Mendag Ungkap Ketergantungan Indonesia Pada Impor: Di Supermarket 90 Persen Sayurnya Impor
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkap bagaimana ketergantungan Indonesia terhadap impor komoditas pangan masih tinggi.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkap bagaimana ketergantungan Indonesia terhadap impor komoditas pangan masih tinggi.
Ia membandingkan ketika dirinya masih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 2004 silam, di mana saat itu jumlah impor Indonesia masih kecil.
"Dulu 2004 kita makan gandum itu kira-kira tiga juta ton. Sekarang kita makan gandum 13 juta ton. Berarti (impornya) bergantung lebih besar," kata Zulhas, sapaan akrabnya, di Jakarta, dikutip Sabtu (17/6/2023).
Baca juga: Tren Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, Mendag Zulhas: Momentum Ini Harus Dijaga
Kemudian, ia menceritakan lagi bagaimana dulu pembahasan impor gula sebanyak satu juta ton sudah menimbulkan perdebatan sengit. Sekarang, impornya sudah hampir enam juta ton.
"Dulu kita makan gula impor itu kira-kira satu juta ton sudah berantem. 1,5 juta ton paling banyak. Sekarang kita impor hampir 6 juta ton. Semakin bergantung," ujar Zulhas.
Ketergantungan Indonesia pada impor tak berhenti di situ. Tidak hanya bahan pokok seperi kedelai dan gula, tetapi juga buah-buahan.
"Kita (dulu) impor buah 50 ribu ton. Sekarang mau satu juta. Itu (buahnya) enggak hebat-hebat banget yang diimpor. Kelengkeng, jeruk, apel yang sudah pakai lilin," kata Zulhas.
Ketua Umum PAN itu kemudian mengungkap temuannya, yaitu sayur-sayuran di supermarket sekarang 90 persen diisi oleh hasil impor.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Pastikan Harga Telur Stabil dalam Dua Pekan Mendatang
Padahal, zaman dahulu sayur adalah komoditas yang hampir tidak ada impornya.
"Dulu sayur-sayuran hampir enggak ada impornya. Sekarang sayur-sayuran banyak sekali (impornya). Di supermarket sekarang 90 persen sayurnya impor. Tembakau juga separuhnya sekarang impor," ujar Zulhas.
"Belum lagi bawang putih. Dulu setahun (impornya) 30 ribu ton. Sekarang 700 ribu ton," lanjutnya.
Maka dari itu, ia mengatakan soal impor ini harus ditata dan dikendalikan agar sesuai dengan visi Indonesia emas 2045.
Hal itu juga merupakan perintah langsung Presiden Joko Widodo padanya ketika ditunjuk sebagai menteri perdagangan setahun lalu.
"Saya diperintah oleh presiden untuk mengendalikan impor. Kalau ekspor harus semudah-mudahnya. Tidak boleh ada hambatan dalam ekspor karena kita akan dapat uang. (Impor) Ini mesti ditata untuk menuju visi Indonesia 2045. Kita harus menata impor dan menggalakkan ekspor kita," kata Zulhas.
Pemerintah Jadikan Daerah Wanam Merauke Sebagai Pusat Ketahanan Pangan dan Energi |
![]() |
---|
Zulhas Sebut Ada Hak Publik untuk Ketahui Informasi Syarat Capres-Cawapres |
![]() |
---|
Fraksi PAN DPR RI Bahas Tuntutan 17+8 Bersama Organisasi Perempuan dan Elemen Mahasiswa |
![]() |
---|
Sempat Umumkan Mundur, Joao Mota Ternyata Masih Jadi Dirut Agrinas |
![]() |
---|
Tiongkok Melawan, Janji Serangan Balik Trump Buntut Tarif Tinggi ke Anggota NATO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.