Tribunners / Citizen Journalism
Jokowi, di Antara Kebencian serta Kerinduan dan Lalu, Dunia Memanggilnya
Pandangan yang kontras antara yang hendak menurunkan legesi Jokowi, dengan masyarakat yang terus menaruh cinta kepada bekas orang nomer satu ini
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Itu kiprahnya di ketokohan dunia, belum lagi sepak terjangnya sebagai presiden kala itu, yang tidak lepas dari kiprahnya yang selalu menjadi sorotan dunia.
Utamanya pada saat pengambil alihan saham Freeport dari 9 persen saham menjadi 51 % saham, dan berhasil dikuasai oleh Indonesia, CNBC, 12 Juli 2018.
Bukan hanya Freeport yang ambil, juga migas dibanyak tempat kembali dikuasai Indonesia.
Belum lagi hilirisasi yang merupakan langkah baru dalam percaturan bisnis lokal yang menjadi kepentingan dunia, sehingga dengan langkah beraninya melawan kekuatan global tidak heran dunia berdecak kagum dengan sikapnya yang tidak kenal takut, walaupun - dunia - tidak sedikit yang memusuhi langkah berani tersebut.
Berita ijazah palsu dan pandangan dunia kepada Jokowi.
Setelah tidak menjabat dan menetap di Solo, Jokowi tidak pernah punah dari berita salah satunya berita, ijazah palsu, dugaan cawe cawe kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, matahari kembar dan banyak lagi.
Semua serangan itu hanya bertujuan untuk menggerus legesinya seorang Jokowi dan mereka berharap tidak ada bintang di tahun 2029 yang boleh menyala kecuali kelompok -status quo- maka Jokowi harus redup, harus tidak punya nilai tawar dan tidak oda orang percaya kepada sang tokoh.
Karena 2029 yang mereka harapkan, bukan lagi milik geng Solo yang selama ini merubah paradigma percaturan politik nasional yang selalu tidak kenal kompromi, baik dalam kolerasi diplomasi politik nasional maupun internasional.
Juga dalam bidang pengelolaan kekayaan negara yang gemah ripah loh jenawi ini maupun pembangunan dalam segi pemerataannya, dan itu yang sudah dipondasi dengan amat baik dengan seorang Jokowi.
Rupa rupanya mereka, gerakan yang hendak mengkerdilkan seorang Jokowi yang dimotori kelompok manusia paling nyinyir dan jahat kecele, karena baru baru ini badan dunia yang bernama Global Bloomberg New Ecoonomy telah diangkat sebagai Dewan Penasihat dari 22 nama besar dunia.
Artinya secara artikulasi nama Jokowi disejajarkan dengan orang orang penting.
Kenapa pilihan jatuh kepada seorang Jokowi yang berlatar belakang tukang kayu dan sedang tersandung banyak masalah, kenapa bukan yang lain yang punya latar belakang pendidikan menterang dan pasih berbahasa asing, dan ijazahnya tidak dipermalahkan banyak orang.
Ternyata mereka (bloomberg new ecoonomy) tidak mengenal banyak mereka dalam sudut pandang keberhasilan dalam menjadi pemimpin.
Dalam sebuah releasnya pada saat mengumumkan nama Jokowi dalam jajaran dewan penasihat, dikatakan bahwa mereka (bloomberg new ecoonomy) tertarik dengan Jokowi karena tiga hal.
Dia pengusaha, insinyur dan politikus.
Dari tiga hal yang merupakan landasan keterpilihan Jokowi adalah pada kata Insinyur (Ir), halo apa kabar Roy, Rismon dan Tifa.
Jadi kesimpulannya dunia tidak mengakui narasi busuk mereka yang sebentar lagi pake baju orange.
(*)
Sumber: TribunSolo.com
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.