Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Dari Kampung Pesilat Untuk Negeri: TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun Persembahkan Kado Kemerdekaan

Kodim 0803/Madiun mempersembahkan kado istimewa kemerdekaan. Yaitu pembuatan jalan makadam di Dusun Nglengko, Desa Ngranget.

Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi Kodim 0803/Madiun
Dansatgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun Beserta Bupati Madiun, saat mengawali pembuatan jalan makadam di Dusun Nglengko, Desa Ngranget. 

Oleh : Letkol Kav Widhi Bayu Sudibyo 

Dansatgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun

KABUT pagi masih menggantung lembut di lereng-lereng Nglengko. Di antara hamparan hijau perbukitan Ngukir, Desa Ngranget terbaring tenang, seperti selembar kanvas yang dilukis dengan ketulusan dan kesederhanaan.

Langit biru yang bersih, tanah yang subur, dan udara yang jujur, menjadi ruang tumbuh bagi harapan-harapan kecil yang tak lekang oleh waktu.

Dari celah dapur-dapur bambu, semerbak pecel berpadu dengan aroma kopi hitam.

Tangan-tangan renta menyuap sepincuk nasi, sementara mata mereka memandang ke kejauhan, ke arah bukit tempat gema Mars TNI mulai menggema, menembus lembah, mengalun seperti panggilan zaman.

Ia membangkitkan semangat, menggugah hati.

Dari balik kabut itu, muncul langkah-langkah pasti para prajurit tenang, gagah, dan penuh wibawa.

Bukan dengan senjata, tapi membawa cangkul, palu, dan skop, alat-alat membangun, bukan meruntuhkan. 

TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun bukan sekadar program pembangunan.

Ia adalah denyut pengabdian, pelukan hangat antara TNI dan rakyat. Ketika tangan yang kasar mengayun alat berat, dan hati yang lembut menumbuhkan kepercayaan.

Deru mesin, denting palu, dan jejak sepatu yang membelah tanah menjadi simfoni baru dari negeri yang ingin bangkit. Dan pada mereka, kami menyampaikan pesan sederhana namun tulus: "Kami bukan sekadar datang. Kami hadir. Kami menyala. Kami menjadi lentera harapan bagi kalian."

Di suatu pagi yang masih basah oleh embun, seorang warga Dusun Nglengko, Pak Giman, melangkah ringan ke arah Pos Komando Taktis.

Dengan senyum khas dan logat Jawa yang hangat, ia menyapa sekelompok prajurit yang tengah bersiap.

"Sugeng enjing, tabuh pinten dipun mulai makaryo, Pak Tentara?" (Selamat pagi, jam berapa mulai bekerja gotong royong, Pak Tentara?)

Pertanyaan itu ia tujukan kepadaku yang sedang bersiap mengambil apel pagi.

"Sugeng enjing, Pak Giman. Mulai pukul 07.30, setelah apel pagi," jawab ku, ramah dan bersahabat.

Tak berselang lama, warga Dusun Nglengko dan Ngukir berdatangan.

Mereka berkumpul di sekitar Poskotis, membawa semangat gotong royong yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Hari itu, mereka akan mendengarkan pengarahan, bukan dari atas menara, tapi dari tanah yang sama tempat mereka berdiri, bersama para prajurit yang tak lagi hanya bertugas, tapi hadir sebagai kawan seperjuangan.

Anggota Satgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun Bersama warga bergotong royong menyelesaikan pembangunan musala.
Anggota Satgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun Bersama warga bergotong royong menyelesaikan pembangunan musala. (Dokumentasi Kodim 0803/Madiun)

TNI dan Rakyat, Satu Langkah, Satu Irama

Pagi itu, saya, Letkol Kav Widhi Bayu Sudibyo, Komandan Kodim 0803/Madiun sekaligus Dansatgas TMMD ke 125 Kodim 0803/Madiun memimpin apel di suasana yang hangat dan penuh semangat, motivasi bagi seluruh personel Satgas dan masyarakat yang turut bergotong royong. 

Kami tegaskan kembali, bahwa jati diri TNI bukan hanya sebagai tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. Tapi juga sebagai tentara rakyat.

Lahir dari rakyat, hidup bersama rakyat, dan mengabdi untuk rakyat.

Di sinilah, pengabdian kami menemukan maknanya, bukan sebagai kewajiban, tapi sebagai panggilan sejarah.

Kekompakan Satgas TMMD, yang terdiri dari TNI AD, AL, AU, POLRI, dan unsur pendukung lainnya, dari tim penyuluh hingga tim kesehatan menjadi kekuatan utama kami.

Dan tentu, partisipasi masyarakat Desa Ngranget adalah denyut jantung dari keberhasilan ini. Gotong royong bukan lagi semboyan, tapi cara hidup yang mengakar.

Usai apel pagi, semua personel dan warga bergerak ke lokasi kerja. Dengan semangat yang tak luntur, mereka melanjutkan pembangunan yang telah dimulai.

Saya pun turun langsung ke lapangan. Bukan sebagai komandan, tapi sebagai bagian dari mereka, rakyat yang bekerja untuk rakyat, demi rakyat.

Dan di tengah riuh suara cangkul dan canda tawa anak-anak desa yang berlari di antara tumpukan batu, saya menyadari satu hal, di tempat seperti inilah peradaban itu sesungguhnya tumbuh.

Bukan dari beton semata, tapi dari kerja bersama, dari saling percaya, dan dari harapan yang menyala dalam kesederhanaan.

Mengatasi Kendala dan Tantangan

Tantangan yang kami hadapi selama pelaksanaan TMMD ke-125 bukanlah perkara sepele.

Medan yang kami tapaki masih liar, hutan dengan vegetasi lebat, tanah yang labil di bawah telapak kaki, serta jalan setapak yang nyaris tak ramah pada roda alat berat. 

Di tengah bentang alam itu, cuaca juga tak selalu bersahabat.

Kabut turun begitu cepat, sementara panas siang menyengat tanpa ampun, seolah dua musim berebut ruang dalam satu hari.

Hampir setiap pagi, saat matahari belum sempurna naik, kabut menggantung di sela-sela pohon, membuat pandangan terbatas dan tubuh menggigil.

Lalu siang hari datang membawa sengat matahari yang seakan menguji batas tubuh dan tekad kami.

Perbedaan suhu yang ekstrem ini menguras energi, menantang daya tahan, dan menekan waktu kerja yang sudah terhimpit target.

Langit pun seolah tak bersahabat, beberapa kali mengguyur lembut perbukitan Ngranget, membawa serta tantangan di tengah semangat membara Satgas TMMD ke-125.

Di antara rintik hujan dan tanah yang menggelincir, pembukaan lahan serta pembangunan jalan makadam harus tertahan sejenak oleh longsor yang datang tiba-tiba digelapnya malam.

Namun, semangat gotong royong tak surut, derap langkah para prajurit bersama warga tetap menyatu, menyibak lumpur dan harapan, menata jalan yang kelak akan menghubungkan kampung.

Kami tahu betul, beratnya medan bukan alasan untuk mundur, apalagi menyerah.

Karena yang kami perjuangkan bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan masa depan masyarakat. Prinsip itu kami pegang teguh, seperti bara kecil yang terus menyala di dada, tak padam meski diterpa angin atau hujan.

Anggota Satgas TMMD ke-125 Kodim/0803 Madiun Bersama warga mengangkut kayu untuk bahan Kuda-Kuda Masjid Al-Hamid.
Anggota Satgas TMMD ke-125 Kodim/0803 Madiun Bersama warga mengangkut kayu untuk bahan Kuda-Kuda Masjid Al-Hamid. (Dokumentasi Kodim 0803/Madiun)

Lahir Kebijakan Membumi di Kampung Pesilat

Dan pagi di Kampung Pesilat selalu dimulai dengan kesibukan sederhana, suara cangkul yang membelah tanah, tawa anak-anak yang berangkat sekolah, dan langkah kaki yang menapaki jalan sempit berbatu.

Di balik keseharian itu, tersimpan satu harapan yang tak pernah surut, sebuah jalan yang layak, yang tak hanya memudahkan langkah, tapi juga membuka jalan bagi masa depan.

Setiap program yang kami jalankan lahir dari satu sumber, suara warga.

Suara itu kami tangkap lewat dialog hangat di balai desa, lewat tatapan mata yang menyimpan cerita, dan lewat keluh kesah yang tulus.

Dalam menentukan lokasi dan jenis kegiatan, kami menimbang tiga hal yang saling melengkapi, aspirasi, prioritas, dan strategi yang pada akhirnya bermuara pada satu tujuan: kesejahteraan masyarakat.

Aspek Aspiratif.

Dari hasil pertemuan langsung dengan warga, satu kebutuhan muncul begitu jelas: akses jalan yang aman dan nyaman. Dusun Nglengko, bagian dari Desa Ngranget, telah lama bergantung pada jalur sempit yang bukan hanya menyulitkan, tetapi juga berbahaya.

Pembangunan jalan makadam sepanjang 3.500 meter dengan lebar 2,5 meter ini menjadi jawaban nyata atas impian yang selama ini menunggu di ujung kesabaran.

Aspek Prioritas.

Dari sisi urgensi, jalan penghubung ini tak bisa lagi ditunda.

Selama ini, warga Nglengko harus memutar sejauh 17 kilometer, melewati kecamatan lain, hanya untuk menuju sekolah atau puskesmas.

Perjalanan panjang itu adalah beban harian, terutama bagi anak-anak sekolah dan para lansia. Kini, dengan hadirnya jalan baru, perjalanan menjadi singkat, waktu lebih efisien, dan rasa aman lebih terjaga.

Aspek Strategis dan Dampak terhadap Kesejahteraan.

Jalan ini lebih dari sekadar jalur fisik.

Ia adalah urat nadi baru bagi kehidupan desa: mengangkut hasil panen, memudahkan distribusi logistik, hingga menggerakkan perekonomian lokal.

Dalam jangka panjang, ia akan membuka peluang baru, memicu pertumbuhan wilayah, dan memperkuat konektivitas antar desa. Akses yang baik adalah kunci dari perubahan dan jalan ini menjadi awalnya.

Mencari Solusi Bersama Rakyat.

Jauh sebelum pelaksanaan TMMD ke-125 digelar, kami telah mengambil satu langkah penting dengan turun langsung ke lapangan.

Kami meminta para Danramil dan Babinsa untuk tak hanya mendengar, tetapi benar-benar menyelami denyut kehidupan masyarakat. 

Lewat proses yang kami sebut sebagai “belanja masalah”, kami mencoba memahami apa yang sungguh dibutuhkan warga, bukan berdasarkan asumsi dari meja rapat, melainkan dari cerita nyata di tengah sawah, rumah-rumah bambu, dan jalur setapak desa.

Semuanya berawal dari sosok Babinsa Desa Ngranget, Serma Halim.

Dengan langkah sederhana namun konsisten, ia rutin menyambangi kantor desa dan tak segan menyapa warga di rumah. Salah satu permasalahan yang paling mendesak adalah ketiadaan akses jalan yang layak.

Selama ini, warga Dusun Nglengko harus bergulat dengan jalur yang sempit dan licin, sulit dilalui apalagi jika musim hujan tiba.

Kondisi ini tak hanya menghambat mobilitas sehari-hari, tetapi juga berdampak yang semakin jauh dari jangkauan.

Serma Halim tak tinggal diam. Ia menyampaikan semua aspirasi itu kepada Danramil 0803/14 Dagangan.

Laporan tersebut kemudian diteruskan ke tingkat Kodim, tempat kami sebagai unsur pimpinan menerima dan menindaklanjuti dengan sungguh-sungguh.

Bagi kami, setiap keluhan warga adalah suara yang harus didengar, dan setiap harapan adalah amanah yang harus diperjuangkan.

Kami berpegang pada prinsip sederhana, tapi bermakna: “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.”

Setelah melalui pemetaan wilayah dan analisis kebutuhan, kami menilai bahwa inilah waktu yang tepat untuk bertindak nyata.

