Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Jokowi, di Antara Kebencian serta Kerinduan dan Lalu, Dunia Memanggilnya

Pandangan yang kontras antara yang hendak menurunkan legesi Jokowi, dengan masyarakat yang terus menaruh cinta kepada bekas orang nomer satu ini

Tribunnews/Jeprima
JOKOWI - Presiden ke-7 Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Joko Widodo memenuhi undangan Bareskrim Polri untuk memberikan klarifikasi terkait laporan soal ijazahnya. Tribunnews/Jeprima 

oleh: C. Suhadi

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah ramainya berita tentang dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi dan maraknya sentimen negatif yang mengiringi berita tersebut, terkuak sebuah sebuah paradok kebencian yang nihil. 

Namun penulis mendapat berita positif dan menarik utamanya pandangan masyarakat terkait fitnahan murahan itu yang pertama, di kediaman Jokowi, di Solo masyarakat dari berbagai daerah terus berdatangan hendak melihat dan bersalaman dengan sang Idola, yang selama 10 tahun menjadi pimpinan negara Indonesia dan menjadi presiden yang merakyat. 

Jokowi sang Idola diantara para pembenci.

Pandangan yang kontras antara yang hendak menurunkan legesi Jokowi, dengan masyarakat yang terus menaruh cinta kepada bekas orang nomer satu ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya selama menjadi memimpin.

Itu artinya peran peran orang yang terus menaruh kebencian kepada Jokowi dengan realita dilapangan dapat ditarik kesimpulan,hal ini menjadi pemandangan yang absurd. 

Bukan saja dikediaman sang Idola terus mendapat perhatian dari masyarakat, tidak terkecuali pada saat beliau bergerak ke keluar rumah, magnit itu tidak luntur untuk terus diburu oleh masyarakat yang mengetahui keberadaannya.

Di pasar, di mall, warung kopi dll masyarakat terus meriakkan, “Pak Jokowi…. Pak Jokowi." 

Nama itu terus menggema, bagai cakrawala yang tidak pernah mendung, bagai pelangi yang tidak pernah redup, namamu selalu ada di hati mereka, sekalipun para pembencimu berdalih, Jokowi bukan siapa siapa, kecuali seorang yang merajut bangsa ini dengan tinta emas dalam pembangunan, infrasruktur, hilirisasi dan lain lain. 

Karena kerja kerasnya dunia menobatkan sebagai orang kuat dari Indonesia yang selama ini dianggap oleh Dunia maju sebagai negara terbelakang.

Baca juga: 2 Jam Ketemu Jokowi, Hasan Nasbi Diberi Wejangan soal Jabatannya sebagai Komisaris Pertamina

Jokowi diantara tokoh dunia dan kiprahnya sebagai Presiden kala itu dalam membangun Indonsia.

Dalam kurun waktu yang tidak begitu lama dari riuhnya berita tentang ijazah palsu terus disuarakan.

Barangkali pandangan kaum nyinyir kepada kehidupan  Jokowi sudah game over, namanya sudah tidak dikenal banyak orang, terutama di dunia Internasional di mana kala beliau menjadi presiden nama Jokowi telah menjadi brand dunia dengan berbagai julukan, pertama pada tahun 2015, seperti ditulis majalah Time, dengan judul, the new hope, seperti dilansir detik com, 17 April 2015. 

Dalam berita di Time, nama Jokowi disejajarkan 100 orang hebat dunia dan beliau termasuk harapan (hope) menjadi pemimpin populer, hal ini tergambar dengan foto pribadi Jokowi menjadi sampul ( cover ) dimajalah terkenal itu. 

Bukan itu saja, dimasa kepemimpinan menjelang priode ke 2, Jokowi dinobatkan sebagai orang berpengaruh didunia, mengalahkan Trump dan Putin, dilansir dari Intisari com, 25 April 2019, Mediaonline, Tribune dibulan April 2019.

Itu kiprahnya di ketokohan dunia, belum lagi sepak terjangnya sebagai presiden kala itu, yang tidak lepas dari kiprahnya yang selalu menjadi sorotan dunia.

Utamanya pada saat pengambil alihan saham Freeport dari 9 persen saham menjadi 51 % saham, dan berhasil dikuasai oleh Indonesia, CNBC, 12 Juli 2018. 

Bukan hanya Freeport yang ambil, juga migas dibanyak tempat kembali dikuasai Indonesia.

Belum lagi hilirisasi yang merupakan langkah baru dalam percaturan bisnis lokal yang menjadi kepentingan dunia, sehingga dengan langkah beraninya melawan kekuatan global tidak heran dunia berdecak kagum dengan sikapnya yang tidak kenal takut, walaupun - dunia - tidak sedikit yang memusuhi langkah berani tersebut. 

Berita ijazah palsu dan pandangan dunia kepada Jokowi

Setelah tidak menjabat dan menetap di Solo, Jokowi tidak pernah punah dari berita salah satunya berita, ijazah palsu, dugaan cawe cawe kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, matahari kembar dan banyak lagi.

Semua serangan itu hanya bertujuan untuk menggerus legesinya seorang Jokowi dan mereka berharap tidak ada bintang di tahun 2029 yang boleh menyala kecuali kelompok -status quo- maka Jokowi harus redup, harus tidak punya nilai tawar dan tidak oda orang percaya kepada sang tokoh.

Karena 2029 yang mereka harapkan, bukan lagi milik geng Solo yang selama ini merubah paradigma percaturan politik nasional yang selalu tidak kenal kompromi, baik dalam kolerasi diplomasi politik nasional maupun internasional.

Juga dalam bidang pengelolaan kekayaan negara yang gemah ripah loh jenawi ini maupun pembangunan dalam segi pemerataannya, dan itu yang sudah dipondasi dengan amat baik dengan seorang Jokowi

Rupa rupanya mereka, gerakan yang hendak mengkerdilkan seorang Jokowi  yang dimotori kelompok manusia paling nyinyir dan jahat kecele, karena baru baru ini badan dunia yang bernama Global Bloomberg New Ecoonomy telah diangkat sebagai Dewan Penasihat dari 22 nama besar dunia.

Artinya secara artikulasi nama Jokowi disejajarkan dengan orang orang penting. 

Kenapa pilihan jatuh kepada seorang Jokowi yang berlatar belakang tukang kayu dan sedang tersandung banyak masalah, kenapa bukan yang lain yang punya latar belakang pendidikan menterang dan pasih berbahasa asing, dan ijazahnya tidak dipermalahkan banyak orang. 

Ternyata mereka (bloomberg new ecoonomy) tidak mengenal banyak mereka dalam sudut pandang keberhasilan dalam menjadi pemimpin. 

Dalam sebuah releasnya pada saat mengumumkan nama Jokowi dalam jajaran dewan penasihat, dikatakan bahwa mereka (bloomberg new ecoonomy) tertarik dengan Jokowi karena tiga hal.

Dia pengusaha, insinyur dan politikus.

Dari tiga hal yang merupakan landasan keterpilihan Jokowi adalah pada kata Insinyur (Ir), halo apa kabar Roy, Rismon dan Tifa. 

Jadi kesimpulannya dunia tidak mengakui narasi busuk mereka yang sebentar lagi pake baju orange.

(*)

Sumber: TribunSolo.com

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved