Senin, 29 September 2025

Gas Bisa Jadi Sumber Energi Alternatif yang Vital Bila Didukung Infrastruktur yang Kuat

Infrastruktur yang kurang memadai memang menjadi hambatan utama dalam produksi lantaran berdampak pada distribusi gas yang tidak merata.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
istimewa
Hasrul Hanif peneliti dan pengajar di Fisipol UGM (kiri) dan Fatar Yani Abdurrahman (kanan) dalam episode terbaru podcast PolGovTalks Experts. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar energi terkemuka, Fatar Yani Abdurrahman, menyatakan bahwa gas memiliki potensi menjadi sumber energi yang vital dan alternatif bagi Indonesia.

Namun, hal ini harus didukung oleh infrastruktur yang kuat untuk memastikan distribusi yang lancar dan merata.

Hal ini diungkapkan oleh Fatar dalam episode terbaru PolGovTalks Experts, podcast bersama Hasrul Hanif peneliti dan pengajar di Fisipol UGM yang membahas aspek penting terkait ketahanan dan keberlanjutan energi di Indonesia.

Baca juga: Subholding Gas Pertamina Perdana Alirkan Gas Bumi Beyond Pipeline CNG di Balikpapan

Diskusi ini mengkaji tentang tantangan yang dihadapi Indonesia, serta solusi strategis yang diperlukan untuk masa depan energi yang berkelanjutan.

Fatar menyoroti infrastruktur yang masih kurang memadai terlihat di wilayah-wilayah Kalimantan Timur, di mana pasokan gas melimpah.

“Infrastruktur yang lebih baik diperlukan untuk distribusi gas yang efisien di seluruh wilayah,” ujar Fatar.

Infrastruktur yang kurang memadai memang menjadi hambatan utama dalam produksi lantaran berdampak pada distribusi gas yang tidak merata.

Tren produksi pun menunjukkan penurunan ekspor gas sebesar 30 persen, sementara 70% gas diserap oleh industri domestik, sehingga perlunya perencanaan strategis.

“Peningkatan infrastruktur gas memerlukan kebijakan nasional yang kuat dan perencanaan strategis.

Pendanaan pemerintah (APBN) bisa digunakan jika menghasilkan pendapatan bagi negara. Keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan infrastruktur juga didorong untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi,” ujar Fatar.

Setali tiga uang, Hasrul Hanif peneliti dan pengajar pengelolaan energi dan sumber daya alam di Fisipol UGM juga mengatakan bahwa poin krusialnya adalah gas menjadi alternatif penting untuk sumber daya energi tapi kita dihadapkan dengan persoalan infrastruktur untuk memastikan gas ini sampai ke user.

“Ada persoalan investasi di situ, ada persoalan biaya yang masih mahal sehingga tidak affordable sejauh ini, maka harus dipikirkan strategi kedepannya," katanya.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Ungkap Pemerintah akan Buat RPP Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri

Fatar juga menekankan pentingnya transisi ke sumber energi yang lebih bersih untuk mencapai Net Zero Emission. “Gas berperan penting dalam memasak, transportasi, dan produksi listrik, mendukung transisi energi hijau.

Produksi gas saat ini masih kekurangan 500-600 barel per hari. Tetapi, gas dapat diubah menjadi biofuel, listrik, dan tenaga air, yang berpotensi menyebabkan kelebihan pasokan di kemudian hari,” katanya.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan