Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Apindo Ajak Masyarakat Waspadai Hoaks Soal Daftar Produk Israel

MUI membantah adanya daftar produk yang diharamkan, seperti yang beredar di beberapa media dan platform online.

DEVI RAHMAN / AFP
Ilustrasi. Apindo menilai aksi boikot yang tidak tepat sasaran lebih banyak merugikan Tanah Air dan kontradiktif dengan tujuan memutus sokongan dana terhadap Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftahul Huda, angkat bicara terkait kebingungan publik terkait kehalalan suatu produk pasca isu hoaks mengenai daftar produk yang dituduh terafiliasi dengan Israel.

MUI membantah adanya daftar produk yang diharamkan, seperti yang beredar di beberapa media dan platform online.

Miftahul Huda menegaskan bahwa "Produknya itu tetap halal selama masih memenuhi kriteria kehalalan."

Baca juga: 10 Produk Kecantikan Lokal Ini Nyatakan Pro Palestina, Bisa Jadi Alternatif di Tengah Isu Boikot

Ia menjelaskan bahwa MUI tidak berkompeten untuk merilis daftar produk Israel atau yang terafiliasi dengan Israel.

Dalam klarifikasinya, MUI menegaskan bahwa yang diharamkan bukanlah produknya, melainkan aktivitas dukungan terhadap Israel.

Kementerian Komunikasi dan Informasi melalui laman resminya juga turut membantah isu hoaks tersebut.

Mereka menyatakan bahwa pihak MUI tidak pernah merilis daftar produk Israel dan afiliasinya yang harus diboikot.

Informasi ini dapat diakses melalui https://www.kominfo.go.id/content/detail/52965/hoaks-rilis-daftar-121-produk-yang-diharamkan-mui-karena-terafiliasi-israel/0/laporan_isu_hoaks.

Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) turut angkat suara terkait misinformasi ini. Shinta W. Kamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), menyatakan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan daftar produk pro-Israel yang harus diboikot.

"Prinsipnya kita harus menyadari informasi-informasi hoaks juga yang keluar, karena sebenarnya dari MUI sendiri jelas posisinya terhadap boikot produk-produk pro-Israel," kata Shinta dikutip dari Kontan, Kamis (30/11/2023).

Shinta menyoroti bahwa produk-produk yang tercantum dalam daftar yang beredar berkaitan dengan pro-Israel.

Hanya, baginya, asosiasi perlu meluruskan kalau beragam produk yang diboikot tersebut tidak berkaitan dengan Israel.

Aksi boikot yang tidak tepat sasaran lebih banyak merugikan Tanah Air dan kontradiktif dengan tujuan memutus sokongan dana terhadap Israel.

"Tidak ada yang mendukung agresi militer Israel, kita juga jelas tidak," tegas Shinta

Shinta mencontohkan salah satu perusahaan yang selama ini menjadi korban salah sasaran dari aksi boikot adalah PT Unilever Indonesia Tbk.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved