Tribunners / Citizen Journalism
Mahasiswa IPB Kembangkan Budidaya Lebah tanpa Sengat di Hutan Pinus Karacak
FMSC IPB kembangkan budidaya lebah Tetragonula di Karacak. Sinergi konservasi hutan pinus dan pemberdayaan ekonomi warga desa.
Forest Management Students’ Club (FMSC)
FMSC adalah organisasi mahasiswa Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, yang telah berdiri sejak 1974 sebagai wadah pengembangan kapasitas akademik dan sosial mahasiswa dalam bidang pengelolaan hutan.
Melalui berbagai program seperti ekspedisi, seminar, dan pengabdian masyarakat, FMSC aktif mendorong praktik kehutanan berkelanjutan dan pemberdayaan komunitas lokal, termasuk pendampingan petani hutan rakyat di Desa Karacak, Bogor
TRIBUNNEWS.COM -
Hutan pinus di Desa Karacak, yang selama ini menjadi kawasan hutan lindung dan sumber kehidupan ekosistem lokal, kini menjadi lokasi awal pengembangan budidaya lebah tanpa sengat jenis Tetragonula laeviceps.
Program ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPKO) yang dijalankan oleh Forest Management Students’ Club (FMSC), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University.
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas organisasi mahasiswa dalam mendampingi masyarakat desa melalui inovasi berbasis potensi lokal.
Lebah Tetragonula laeviceps merupakan salah satu jenis lebah tanpa sengat yang tergolong dalam Kingdom Animalia, Kelas Insecta, Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, dan Genus Tetragonula.
Jenis lebah Tetragonula laeviceps memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai agen penyerbuk alami.Secara morfologis, lebah ini memiliki tubuh berwarna hitam mengilap, antena dan mandibula berwarna cokelat kekuningan, serta bagian thoraks yang tertutup rambut berwarna cokelat hingga hitam.
Ukuran tubuhnya relatif kecil, dengan panjang antara 3,44–3,76 mm dan lebar kepala sekitar 1,55–1,70 mm.
Pintu masuk sarangnya berbentuk oval dan menyerupai corong.
Lebah ini tidak memiliki sengat, mudah didomestikasi, dan sangat adaptif terhadap lingkungan sekitar.
Koloni lebah pertama ditemukan di kawasan hutan pinus Karacak saat survei lapangan yang dilakukan pada 11 Agustus 2025. Survei lanjutan pada 15 Agustus 2025 berhasil menemukan total 25 koloni aktif.
Dalam kegiatan tersebut, tim mahasiswa juga berdiskusi dengan warga RW 07, termasuk para petani lokal yaitu Pak Dede, Pak Asep, dan Pak Sani, untuk menjajaki potensi pengembangan budidaya lebah secara berkelanjutan.
Metode budidaya yang dipilih adalah teknik cangkok lebah. Teknik ini merupakan cara pemindahan koloni dari habitat alami ke kotak sarang buatan tanpa merusak koloni induk.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Profil Prof. Arif Satria, Rektor IPB Diprediksi Jadi Kepala BRIN Baru, Gantikan Laksana Tri Handoko? |
![]() |
---|
Dorong Kewirausahaan, Industri Pangan Jalin Kerja Sama dengan Sekolah Vokasi IPB |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Bogor Hari Ini, 17 September 2025, BMKG: Hujan Disertai Petir Sore Nanti |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Bogor Besok Rabu, 17 September 2025: Hujan Sepanjang Hari |
![]() |
---|
Tokoh Inspiratif Kabupaten Bogor Dapat Umroh Gratis dan Kaki Palsu dari Bupati Rudy Susmanto |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.