2025

Soal Impor 200 Ribu Ton Gula, Anggota Komisi VI DPR Sebut Pemerintah Harus Konsisten

Cita-cita swasembada pangan akan jauh dari kata terealisasi jika pemerintah kerap berubah-ubah dalam menetapkan sebuah kebijakan.

dpr.go.id
SWASEMBADA PANGAN-Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Darmadi Durianto. Ia menyebut cita-cita swasembada pangan akan jauh dari kata terealisasi jika pemerintah kerap berubah-ubah dalam menetapkan sebuah kebijakan, Minggu (2/3/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDIP Darmadi Durianto mengkritik langkah pemerintah yang akan membuka kembali impor Gula Kristal Mentah (GKM) sebanyak 200 ribu ton.

Menurutnya, langkah tersebut tidak mencerminkan konsistensi pemerintah yang selalu menggembar-gemborkan swasembada pangan di satu sisi.

"Pemerintah harus konsisten intinya. Kalau belum pasti atau matang, jangan buat statement atau janji," kata Anggota Komisi VI DPR RI itu kepada wartawan, Sabtu, 13/2/2025.

"Kalau terpaksa impor, tapi untuk kesejahteraan rakyat, kita setuju. Tapi buat perencanaan yang matang supaya jangan banyak janji. Kalau janji-janji tidak terpenuhi, kan membuat integritas pemerintah bisa terdilusi," ujarnya.

Baca juga: Kementan Bahas Strategi Manajemen PHLN untuk Mencapai Swasembada Pangan

Darmadi kembali menegaskan cita-cita swasembada pangan akan jauh dari kata terealisasi jika pemerintah kerap berubah-ubah dalam menetapkan sebuah kebijakan.

Pada akhirnya, cita-cita swasembada pangan hanya sekadar ilusi belaka jika setiap kebijakan kerap diubah-ubah tanpa basis kajian yang memadai, ujarnya.

Kembali ke soal impor gula, Darmadi menilai pemerintah seolah terkesan tidak memiliki basis data yang akurat terkait kebutuhan maupun kapasitas produksi gula dalam negeri.

"Impor harusnya jadi opsi terakhir, itupun dengan syarat bahwa kebutuhan gula dalam negeri memang tidak bisa dipenuhi oleh industri lokal. Tapi pertanyaannya, apakah benar industri lokal kita tak sanggup penuhi kebutuhan dalam negeri?" ucapnya.

Darmadi juga mengingatkan agar pemerintah tak gemar mengumbar retorika ke hadapan publik hanya demi kepentingan politik pencitraan semata.

"Periode sebelumnya, publik sudah overload atau bosan dicekoki narasi-narasi penuh janji-janji kosong. Mestinya pemerintah sekarang tidak meniru model sebelumnya yang hanya pandai beretorika tapi tidak pernah konsisten dalam mengimplementasikan janjinya," katanya.

Darmadi mengingatkan, jika impor gula terus dilakukan, bukan tidak mungkin industri lokal banyak yang akan gulung tikar ke depannya.

"Ketimbang sibuk dengan impor, mestinya pemerintah fokus membenahi industri gula kita dari hulu ke hilirnya, yang selama ini banyak problem supply chain, monopoli kelompok tertentu, para petani tebu yang belum sejahtera, dan lain-lain," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved