Affan Kurniawan Tewas Dilindas Rantis, Alarm Reformasi Polisi di Era Prabowo

Ray Rangkuti

Direktur Lima Indonesia 

Aktivis Demokrasi dan Pengamat Politik

TRIBUNNEWS.COM - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. 

Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya atas tewasnya kawan Affan Kurniawan pada aksi 28 Agustus 2025 kemarin. 

Nyata-nyata kematiannya disebabkan oleh lindasan mobil barracuda yang seperti emoh berhenti kala tubuh kecilnya sudah tertabrak mobil taktis lapis baja itu. 

Alih-alih berhenti, mobil barracuda tersebut tetap melaju dan dengan sendirinya membuat badan Affa terlindas oleh beban yang mencapai hampir 10 ton. 

Saya sendiri agak heran, sejak aksi pertama ke gedung DPR (25 Agustus 2025), tindakan polisi dalam menangani demonstrasi itu, nampak sudah agak keras. 

Entah sebab karena apa, jam 14 siang, aksi demonstrasi di bagian Gatsu dibubarkan oleh polisi. Massa akhirnya bertumpuk di bagian belakang gedung DPR. 

Jika dilihat dari isunya, rasanya demonstrasi tanggal 25 Agustus itu bukanlah sesuatu yang rawan apalagi sensitif.

Isunya hanya meminta DPR membatalkan tunjangan rumah bagi anggota DPR. Pola penanganan yang sama, kurang lebih, terjadi pada aksi kemarin. 

Pola keras yang mengakibatkan tewasnya kawan Affan. Dan akibatnya, malah menambah kegeraman masyarakat, khususnya warga Ojol. Dan nama institusi kepolisian RI tambah tercoreng.

Oleh karena itu, LIMA Indonesia menyatakan sikap sebagai berikut :

1. Menuntut agar kasus ini diselidiki dengan objektif dan transparan. Affan adalah demonstran pertama yang tewas dalam aksi menuntut haknya sebagai warga negara di era presiden Prabowo.

Waktunya tepat menjelang 1 tahun masa kepemimpinan Prabowo.