Pramono Kritik Bahasa Tinggi SBY ke Anak-anak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, mengritik Presiden SBY yang menggunakan kata, kalimat, dan istilah yang terbilang cukup berat saat berpidato di hadapan anak-anak saat peringatakan Hari Anak Nasional di TMII, Jakarta, Rabu (29/8/2012) kemarin.

Hal itu menyebabkan pesan yang ingin disampaikan SBY tidak sampai atau tidak dimengerti oleh anak-anak. Dan ini bukan kali pertama terjadi. "Ini kan bukan yang pertama," ujar Pramono di DPR, Jakarta, Kamis (30/8/2012).

Pramono juga mengritik cara SBY menegur anak-anak yang tertidur saat dirinya berpidato dalam acara itu.

Menurut Pramono, seharusnya SBY juga dapat memahami bahwa anak-anak itu kelelahan lantaran harus bangun pagi dan menunggu acara dimulai. "Sehingga kalau mereka ada yang tertidur, seyogyanya ditegur dengan bahasa bapak kepada anak," imbuhnya.

Seperti diberitakan, Presiden SBY harus menghentikan pidatonya lantaran ada "peristiwa" yang kurang berkenan di hadapannya.

Hal itu terjadi karena SBY melihat ada anak-anak yang tertidur saat dirinya berpidato dalam puncak peringatan Hari Anak Nasional di Teater IMAX Keong Mas, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2012. "Tolong dibangunkan yang tidur, ada satu-dua yang mengantuk," kata SBY.

Selain kelelahan karena harus mempersiapkan diri dari pagi dan menungg acara dimulai, anak-anak SD tersebut juga disuguhi materi pidato SBY yang terbilang "cukup berat". Di antaranya kompetisi global yang keras akan dihadapi anak-anak ke depannya.

Beberapa istilah seperti nilai-nilai luhur, mind set, culture shock, dan future shock, hingga 'all the flowers of all the tomorrows are in the seeds today' melengkapi pidato kakek dari Almira Tunggadewi pada saat itu.