Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Paus Fransiskus Wafat

Kesederhanaan yang Menggugat

Menggugat menimbulkan sebuah alur pemikiran mengapa, bagaimana dan apa buahnya

Editor: Eko Sutriyanto
dok pribadi
PAUS FRANSISKUS WAFAT - Pastor Yosafat Ivo OFMCap menilai Paus Fransiskus dikenal dengan kesederhanaan bahkan banyak testimoni dari tokoh yang mengatakan Paus u berjalan bersama dengan kesederhanaan. 

Oleh : Pastor Yosafat Ivo OFMCap

TRIBUNNERS - Kesederhanaan yang menggugat.

Saya tidak menggunakan kata menggugah tetapi menggungat.

Kata menggugah kemungkinan akan memberikan sebuah refleksi kekaguman dan keterharuan saja.

Kekaguman yang tidak produktif.

Sedangkan menggugat menimbulkan sebuah alur pemikiran mengapa, bagaimana dan apa buahnya.

Maksudnya menggungat diri sendiri berkaca dari kesederhanaan yang dihidupi dan diharapkan oleh St Fransiskus Asisi.

Kita menggungat cara berpikir kita, cara berperilaku dan gaya hidup kita.

Baca juga: Paus Fransiskus Wafat, Empat Pertandingan Sepak Bola Liga Serie A Italia Dijadwal Ulang

Kita menggungat pola hidup kita sendiri melalui kesederhanaan Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus dikenal dengan kesederhanaan.

Bahkan banyak testimoni dari tokoh yang mengatakan Paus Fransiskus selalu berjalan bersama dengan kesederhanaan.

Kesederhanaan adalah teman akrabnya.

Hidup sederhana ini bukanlah muncul begitu saja.

Doktrin kearifan ini sudah tertanam baik dalam keluarga.

Ayahnya sudah membiasakan agar dalam keluarganya kesederhanaan itu menjadi patron mereka.

Saat masih sebagai kardinal tinggal di negara asalnya, Argentina, pria bernama lengkap Jorge Mario Bergoglio itu juga lebih memilih menempati flat sederhana dan masak sendiri makan malamnya.

Saat terpilih menjadi paus tahun 2013, Paus Fransiskus membuat sebuah kejutan.

Beberapa kardinal ingin menyambut dan memberikan selamat.

Yang dinanti tidak kunjung tiba.

Para kardinal fokus dengan mobil khusus yang telah disediakan untuknya.

Tidak disadari Paus Fransiskus yang baru terpilih sudah ada di tengah-tengah mereka.

Baca juga: Wasiat Paus Fransiskus: Minta Dimakamkan di Santa Maria Maggiore Pakai Peti Kayu Sederhana

Ia menumpang bus bersama rombongan kardinal lain.

Setelah menjadi paus, Fransiskus memilih untuk tidak tinggal di Istana Vatikan tetapi justru di luar, bersama komunitas fungsionaris.

Keputusannya ini tentu membuat kaget lantaran ia menjadi Paus pertama dalam seratus tahun terakhir yang memilih tinggal di luar Istana Vatikan.

Sejak kepemimpinan Paus Pius X pada awal abad ke-20, setiap Paus dapat menghuni sebuah apartemen penthouse megah yang terdiri dari ratusan kamar dengan pemandangan menghampar di mana mata bebas meneropong ke seluruh penjuru Roma.

Paus Fransiskus merasa cukup dengan penginapan bergaya hotel dengan dua kamar berangkai sederhana di sisi Basilika Santo Petrus itu.

Kardinal yang juga adalah Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal menegaskan Paus Fransiskus memutuskan tinggal bersama sebagai satu komunitas menegaskan sebuah simbolik bahwa Paus Fransiskus ingin mengubah mindset (pola) makna sebuah pemimpin (raja) yang "tidak tersentuh" menuju kepemimpinan yang servant leadership atau kepemimpinan yang melayani.

MEGAWATI BERTEMU PAUS- Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus di Istana Apostolik, Vatikan, Jumat (7/2/2025) sore, waktu setempat. Dalam kesempatan itu, Megawati menyerahkan sebuah lukisan Bunda Maria yang dipigura dengan tinggi 176 cm dan lebar 120 cm kepada Paus Fransiskus. (Dokumentasi PDIP Untuk Tribun)
MEGAWATI BERTEMU PAUS- Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus di Istana Apostolik, Vatikan, Jumat (7/2/2025) sore, waktu setempat. Dalam kesempatan itu, Megawati menyerahkan sebuah lukisan Bunda Maria yang dipigura dengan tinggi 176 cm dan lebar 120 cm kepada Paus Fransiskus. (Dokumentasi PDIP Untuk Tribun) (Dokumentasi PDIP Untuk Tribun)

Selain itu, Paus Fransiskus memilih mengenakan sepatu hitam, bukan merah seperti tradisi kepausan Gereja Katolik.

“Beliau selalu memakai sepatu berwarna hitam dan ada garis-garisnya."

"Itu artinya sudah dipakai lama dan terkondisi sudah tua dan usang."

Itulah juga yang menginspirasi Paus memilih nama St. Fransiskus Asisi, si miskin.

Ia bukan hanya miskin, ia memiskinkan dirinya dan memeluk kemiskinan itu.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, sikap Paus Fransiskus yang sederhana patut menjadi keteladanan dan contoh para pemimpin di tingkat nasional ataupun global (Kompas.com 04 September 2024).

Sejak berkunjung ke Indonesia kesederhanaan Paus Fransiskus semakin mencuat ke permukaan.

Pesawat komersil yang ditumpangi, tinggal di kedutaan Vatikan dan bukan di hotel mewah, tumpangan selama di Indonesia yang adalah Innova Zenix, jam tangan Casio seharga kisaran Rp174.000 dan yang lain menjadi sajian menu hampir semua pembicaraan di media dan elemen masyarakat serta pejabat publik.

Di sinilah muncul sebuah kesederhanaan yang menggugat.

Kepantasan untuk mendapat keistimewaan tidak dimanfaatkan oleh Sri Paus.

Fasilitas sebagai kepala negara tidak digunakan.

Paus Fransiskus justru ingin memilih yang terbaik untuknya yakni sederhana, sederhana dan sederhana yang tidak akan diambil daripadanya.

Ia bukan mau menikmati rasa nyaman tetapi ia memilih kesederhanaan untuk mendekati semua kalangan.

Sikap tulus ini menggugat gaya hedon banyak pihak mulai dari pejabat pemerintahan, pejabat Gereja dan termasuk umat.

Baru-baru ini di hadapan kita banyak disajikan melalui media menu gaya hidup mewah dari pejabat yang sungguh miris.

Dengan penuh kenikmatan mengabadikan kemewahan itu (flexing) ke publik; menggunakan jet pribadi, menginap di hotel sangat mewah, makan sajian roti seharga Rp400.000, belanja ratusan juta, jam tangan Rolex, tas Hermes, dan lain-lain.

Mungkin kalau fakta ini tidak sampai ke publik, gaya hedon itu barangkali dianggap biasa saja.

Tetapi aspek moral di sana sungguh menggugat hati nurani.

Kunjungan Paus ke Indonesia sekitar tanggal 03–06 September 2024 yang lalu, menarasikan sebuah refleksi mendalam dan menohok agar kita semua (baik pemimpin agama, pejabat negara dan umat) membudayakan hidup sederhana.

Para pejabat pemerintahan dengan sarana mewah mencerminkan jauh dari kesederhanaan.

Kunker selalu dengan pesawat nomor satu dengan tempat duduk first class padahal di belakang mereka duduk rakyat yang hanya bisa melihat betapa nyamannya mereka duduk sambil ditemani makanan dan minuman.

Budaya konsumtif pejabat inilah menyebabkan mereka kerap jatuh dalam korupsi.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador salah satu presiden yang sederhana dan kerap bepergian dengan pesawat komersil.

Ia pernah ditanya mengapa lebih suka pergi dengan pesawat komersil dan duduk di kelas ekonomi?

Presiden Meksiko menjawab, “saya tidak tega duduk di first class sementara rakyatku yang menggajiku duduk di kelas ekonomi."

"Saya ingin bepergian bersama rakyat dengan fasilitas yang sama dan kami bisa bercengkerama."

Apa energi positif dari kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang berwajah kesederhanaan, keramahan dan kerendahan hati?

Tentu kita bisa menyarikan satu hal yang pasti relevan dengan gaya hidup kita saat ini baik pejabat publik, tokoh agama dan umat.

Kita barangkali kerap jatuh dalam gaya hidup mewah alias berpoya-poya.

Kita sering melihat gaya hidup mewah pejabat yang pamer di publik.

Dengan tanpa sungkan memamerkan kemewahan di medsos.

Termasuk juga keluarganya (anak dan isterinya) yang tidak segan menunjukkan atribut kemewahan dan mahal.

Kita beralih ke pejabat atau tokoh agama yang juga jauh dari kesederhanaan, mulai dari jam tangan seharga ratusan juta, kendaraan yang luxurious.

Sama halnya dengan kebanyakan masyarakat kita yang jauh dari kesederhanaan.

Kecenderungan belanja dan memiliki barang-barang mewah sudah mulai menghinggapi masyarakat kita pada zaman sekarang.

Pergi ke mal, makan di restoran mewah dan membeli barang-barang yang berharga mahal, bukan karena butuh tetapi karena keinginan semata.

Apa yang ditunjukkan Paus Fransiskus menyangkut kesederhaan yang tulus jelas menggungat kita.

Keugaharian yang ditampakkan oleh beliau walaupun tidak melalui verbal jelas menggugat cara dan gaya hidup kita.

Kita boleh belajar dari apa yang ditinggalkan oleh Sri Paus bagi kita pada saat kunjungannya ke Indonesia.

Yesus tidak mencela kekayaan dan orang kaya, tetapi Ia mengkritik orang kaya yang dengan gaya hidup dan kekayaannya mengabaikan orang miskin.

Sebab di mana hartamu berada di situ hatimu berada (Matius 6:21).

 

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved