Penarikan Penyidik KPK
Koruptor Ambil Untung Kisruh Polri Versus KPK
Komisi III DPR sudah mencoba membangun pola koordinasi antara Polri, KPK dan Kejaksaan Agung dalam penanganan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi III DPR sudah mencoba membangun pola koordinasi antara Polri, KPK dan Kejaksaan Agung dalam penanganan tindak pidana korupsi. Karena tak berlangsung maksimal, koordinasi itu berantakan. Ditambah hubungan Polri dan KPK memanas belakangan ini.
Demikian disampaikan Ketua Komisi III DPR RI I Gede Pasek Suardika kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (8/10/2012). Ia mengaku menyesalkan hubungan memanas antara Polri dan KPK, justru membuat sebagian pihak tepuk tangan bersuka cita.
"Kalau ini tetap terjadi, ada dua pihak yang diuntungkan. Pertama koruptor, dan yang kedua para petualang politik. Kita lihat saja, ini isu antara KPK dan polisi, tapi kemudian larinya ke Presiden SBY. Artinya isu ini sudah dimasuki petualang-petualang politik," ungkap Pasek.
Hubungan Polri dan KPK memanas menyusul penyidik Polri yang diminta balik ke institusi awal menolak. Lalu KPK membuka pintu dengan mengangkat penyidik Polri sebagai pegawai tetap. Ditambah, adanya upaya Polri menangkap Kompol Novel dengan dalih pidana yang dilakukan 2004.
Upaya penangkapan Polda Bengkulu terhadap Kompol Novel yang sedang menangani kasus korupsi simulator sim, pada Jumat (5/10/2012) malam, memancing reaksi publik. Pada Minggu kemarin, ribuan pendukung #saveKPK meminta SBY turun tangan menyelesaikan konflik ini.
- Wantimpres: Kompolnas Lebih Fair Selidiki Kasus Novel
- Aktifkan Kompolnas Ungkap Fakta Kasus Kompol Novel
- ITB Desak Presiden Serahkan Kasus Simulator ke KPK
- Novel Ditangkap, Pemeriksaan Saksi Simulator Jalan Terus
- Komisi III DPR Bertemu Kabareskrim
- Apapun Pernyataan SBY Soal Polri vs KPK Dinilai Percuma