Bak gayung bersambut, program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang memang dirancang untuk menyentuh langsung kebutuhan masyarakat segera kami dorong untuk hadir di Ngranget.

Sekian lama menunggu dalam diam, harapan itu akhirnya mulai menemukan jalannya. Warga Dusun Nglengko, Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, perlahan merasakan angin perubahan yang bertiup lembut bukan datang dari janji, tapi dari perhatian yang tumbuh dalam keseharian.

Sasaran utama kami adalah membuka akses jalan penghubung antar dusun dan desa, sebuah jalur vital yang diharapkan mampu mengikis keterisolasian dan mempercepat pembangunan.

Namun kami tahu, TMMD bukan hanya tentang infrastruktur. Maka seiring berjalannya pembangunan fisik, kami juga menghadirkan program-program nonfisik yang menyentuh sisi lain dari kehidupan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan bela negara, wawasan kebangsaan, edukasi kebencanaan, pertanian, peternakan, perdagangan, hingga sosialisasi pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak, serta isu-isu penting seperti gizi keluarga dan stunting, semua kami menjadi satu gerakan terpadu demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

Dengan semangat gotong royong, kerja keras dari seluruh unsur yang terlibat, dan partisipasi aktif masyarakat, kami berharap kehadiran TMMD ke-125 di Desa Ngranget tak hanya membangun jalan baru, tapi juga membangun harapan baru.

Sebuah semangat untuk terus bergerak maju, menuju desa yang lebih hidup, lebih sejahtera, dan lebih berdaya.

Dengan semangat yang tak pernah padam, kami melangkah menyusuri lereng Gunung Wilis di Dusun Nglengko, Desa Ngranget.

Bagi kami, medan yang berat bukanlah penghalang, melainkan tantangan yang harus dilewati demi satu tujuan mulia, memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.

Bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Madiun, kami meninjau langsung progres pembukaan jalan yang tengah dikerjakan.

Jalan ini bukan sekadar jalur fisik, melainkan harapan yang diukir di tengah bukit. Bagi warga Dusun Nglengko, akses ini sangat berarti, mempermudah mereka membawa hasil pertanian dan perkebunan ke pasar, sekaligus membuka jalan menuju fasilitas kesehatan dan pendidikan.

Selain memangkas waktu perjalanan, jalan ini juga membantu mengurangi beban biaya transportasi yang selama ini cukup memberatkan.

Medan yang kami hadapi memang tak mudah, lereng terjal, bebatuan besar yang tersebar di mana-mana, akar pohon yang menjalar, dan cuaca yang kadang berubah-ubah tanpa bisa diprediksi.

Untuk membuka jalan, kami mengandalkan alat berat seperti excavator dan vibro roller (wales), menembus bukit yang menghalangi.

Meski berat, perjalanan ini tidak pernah kami jalani tanpa semangat juang dan kegigihan.

Para prajurit Satgas TMMD bersama warga Ngranget bergandengan tangan, bergotong royong melewati setiap rintangan. Hambatan teknis yang ada berhasil kami atasi bersama, karena kami tak hanya bekerja dengan tangan, tapi juga dengan hati.

Semangat warga yang ikut turun langsung membantu menjadi sumber kekuatan terbesar kami.

Dengan keyakinan itu, kami bertekad memberikan yang terbaik, demi mewujudkan harapan mereka menjadi nyata.

Karena di balik setiap tetes keringat, ada doa dan harapan yang kami jaga bersama.

 

Anggota Satgas TMMD ke-125 bersama warga mengebut pengerjaan jalan makadam yang akan menghubungkan Dusun Nglengko dan Ngukir.
Anggota Satgas TMMD ke-125 bersama warga mengebut pengerjaan jalan makadam yang akan menghubungkan Dusun Nglengko dan Ngukir. (Dokumentasi Kodim 0803/Madiun)

Lentera Harapan dari Nglengko

Pembukaan jalan oleh Satgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun bukan sekedar pengerjaan infrastruktur biasa. Ini adalah wujud nyata bahwa TNI bukan hanya penjaga kedaulatan, melainkan juga pelopor perubahan yang hadir dekat dengan masyarakat.

