Senin, 29 September 2025

Lokal Asri

Inspiratif! Peternak Sapi Ini Buktikan Kotoran Sapi Bisa Jadi Ladang Bisnis Menguntungkan

Selain berpotensi menjadi sumber bisnis, pengelolaan limbah kotoran sapi yang tepat juga berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Editor: Content Writer
Tribunnews.com/Alivio
Ilustrasi kandang sapi. 

TRIBUNNEWS.COM - Sumber penghasilan bisa berasal dari berbagai hal, termasuk dari hal-hal yang tak terduga seperti kotoran hewan. Meskipun sering dianggap menjijikkan, kotoran hewan justru dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan jika dikelola dengan baik.

Selain berpotensi menjadi sumber bisnis, pengelolaan limbah kotoran hewan yang tepat juga berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pasalnya, limbah seperti kotoran sapi dapat mencemari air tanah, menimbulkan bau tidak sedap, serta berkontribusi terhadap timbulnya emisi gas metana.

Menurut situs resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), metana merupakan salah satu gas rumah kaca (GRK) yang dampaknya terhadap pemanasan global 21 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida. Selain itu, menurut situs Global Clean Air, metana juga memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan, seperti merusak saluran pernapasan, memperparah penyakit paru-paru, memicu serangan asma, meningkatkan risiko kelahiran prematur, morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, serta risiko stroke.

Salah satu orang yang sukses dalam mengelola limbah kotoran hewan menjadi sumber penghasilan adalah Rojali. Dirinya merupakan salah seorang peternak sapi dari kelompok ternak Lembu Sejahtera di Kampung Merempan Hulu, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau.

Rojali mulai menekuni bisnis jual kotoran sapi sejak tahun 2016. Gagasan ini muncul ketika ia bersama rekannya, yang juga berasal dari kelompok ternak yang sama, mencoba mengolah limbah tersebut menjadi pupuk organik.

Rojali dan rekannya menilai bahwa pupuk yang berasal dari kotoran sapi memiliki banyak manfaat. Mereka meyakini bahwa kotoran sapi kaya akan unsur hara yang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Ide ini juga didorong oleh keinginan mereka untuk mengurangi limbah kotoran sapi dengan mengolahnya menjadi produk yang lebih bermanfaat.

Sayangnya, keterbatasan alat dan biaya operasional membuat usaha mereka terhenti. Seiring berjalannya waktu, banyak petani di Siak yang mulai tertarik membeli kotoran sapi dari ternak mereka untuk dijadikan pupuk organik. Melihat peluang tersebut, Rojali memutuskan untuk lebih fokus dalam penjualan kotoran sapi sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk organik.

"Alhamdulillah sekarang yang beli banyak dari Siak dan luar Siak," ungkap Rojali.

Baca juga: Jangan Cuek Sama Lingkungan! Kenali Dampak Limbah Elektronik dan Cara Bijak Mengatasinya

Rojali menawarkan kotoran sapi dalam dua bentuk, yakni basah dan kering. Kotoran kering dijual seharga Rp12 ribu per karung, sementara yang basah dihargai Rp200 per kilogram. Ia juga menyampaikan bahwa permintaan kotoran sapi ini tidak selalu stabil. Ada kalanya sepi pembeli, tetapi di waktu tertentu, seperti saat tren tanaman hias sedang booming, penjualannya meningkat.

Dalam usaha jual beli kotoran sapi ini, Rojali menggunakan sistem bagi hasil. Hal ini dikarenakan dirinya tidak hanya menjual kotoran sapi dari ternaknya sendiri, tetapi juga dari ternak milik 17 anggota dalam kelompok ternaknya.

"Jadi kami sistem bagi hasil. 60 persen untuk saya dan 40 persennya lagi disetor ke kas kelompok," kata Rojali.

Rojali menyatakan bahwa ia mampu mengumpulkan setidaknya 500 kg kotoran sapi basah setiap hari. Sedangkan untuk kotoran kering, dalam tiga hari ia dapat mengumpulkan sekitar 10 kg dari satu ekor sapi. Semua kotoran tersebut berasal dari 25 ekor sapi yang ada dalam kelompok ternaknya.

Para petani yang memakai pupuk organik dari kotoran sapi sering berbagi pengalaman mereka dengan Rojali mengenai manfaatnya bagi tanaman. Mereka mengungkapkan bahwa hasil panen menjadi lebih berat, hasilnya lezat, tampilannya lebih segar, serta membantu mengurangi biaya pembelian pupuk. Rojali pun merasa bersyukur karena bisnis jual beli kotoran sapi yang ia jalankan tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berperan dalam mengurangi limbah kotoran hewan.

"Bagi kami juga ada manfaatnya, salah satunya mengurangi limbah di peternakan dan bahkan bisa menghasilkan uang," tutupnya.

Usaha jual beli kotoran sapi yang dijalankan Rojali membuktikan bahwa segala sesuatu, bahkan dari hal yang menjijikkan sekalipun, bisa memiliki manfaat. Tak hanya mendatangkan keuntungan finansial, bisnis ini juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, terutama dalam mengelola limbah kotoran hewan yang berpotensi merusak ekosistem jika tidak ditangani dengan baik.

#LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

Baca juga: Liburan Sambil Belajar, Industri di Karawang Ini Ubah Tempat Pengolahan Limbah Jadi Destinasi Wisata

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan