Bursa Saham Asia Mayoritas Naik Menjelang Rilis Data Inflasi Amerika Serikat
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan depan.
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bursa saham Asia-Pasifik sebagian besar menguat pada Rabu (12/4/2023), karena investor menunggu data inflasi AS yang akan menentukan langkah Federal Reserve (The Fed) dalam siklus pengetatannya.
Para ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan kenaikan 6 persen secara year-on-year (YoY) dalam indeks harga konsumen AS. Sedangkan The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan depan.
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,57 persen menjadi 28.082,7, dan indeks Topix naik 0,76 persen menjadi 2.006,92.
Baca juga: Bursa Saham Asia Naik Tipis di Tengah Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed
Kenaikan ini juga didukung karena investor mencerna lebih lanjut data indeks harga produsen Jepang dan laporan pesanan mesin. Sektor transportasi laut, grosir, dan pertambangan memimpin kenaikan sementara bank dan peralatan transportasi mengalami kenaikan moderat.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,11 persen dan ditutup pada 2.550,64.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik tipis 0,47 persen menjadi 7.343,9, sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,05 persen pada jam terakhir perdagangan.
Di China Daratan, indeks Shanghai Composite naik 0,41 persen menjadi 3.327,18 dan indeks Shenzhen Component turun 0,05 persen menjadi 11.883,51.
Semalam di Wall Street, saham-saham teknologi turun dengan Nasdaq Composite anjlok 0,43 persen.
Dow Jones Industrial Average naik 98,27 poin,atau 0,29 persen, sementara S&P 500 bergerak datar pada sesi perdagangan Selasa (11/4/2023).
Para investor juga menantikan laporan keuangan bank-bank besar di Amerika Serikat yaitu JPMorgan Chase, Wells Fargo, dan Citigroup pada Jumat (15/4/2023).
BlackRock dan UnitedHealth Group juga dijadwalkan untuk merilis laporan keuangannya.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa ekonomi global dapat menuju pertumbuhan terlemah sejak tahun 1990, dan menurunkan proyeksinya untuk tahun-tahun mendatang.
Langkah The Fed
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menekankan perlunya '"kehati-hatian dan kesabaran" dalam proses pengambilan keputusan kebijakan moneter.
Emiten Surya Biru Murni Rombak Jajaran Direksi Usai Julianto Setyoadji Mengundurkan Diri |
![]() |
---|
AS Naikkan Tarif Aplikasi Visa Tenaga Kerja H-1B Jadi 100 Ribu Dollar per Tahun |
![]() |
---|
Meniru AS dalam Urusan Militer Sipil Adalah Berbahaya dan Keliru |
![]() |
---|
Trump Berencana Jual Senjata Rp106 Triliun ke Israel, Apa Saja Isinya? |
![]() |
---|
Diplomasi Maraton Prabowo: Dari Jepang ke PBB, Lanjut Kanada dan Belanda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.