Bersinergi bersama Pemerintah Kabupaten Madiun, TMMD membawa lebih dari sekadar alat berat dan program kerja, mereka membawa harapan yang menyala.

Jalan yang kini tengah dibuka di Dusun Nglengko, Desa Ngranget, adalah lebih dari sebuah jalur fisik.

Ia menjadi simbol perjalanan menuju peradaban baru.

Jalan ini akan mengalirkan kehidupan bagi warga, membuka ruang bagi hasil pertanian untuk lebih mudah diangkut, memudahkan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan, serta menjadi nadi utama aktivitas sehari-hari bagi para petani dan pedagang.

“Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) adalah bukti nyata komitmen TNI untuk mendukung percepatan pembangunan di wilayah pedesaan. Lewat TMMD, kami berusaha menjembatani kesenjangan antara kota dan desa, baik dalam hal infrastruktur, pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraan masyarakat," kata Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin.

Ditambahkan, Danrem 081/Dsj Kolonel Arm Untoro Hariyanto.

“TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun bukan sekadar soal membuka jalan. Bagi saya, pembangunan yang dilakukan jauh lebih dari sekadar infrastruktur fisik. Ini tentang membangun koneksi, baik secara nyata maupun sosial yang mampu memperpendek jarak antara desa-desa terpencil dengan pusat-pusat kemajuan. TMMD hadir tidak hanya membawa batu, pasir, dan material bangunan, tetapi juga membawa harapan. Program ini menjadi wajah nyata kehadiran negara di tengah masyarakat, sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap daerah-daerah yang selama ini mungkin terabaikan”.

Membangun dari Akar

TMMD 125 membawa harapan baru, terutama melalui misi utamanya, membuka isolasi wilayah yang selama ini membatasi langkah warga.

Jalan makadam sepanjang 3.500 meter dengan lebar 2,5 meter kini mulai menghubungkan Dusun Ngukir dan Dusun Nglengko.

Jalan ini lebih dari sekadar akses, ia adalah “Jalan Menuju Peradaban” bagi warga sekitar.

Tak lagi ada lumpur yang menghambat saat hujan turun, atau debu beterbangan di musim kemarau. Perlahan, denyut nadi ekonomi dan sosial mulai terasa kencang mengalir.

Jalan ini membukap peluang baru untuk pendidikan, layanan kesehatan, hingga distribusi hasil pertanian yang lebih lancar.

Namun, pembangunan fisik bukan hanya soal membuka jalan dan lahan.

Ada juga sentuhan hati dalam memperbaiki dua mushola yang lama sunyi. Kini, bukan hanya dindingnya yang diperbaiki, tapi juga semangat warga yang mulai hidup kembali. 

Sebanyak 18 rumah tidak layak huni turut diperbaiki dengan penuh perhatian.

Dinding-dinding yang dulu rapuh kini berdiri kokoh, atap yang bocor berubah jadi perlindungan yang aman.

Tak ada lagi tangisan yang pecah saat hujan tiba, hanya harapan yang tumbuh.

Penerangan jalan umum di sepuluh titik menjadi saksi perubahan di Nglengko.

Malam-malam yang dulu gelap gulita kini terang benderang. Cahaya lampu bukan hanya menerangi jalan, tapi juga menghadirkan rasa aman yang melingkupi setiap sudut desa.

Di balik bukit dan ladang, air yang dulu jauh kini mengalir dekat.

Berkat program unggulan Kasad, pengeboran empat sumur bor dan pembangunan jaringan pipanisasi sepanjang hampir tiga kilometer, air bersih kini tersedia dengan mudah.

Air yang selama ini dianggap kemewahan, kini hadir sebagai berkah yang sudah lama dinantikan. Jernih, menghidupkan, dan mengalirkan kehidupan baru bagi warga desa.

Program Nonfisik TMMD

TMMD ke-125 bukan sekadar soal pembangunan fisik. Lebih dari itu, kami hadir untuk menyentuh jiwa dan memperkuat masyarakat dari dalam.

Lewat berbagai program nonfisik, kami berupaya menyehatkan, menguatkan, dan mencerdaskan warga.

Bantuan sosial, pasar murah, pengobatan gratis, khitan massal, hingga pelayanan KB, semua ini menjadi wujud nyata bahwa negara hadir, merangkul hingga ke pelosok-pelosok negeri.

Tidak hanya untuk manusia, kami juga menjaga lingkungan dengan penyemprotan fogging, pemeriksaan hewan ternak, serta penanaman ribuan pohon.

Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap bumi dan makhluk hidup yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, pelayanan administrasi kependudukan, pasar murah, dan pendidikan keliling berperan sebagai jembatan yang menghubungkan warga dengan negara, membangun kepercayaan dan kemudahan dalam akses layanan.

Di setiap program non-fisik yang kami jalankan, mulai dari pembekalan wawasan kebangsaan, penguatan Linmas, hingga pemberdayaan UMKM, kami ingin menyampaikan satu pesan sederhana tapi dalam, desa yang kuat adalah fondasi bagi negara yang hebat.

Semoga apa yang telah kami lakukan di Ngranget menjadi cahaya kecil yang menyala di jalan peradaban. Kami tidak sekadar membangun jalan kami menyalakan harapan.

 

Raut Bahagia Satgas dan warga saat Percobaan Pengaliran air bersih dalam program Pipanisasi di Dusun Nglengko dan Ngukir.
Raut Bahagia Satgas dan warga saat Percobaan Pengaliran air bersih dalam program Pipanisasi di Dusun Nglengko dan Ngukir. (Dokumentasi Kodim 0803/Madiun)

Kado Istimewa di Hari Kemerdekaan

TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun tak hanya membangun, tetapi memberi kado istimewa di HUT Kemerdekaan RI ke-80.

Seluruh sasaran fisik menjadi persembahan nyata untuk rakyat. Setiap pembangunan bukan sekadar angka dalam laporan, melainkan tanda kasih dari negara untuk rakyatnya, hadiah kemerdekaan yang tak hanya diperingati, tapi dirasakan manfaatnya.

Di balik derap langkah para prajurit, terjalin kisah tentang desa yang menapaki babak baru peradaban.

Melalui program TMMD ke-125 menorehkan karya nyata, jalan makadam yang membelah hamparan sawah dan hutan, menghubungkan hati dan asa warga yang lama terpisah jarak.

Kebanggan semakin nyata ketika Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto. menyampaikan apresiasi yang tulus atas terlaksananya program TMMD ini.

“TMMD bukan sekadar soal pembangunan fisik semata, tapi juga tentang membangun karakter dan semangat kebersamaan yang kuat. Program ini sangat membantu percepatan pembangunan desa, mendorong tumbuhnya perekonomian, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kami sungguh bersyukur atas sinergi luar biasa antara TNI dan seluruh instansi terkait. Semoga langkah ini menjadi titik awal kebangkitan Desa Ngranget menuju masa depan yang lebih cerah," kata Hari Wuryanto.

Begitupun Hendrik Suyanto, Kepala Desa Ngranget, menyampaikan: “Kami, mewakili seluruh masyarakat Desa Ngranget, khususnya warga Dusun Ngukir dan Dusun Nglengko, sangat bersyukur dan mengapresiasi pelaksanaan Program TMMD ke-125 oleh Kodim 0803/Madiun. Program ini benar-benar membawa perubahan nyata bagi desa kami.

Tahun ini, semua hasil kerja itu menjadi kado terindah bagi bangsa, sebuah persembahan untuk HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Hadiah yang tidak dibungkus kertas warna-warni, tetapi terbalut peluh, kerja tulus, dan semangat gotong royong. Sebuah bukti bahwa kemerdekaan bukan hanya diperingati, tetapi terus dihidupkan dalam karya nyata untuk rakyat.

Dengan berakhirnya TMMD ke-125, desa kini memiliki wajah baru, jalan yang memudahkan langkah, air yang menghidupi, rumah yang meneduhkan, dan cahaya yang menuntun.

Semua menjadi jejak peradaban yang lahir dari gotong royong, dedikasi, dan cinta pada tanah kelahiran, hadiah kemerdekaan yang akan dikenang lintas generasi. (*)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved