Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Biaya Negara Ganjal Pertumbuhan Seluler

Jumlah pelanggan sudah jenuh, sekitar 352 juta nomor aktif bagi 280 juta penduduk, sehingga yang terjadi adalah sekadar zero sum game

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Teknisi melakukan pengecekan jaringan internet pada tiang monopol di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (18/5/2020). 

 

Oleh: Moch S Hendrowijono, Pengamat Telekomunikasi dan Transportassi, Mantan Editor Harian Kompas

TRIBUNNERS - Kompetisi ketat di telekomunikasi (seluler), walau tidak seperti kompetisi brutal pada dekade awal 2000-an yang berupa perang tarif. Kompetisi saat ini lebih cerdas, dengan persaingan ketat merebut pelanggan, dan kini tidak bisa berkembang tanpa memanfaatkan kecerdasan buatan (AI – artificial intelligence).

Jumlah pelanggan sudah jenuh, sekitar 352 juta nomor aktif bagi 280 juta penduduk, sehingga yang terjadi adalah sekadar zero sum game. Kenaikan jumlah pelanggan di satu operator berarti mengurangi jumlah pelanggan operator lainnya.

Baca juga: Maxim Gandeng Polri dan Jasa Raharja Adakan Seminar Keselamatan Berkendara 

Begitupun, dari tiga operator, Telkomsel, Indosat dan XL Smart, kedua terakhir tetap berupaya menambah jumlah pelanggannya. Apalagi merger berbuntut pada integrasi BTS (base transceiver station –stasiun radio pengirim dan penerima sinyal seluler), akibat berdempetnya BTS dua operator merger di satu tempat.

XL Smart, misalnya, hasil merger sekitar 100-an hari lalu antara XL Axiata dan Smartfren, harus merelokasi 20 persen sampai 30% jumlah BTS-nya, atau sekitar 53.000 BTS dari 211.864 BTS mereka. Integrasi yang menyenangkan karena BTS-BTS tadi lalu disebar ke kawasan yang belum pernah mereka layani.

Sama juga Indosat ketika merger dengan Hutchison Tri Indonesia (3) tahun 2022 lalu. Pada tahun 2023 jangkauan layanan mereka makin luas, menambah lebih dari 16.400 desa, dengan pelanggan bertambah 10 juta, walau agak menurun di tahun berikutnya.

Efek merger di XL Smart belum terlihat dalam soal pendapatan dan laba, tetapi yang jelas ARPU (average revenue per user – rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan) menurun. Sebelum merger ARPU XL Axiata Rp 43.000 dan ARPU Smartfren sekitar Rp 29.000.

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan XL Smart membuat industri jadi efisien dan bergairah. Dari tiga operator papan atas, Telkomsel tetap merajai dengan pangsa pasar 51,8%, XL Smart 25,95?n Indosat 22,25%.

Baca juga: Penataan OTT Asing Dinilai Sebuah Jalan Menuju Ekosistem Digital yang Adil

Indosat dan XL Smart memperebutkan pangsa pasar yang sudah jenuh, tetapi kesempatan lebih terbuka untuk XL Smart. Selain proses integrasi 53.000 BTS ada kewajiban pemerintah membangun 8.000 BTS baru di kawasan yang masih langka layanan seluler.

Tambahan sekitar 61.000 BTS di seluruh Indonesia berpeluang menambah jumlah pelanggannya dengan lebih dari 15 juta. Peluang besar justru dari penambahan pelanggan di perkotaan, khususnya di wilayah bisnis dan wilayah padat.

Spektrum unggulan

Kepadatan kawasan bisnis dan padat penduduk bisa terurai dari pengoperasian spektrum frekuensi 2300 MHz selebar 40 MHz yang berteknologi TDD milik XL Smart. Teknologi ini, time division duplexing, menggunakan frekuensi yang sama untuk unduh dan unggah, sementara teknologi lain, FDD (frequency division duplexing) menggunakan frekuensi berbeda untuk unduh dan unggah.

Pemanfaatan frekuensi tinggi memberi peluang perbanyakan kapasitas, karena sifat frekuensi yang makin tinggi jangkauannya makin sempit. Kelebihan itu membuat pada satu kawasan, keberadaan BTS 2300 MHz bisa berlipat kali lebih banyak dibanding BTS 2100 MHz ke bawah.

Selain XL Smart pemilik spektrum 2300 MHz hanya Telkomsel dari hasil lelang selebar 50 MHz. Indosat hanya punya frekuensi di spektrum 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz, rentang frekuensi yang juga dimiliki Telkomsel dan XL Smart.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved