Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Paus Fransiskus Wafat

Kesederhanaan yang Menggugat

Menggugat menimbulkan sebuah alur pemikiran mengapa, bagaimana dan apa buahnya

Editor: Eko Sutriyanto
dok pribadi
PAUS FRANSISKUS WAFAT - Pastor Yosafat Ivo OFMCap menilai Paus Fransiskus dikenal dengan kesederhanaan bahkan banyak testimoni dari tokoh yang mengatakan Paus u berjalan bersama dengan kesederhanaan. 

Kunjungan Paus ke Indonesia sekitar tanggal 03–06 September 2024 yang lalu, menarasikan sebuah refleksi mendalam dan menohok agar kita semua (baik pemimpin agama, pejabat negara dan umat) membudayakan hidup sederhana.

Para pejabat pemerintahan dengan sarana mewah mencerminkan jauh dari kesederhanaan.

Kunker selalu dengan pesawat nomor satu dengan tempat duduk first class padahal di belakang mereka duduk rakyat yang hanya bisa melihat betapa nyamannya mereka duduk sambil ditemani makanan dan minuman.

Budaya konsumtif pejabat inilah menyebabkan mereka kerap jatuh dalam korupsi.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador salah satu presiden yang sederhana dan kerap bepergian dengan pesawat komersil.

Ia pernah ditanya mengapa lebih suka pergi dengan pesawat komersil dan duduk di kelas ekonomi?

Presiden Meksiko menjawab, “saya tidak tega duduk di first class sementara rakyatku yang menggajiku duduk di kelas ekonomi."

"Saya ingin bepergian bersama rakyat dengan fasilitas yang sama dan kami bisa bercengkerama."

Apa energi positif dari kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang berwajah kesederhanaan, keramahan dan kerendahan hati?

Tentu kita bisa menyarikan satu hal yang pasti relevan dengan gaya hidup kita saat ini baik pejabat publik, tokoh agama dan umat.

Kita barangkali kerap jatuh dalam gaya hidup mewah alias berpoya-poya.

Kita sering melihat gaya hidup mewah pejabat yang pamer di publik.

Dengan tanpa sungkan memamerkan kemewahan di medsos.

Termasuk juga keluarganya (anak dan isterinya) yang tidak segan menunjukkan atribut kemewahan dan mahal.

Kita beralih ke pejabat atau tokoh agama yang juga jauh dari kesederhanaan, mulai dari jam tangan seharga ratusan juta, kendaraan yang luxurious.

Sama halnya dengan kebanyakan masyarakat kita yang jauh dari kesederhanaan.

Kecenderungan belanja dan memiliki barang-barang mewah sudah mulai menghinggapi masyarakat kita pada zaman sekarang.

Pergi ke mal, makan di restoran mewah dan membeli barang-barang yang berharga mahal, bukan karena butuh tetapi karena keinginan semata.

Apa yang ditunjukkan Paus Fransiskus menyangkut kesederhaan yang tulus jelas menggungat kita.

Keugaharian yang ditampakkan oleh beliau walaupun tidak melalui verbal jelas menggugat cara dan gaya hidup kita.

Kita boleh belajar dari apa yang ditinggalkan oleh Sri Paus bagi kita pada saat kunjungannya ke Indonesia.

Yesus tidak mencela kekayaan dan orang kaya, tetapi Ia mengkritik orang kaya yang dengan gaya hidup dan kekayaannya mengabaikan orang miskin.

Sebab di mana hartamu berada di situ hatimu berada (Matius 6:21).

 

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved