Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Mahasiswa IPB Kembangkan Budidaya Lebah tanpa Sengat di Hutan Pinus Karacak

FMSC IPB kembangkan budidaya lebah Tetragonula di Karacak. Sinergi konservasi hutan pinus dan pemberdayaan ekonomi warga desa.

|
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
Mahasiswa FMSC IPB mendampingi warga Karacak budidaya lebah tanpa sengat di hutan pinus, dorong konservasi dan ekonomi lokal. 

Forest Management Students’ Club (FMSC) 

FMSC adalah organisasi mahasiswa Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, yang telah berdiri sejak 1974 sebagai wadah pengembangan kapasitas akademik dan sosial mahasiswa dalam bidang pengelolaan hutan. 

Melalui berbagai program seperti ekspedisi, seminar, dan pengabdian masyarakat, FMSC aktif mendorong praktik kehutanan berkelanjutan dan pemberdayaan komunitas lokal, termasuk pendampingan petani hutan rakyat di Desa Karacak, Bogor

TRIBUNNEWS.COM -

Hutan pinus di Desa Karacak, yang selama ini menjadi kawasan hutan lindung dan sumber kehidupan ekosistem lokal, kini menjadi lokasi awal pengembangan budidaya lebah tanpa sengat jenis Tetragonula laeviceps. 

Program ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPKO) yang dijalankan oleh Forest Management Students’ Club (FMSC), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University. 

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas organisasi mahasiswa dalam mendampingi masyarakat desa melalui inovasi berbasis potensi lokal.

Lebah Tetragonula laeviceps merupakan salah satu jenis lebah tanpa sengat yang tergolong dalam Kingdom Animalia, Kelas Insecta, Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, dan Genus Tetragonula. 

Jenis lebah Tetragonula laeviceps memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai agen penyerbuk alami.Secara morfologis, lebah ini memiliki tubuh berwarna hitam mengilap, antena dan mandibula berwarna cokelat kekuningan, serta bagian thoraks yang tertutup rambut berwarna cokelat hingga hitam. 

Ukuran tubuhnya relatif kecil, dengan panjang antara 3,44–3,76 mm dan lebar kepala sekitar 1,55–1,70 mm. 

Pintu masuk sarangnya berbentuk oval dan menyerupai corong.

Lebah ini tidak memiliki sengat, mudah didomestikasi, dan sangat adaptif terhadap lingkungan sekitar.

Koloni lebah pertama ditemukan di kawasan hutan pinus Karacak saat survei lapangan yang dilakukan pada 11 Agustus 2025. Survei lanjutan pada 15 Agustus 2025 berhasil menemukan total 25 koloni aktif.

Dalam kegiatan tersebut, tim mahasiswa juga berdiskusi dengan warga RW 07, termasuk para petani lokal yaitu Pak Dede, Pak Asep, dan Pak Sani, untuk menjajaki potensi pengembangan budidaya lebah secara berkelanjutan.

Metode budidaya yang dipilih adalah teknik cangkok lebah. Teknik ini merupakan cara pemindahan koloni dari habitat alami ke kotak sarang buatan tanpa merusak koloni induk. 

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved