Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Paus Fransiskus Wafat

Kesederhanaan yang Menggugat

Menggugat menimbulkan sebuah alur pemikiran mengapa, bagaimana dan apa buahnya

Editor: Eko Sutriyanto
dok pribadi
PAUS FRANSISKUS WAFAT - Pastor Yosafat Ivo OFMCap menilai Paus Fransiskus dikenal dengan kesederhanaan bahkan banyak testimoni dari tokoh yang mengatakan Paus u berjalan bersama dengan kesederhanaan. 

Itulah juga yang menginspirasi Paus memilih nama St. Fransiskus Asisi, si miskin.

Ia bukan hanya miskin, ia memiskinkan dirinya dan memeluk kemiskinan itu.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, sikap Paus Fransiskus yang sederhana patut menjadi keteladanan dan contoh para pemimpin di tingkat nasional ataupun global (Kompas.com 04 September 2024).

Sejak berkunjung ke Indonesia kesederhanaan Paus Fransiskus semakin mencuat ke permukaan.

Pesawat komersil yang ditumpangi, tinggal di kedutaan Vatikan dan bukan di hotel mewah, tumpangan selama di Indonesia yang adalah Innova Zenix, jam tangan Casio seharga kisaran Rp174.000 dan yang lain menjadi sajian menu hampir semua pembicaraan di media dan elemen masyarakat serta pejabat publik.

Di sinilah muncul sebuah kesederhanaan yang menggugat.

Kepantasan untuk mendapat keistimewaan tidak dimanfaatkan oleh Sri Paus.

Fasilitas sebagai kepala negara tidak digunakan.

Paus Fransiskus justru ingin memilih yang terbaik untuknya yakni sederhana, sederhana dan sederhana yang tidak akan diambil daripadanya.

Ia bukan mau menikmati rasa nyaman tetapi ia memilih kesederhanaan untuk mendekati semua kalangan.

Sikap tulus ini menggugat gaya hedon banyak pihak mulai dari pejabat pemerintahan, pejabat Gereja dan termasuk umat.

Baru-baru ini di hadapan kita banyak disajikan melalui media menu gaya hidup mewah dari pejabat yang sungguh miris.

Dengan penuh kenikmatan mengabadikan kemewahan itu (flexing) ke publik; menggunakan jet pribadi, menginap di hotel sangat mewah, makan sajian roti seharga Rp400.000, belanja ratusan juta, jam tangan Rolex, tas Hermes, dan lain-lain.

Mungkin kalau fakta ini tidak sampai ke publik, gaya hedon itu barangkali dianggap biasa saja.

Tetapi aspek moral di sana sungguh menggugat hati nurani.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved