Selain itu, benih ikan nila tersebut memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat, sehingga dapat dipanen lebih cepat dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit.
"Menurut saya budidaya ikan nila salin sangat prospek untuk dikembangkan mengingat jenis ikan ini lebih mudah dipelihara dan harga jual yang relatif lebih baik," terang Tahang.
Tahang menjelaskan modelling klaster budidaya ikan Nila Salin di BLUPPB Karawang akan dibangun di kawasan seluas 16 Ha dengan petakan sebanyak 10 petak yang berukuran 2.000 meter persegi dan 10 petak yang berukuran 4.000 meter persegi.
"Dengan padat tebar 25 ekor per meter persegi dengan rata rata berat 50 gram per ekor dan ukuran panen rata rata mencapai 700 gram. Maka ditargetkan akan menghasilkan total produksi 672 ton atau produktivitas 42 ton per-Ha per-siklus dengan masa pemeliharaan selama 150-180 hari. Jika harga rata rata ikan nila salin Rp 30.000/kg, maka perolehan dapat dicapai sekitar Rp 20 miliar," ungkap Tahang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.