Senin, 29 September 2025

Saleh Husin Ungkap 4 Kendala Usaha di Dalam Negeri, Mulai Harga Energi hingga Kepastian Berusaha

Saleh Husin mengungkapkan empat kendala dunia usaha di dalam negeri meskipun potensi berusaha terbuka lebar dengan adanya hilirisasi migas

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
HO
KENDALA USAHA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri bidang Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan empat kendala dunia usaha di dalam negeri meskipun potensi berusaha terbuka lebar dengan adanya hilirisasi minyak dan gas bumi. Hal itu dia sampaikan dalam dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia dengan judul "Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional", Sabtu (22/2/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri bidang Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan empat kendala dunia usaha di dalam negeri meskipun potensi berusaha terbuka lebar dengan adanya hilirisasi minyak dan gas bumi.

Menurutnya, potensi hilirisari minyak dan gas bumi masih sangat terbuka lebar. Dari gas alam dapat dihilirisasi menjadi LNG, amoniak, CO2.

Baca juga: Kebijakan HGBT Diperpanjang, Inaplas Ungkap Dampaknya  ke Industri Petrokimia dan Plastik

Bahkan, hilirisasi methanol menjadi urea, amonium nitrat, soda ask, DME, acetic acid, biodiesel dan terus di-downstream menjadi melamine, NPK, fuel dan lain lain.

"Saat ini masih ada beberapa kendala yang dialami dunia usaha didalam negeri yakni. Pertama, harga energi gas kita masih mahal jika dibandingkan dengan negara negara pesaing kita disekitar kawasan seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia," kata Saleh dalam keterangannya, dikutip Sabtu (22/2/2025).

Kendala kedua kata Saleh, bahan baku industri kadang sulit didapat akibat kebijakan ego sektoral dan kalau dapat pun harga sudah tidak ekonomis lagi.

Baca juga: Saleh Husin Yakin Erick Thohir Tak Salah Pilih Patrick Kluivert Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia

Sedangkan ketiga, logistik cost yang masih mahal dan sektor industri penerima Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) agar diperluas sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.

"Serta keempat adanya kepastian berusaha dikarenakan peraturan yang berubah ubah. Semua ini kami sampaikan sebagai sebuah pemikiran ilmiah demi cintanya kepada Tanah Air agar target 8 persen yang diinginkan Bapak Presiden Prabowo dapat tercapai," ujarnya.

Saleh menyampaikan, Indonesia memiliki cadangan gas sebesar 142, 72 TSCF. Namun baru dimanfaatkan sebesar 5, 494 BBTUB, dimana 68,2 persen dari jumlah tersebut digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan 31,8 persen untuk pasar ekspor.

Sementara produksi energi dari gas alam sebesar 10,1 persen dimana 71 persen melalui energi batubara dan sektor industrilah yang paling banyak mengkomsumsi energi diikuti sektor transportasi.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan